Sekjen PBB Peringatkan Tragedi Yaman
Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres di konferensi negara-negara penyadang dana Yaman di Jenewa menyatakan, akibat kondisi kemanusiaan setiap hari lebih dari 50 anak-anak Yaman akan meninggal dunia.
Sekjen PBB mengingatkan, “Kita harus segera bertindak menyelamatkan rakyat Yaman.”
Di sisi lain, Arab Saudi dengan kebijakan agresinya dan blokade Yaman menjadi pemicu krisis di Sanaa. Saudi di Konferensi Jenewa yang digelar hari Selasa (25/4) menyatakan akan mengalokasikan 150 juta dolar sebagai bantuan kemanusiaan bagi Yaman.
Dengan aksi penipuan publik seperti bantuan tak seberapa kepada Yaman dan lebih terkesan propaganda, Arab Saudi berencana menyelewengkan opini publik dari realita bahwa Riyadh adalah pelaku kejahatan terhadap rakyat Yaman dan pihak yang membuat warga negara miskin Arab ini mengalami tragedi kemanusiaan.
Sementara statemen sekjen PBB terkait kondisi mengenaskan dan tragedi rakyat Yaman, khususnya anak-anak serta peringatan berbagai organisasi internasional soal krisis kemanusiaan di Yaman akibat eskalasi serangan Arab Saudi ke negara ini menunjukkan kedalaman krisis kemanusiaan di negara Arab miskin tersebut.
Di atmosfer seperti ini, sekedar kekhawatiran PBB atas eskalasi kejahatan terhadap Yaman tidak akan mengurangi tanggung jawab organisasi ini untuk mencegah kejahatan Riyadh, namun harapan terhadap PBB untuk mencegah tragedi yang ditimbulkan Arab Saudi di Yaman semakin tinggi.
Arab Saudi dengan lampu hijau Amerika Serikat melancarkan serangan udara dan artileri ke Yaman sejak 26 Maret 2015. Selama agresi tersebut selain infrastruktur penting negara ini hancur, lebih dari 12 ribu warga termasuk perempuan dan anak-anak tewas.
Dalam hal ini kelalaian pejabat PBB menyikapi Riyadh mendorong kejahatan Arab Saudi di Yaman dan pembantaian rakyat tak berdosa khususnya anak-anak Yaman terus berlanjut. Dalam koridor ini, langkah mantan Sekjen PBB, Ban Ki-moon mencoret Arab Saudi dari list pelanggar hak anak juga memainkan peran signifikan atas kecongkakan negara kaya minyak ini melanjutkan kejahatannya. Sementara langkah PBB mencoret Arab Saudi dari list pelanggar hak anak dilakukan untuk menutupi tragedi rezim ini terhadap anak-anak.
PBB melalui kebijakan kontroversialnya, dari satu sisi mengecam kejahatan Al Saud anti anak-anak dan perempuan dan dari sisi lain, menjegal pengambilan langkah serius terhadap rezim anti HAM sehingga tidak mampu mencegah berlanjutnya kejahatan Riyadh di Sanaa. Hal ini menunjukkan kepatuhan PBB di bawah dollar Arab Saudi dan kekuatan politik Amerika Serikat.
Poin penting di sini adalah Arab Saudi dengan mengobarkan kejahatan di Yaman merupakan bukti nyata dari kejahatan perang. Meski demikian, Arab Saudi baru-baru ini dengan dukungan kekuatan Barat, kembali menjadi anggota Dewan HAM PBB. Padahal penunjukan Arab Saudi sebagai salah satu anggota Komisi Perempuan PBB beberapa hari lalu menuai proses keras dari berbagai kelompok pembela HAM.
Berbagai media internasional selama beberapa hari terakhir melaporkan bahwa Dewan Ekonomi dan Sosial PBB melalui sebuah voting meloloskan keanggotaan Arab Saudi di Komisi Perempuan PBB. Tak diragukan lagi langkah PBB ini membawa pesan bagi Riyadh sehingga Arab Saudi dengan leluasa melanjutkan kejahatannya di Yaman dalam membantai anak-anak dan perempuan serta pelanggaran luas hak berbagai lapisan masyarakat Arab Saudi sendiri.
sumber http://parstoday.com/id/news/world-i36670-sekjen_pbb_peringatkan_tragedi_yaman