Relasi Iman Kepada Juru Selamat dan Kemenangan Al-Quds
Syaban dan Ramadan adalah dua bulan yang berkaitan erat satu sama lain. Bulan Syaban bulan kelahiran Imam Mahdi afs tepat di pertengahan bulan. Menjadi pengingat pentingnya keimanan kepada seorang Imam. Mengingat kembali bahwa barangsiapa meninggal sementara dia tidak mengenal imam zamannya maka meninggal dalam keadaan jahiliah. Melewatkan pertanyaan man imamuka siapa imam (yang menjadi) pemimpinmu (semasa hidup didunia). Atribut yang menghantar untuk mengenal manusia-manusia suci ahlul bait sebagai padanan Quran yang tidak tergantikan. Bulan syaban bukan hanya sekedar sebagai muqadimah menuju bulan suci ramadhan. Apalah arti bulan Ramadhan jika dilalui tanpa mengenali Imam Zaman yang menjadi pimpinan utama alam semesta.
Iman dan keyakinan terhadap Imam Zaman, selanjutnya kita sebut sebagai mengimani mahdawiyah adalah satu hal yang tidak terbantahkan. Terhubung erat dengan keyakinan terhadap kewujudan Tuhan, Keesaan Tuhan, Keadilan Tuhan, Keberadaan Nabi sebagai utusan, serta hari kiamat. Sebuah rangkaian yang tidak mungkin dipisah-pisahkan. Dalil aqli, dalil fitrah, dalil naqli sudah dipaparkan di berbagai tempat membuktikan bahwa hal ini tidak terbantahkan dan terbukti layak untuk diterima dengan akal yang bersih.
Keyakinan kepada mahdawiyah memiliki implikasi pada keyakinan bahwa dunia ini pasti akan berada dalam kehidupan adil. Kehidupan dibawah kepeimpinan Imam Mahdi afs. Keberadaan Israel sebagai penjajah yang mengakuisisi tanah milik bangsa Palestina jelas bertentangan dengan kehidupan keadilan yang dijanjikan Allah ini. Al Quds harus terlepas dari cengkeraman rezim pencuri ‘israel’. Kembali kepada pangkuan Umat Islam.
Perjuangan berbagai pihak untuk menentang penindasan ‘israel’ adalah percik-percik yang akan menjadi besar dan melebar. Menyulut kemenangan besar kebenaran atas kezaliman dimuka bumi. Al-Quds adalah harga mati dimata ‘zionis’, Amerika, Inggris dan sekutu-sekutunya. Mereka akan menghalalkan segala cara demi menjaga ego dan keangkuhan mereka. Dana besar-besaran akan mereka kucurkan demi menjaga ‘zionis israel’. Kenyataan ini harus menjadi pemicu dan menyadarkan Umat Islam untuk ber-iyakanabudu.[1] Bukan a’budu semata. Membuat umat Islam seluruhnya bersatu dan fokus untuk membebaskan AlQuds dari cengkeraman rezim pencuri.
Tan Malaka (1897-1949) berkata: “Tuan rumah tidak akan berunding dengan maling yang menjarah rumahnya”.
Ucapan dari salah satu guru, pemikir dan pahlawan nasional Indonesia ini sangat berharga. Sudah sepantasnya bangsa Palestina tidak perlu melakukan perundingan dengan ‘israel’ sebagai maling yang telah dan masih terus menjarah bangsa mereka. Kezaliman kepada bangsa yang paling pertama mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia ini harus segera dihapuskan. (“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan”[2]) Prinsip bangsa Indonesia untuk membela bangsa Palestina harus terus digelorakan tanpa henti hingga bangsa ini merdeka dan terlepas dari penjajahan di era modern ini. Bukan hanya kemerdekaan Palestina, bangsa Indonesia berprinsip bahwa semua bangsa di muka bumi berhak untuk menjad bangsa merdeka. Tidak dikekang penjajah dengan berbagai kezaliman yang mereka lakukan.
Para pecinta Imam Mahdi afs sudah semestinya berada dibarisan ini. Menjadi penyeru keadilan bagi bangsa Palestina. Penjajahan kepada bangsa palestina dilakukan secara kasar dan menggunakan sistem. Penghapusan peta negara Palestina harus menjadi cemeti bagi Umat Islam. Bahwa sistem pendukung penjajah ‘israel’ tidak bermain-main, mereka bersungguh-sungguh untuk memenangkan ‘israel’ dengan segala kezaliman yang mereka lakukan. Kezaliman mereka kepada bangsa Palestina itu nyata dan terlihat disekitar kita dampaknya. Segala hal mereka lakukan demi tujuan busuk mereka itu. Amerika dengan memindahkan kedutaan besar mereka untuk ‘israel’ di Yerusalem harus menampar kesadaran Umat Islam.
Ketika membeli peta dunia di toko-toko untuk anak-anak di rumah, orang tua harus menjelaskan khusus bahwa ada yang salah dengan peta yang dibeli itu, perlu diberitahukan bahwa ada sebuah bangsa yang tertindas bahkan peta negara itu dihapus oleh penguasa zalim demi menggapai tujuan busuk mereka. Negara itu adalah Palestina.
Mencetak peta dunia secara mandiri merujuk pada peta sebelum peta negara Palestina dihapus tentu lebih bijak bagi anak-anak. Penghapusan peta Negara Palestina adalah kenyataan yang harus ditolak. Semestinya ‘israel’ yang dihapuskan karena memang sejak awal tidak pernah memilik satu meter pun tanah bagi negara boneka yang mereka rekayasa.
Umat Islam harus bangkit bersama. Mendukung bangsa Palestina dan mengutuk Amerika, Inggris dan semua pihak yang menjadi pendukung negara arogan ini.
Hari Quds internasional yang digawangi Imam Khomeini dari Teheran Iran beberapa tahun silam. Merupakan momen yang tidak hanya khusus dimiliki pecinta Ahlul Bait, hari jumat setiap akhir ramadhan ini adalah momen milik umat Islam dan bahkan milik umat manusia seluruhnya. Sebab yang terjadi di Palestina hingga detik ini adalah simbol dan bentuk nyata penghinaan pada nilai-nilai kemanusiaan.
Semua orang yang meyakini adanya juru selamat. Mereka juga meyakini bahwa dunia ini pasti akan diperintah pemerintahan adil dan meniadakan kezaliman di muka bumi.
Sudah selayaknya mereka juga bergabung bersama menjadi pendukung atas kemerdekaan bangsa palestina, mendukung terbebasnya bangsa-bangsa yang terjajah diseluruh muka bumi.
[1] Iyyakana’bud wa iyaka nasta’in, hanya kepada engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami meminta pertolongan.
[2] Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 1.