Alumni Memiliki Peran dan Tugas dalam mengenalkan Ajaran Ajaran Ahlul Bait
Wawancara dengan Senior ; Ustadz Fathoni Hadi
BI ; Bagaimana pandangan Ustadz dalam kaitannya dengan peran alumni IKMAL ?
Tak dapat diingkari bahwa pada dasarnya setiap alumni memiliki peran dan tugas dalam mengenalkan ajaran-ajaran Ahulbait as. Kendati mayoritas mereka tidak memiliki wadah baik berupa majlis talim atau lembaga pendidikan formal maupun non formal, mereka harus tetap terus berupaya mengenalkannya yang tentu saja akan lebih baik berperan secara terarah dengan wadah lembaga. Sebagian besar dari mereka berdakwah tidak hanya di kalangan pengikut Ahlulbait as saja, tetapi juga di tengah masyarakat Ahlisunnah. Kalau hal ini terus dikembangkan maka peran dan tugas para alumni akan lebih berhasil dalam mengenalkan ajaran Ahlulbait as, apalagi dakwah yang dibarengi perilaku santun akan lebih mengena dalam masyarakat. Oleh karena itu, sebelum berdakwah ke masyarakat, kita mesti telah membina diri sendiri dan keluarga lebih dulu, sehingga mereka melihat kita sebagai mubaligh santun, bertutur kata dengan lembut dan berakhlak mulia.
Pendek kata, kita dapat menjadi tolok ukur bagi masyarakat sebagaimana yang disabdakan Imam Ali bin Abi Thalib as: “ Jadikanlah dirimu sebagai tolok ukur bagi yang lain, berbuatlah sesuatu yang menggembirakan orang lain sebagaimana engkau mengharapkannya untukmu, janganlah berbuat sesuatu yang tak engkau inginkan orang lain melakukannya kepadamu, janganlah berlaku aniaya sebagaimana engkau tidak suka dianiaya, berbuatbaiklah kepada selainmu sebagaimana engkau ingin orang lain melakukannya kepadamu, cegahlah dirimu dari perbuatan mungkar sebagaimana engkau tak ingin orang lain berbuat itu kepadamu, berbuatlah sesuatu yang merelakan manusia agar ia juga berbuat sesuatu yang merelakan dirimu dan janganlah engkau berbicara tentang sesuatu yang tidak engkau ketahui bahkan janganlah kamu utarakan segala sesuatu yang engkau ketahui serta janganlah engkau berbicara sesuatu pembicaraan yang tidak engkau inginkan orang lain berkata itu kepadamu”. (Tuhfah al Uqul, hal 74).
BI: Apakah dakwah yang dilakukan para alumni sekarang ini sudah maksimal ?
Alhamdulillah, para alumni sudah berupaya melakukan yang terbaik sesuai kemampuan mereka dalam berdakwah. Namun demikian, kita tetap mengupayakan semaksimal mungkin mengingat lahan dakwah di Indonesia begitu luas maka andaikan pada masing-maisng daerah ada lembaga pendidikan baik permanen atau tidak, maka akan lebih baik lagi. Terlebih di zaman sekarang ini masing-masing orang semakin sibuk untuk mencari penghasilan, maka dibutuhkan sarana radio, televisi, media elektronik serta cetak lainnya. Hemat saya andai saja para alumni dapat memiliki sarana-sarana tersebut akan sangat membantu memudahkan peran dan tugas dakwah mereka. Para pengikut Ahlulbait as pada umumnya pun dengan mudah dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk lebih memahami ajaran ajaran Ahlulbait as. Seperti program TV Hadi yang dapat dimanfaatkan oleh para pengikut Ahlulbait maupun masyarakat umum.
BI: Sejauh mana peran Hauzah syiah di Indoensia ?
Sebagaimana kita ketahui bahwa ada beberapa Hauzah di Indoensia saat ini, namun belum memadai, mengingat wilayah Indoensia yang sangat luas. Untuk itu, dibutuhkan Hauzah lebih banyak lagi. Betul, mendirikan Hauzah bukan hal sederhana selain dibutuhkan usaha keras juga perlu biaya besar. Oleh karenanya, para alumni hendaknya memaksimalkan peran mereka dan saling bekerjasama dalam mewujudkan hal itu. Sehingga ke depan Hauzah bisa didirikan di berbagai kota di Indonesia.
BI: Apakah saran Ustad, untuk para alumni ?
Pertama; setiap alumni harus mempunyai aktivitas yang dapat menghasilkan finansial disamping berdakwah. Tentunya tidak mudah untuk memulai hal ini untuk itu diperlukan kegigihan dan keseriusan dalam merancang dan mengimplementasikan sebuah program. Karena dengan itu mereka tidak perlu bergantung pada orang lain atau pihak tertentu dalam melakukan aktivitas dakwah.
Kedua; mempererat hubungan silaturahmi di antara sesama alumni dan menjalin komunikasi yang baik dengan lembaga atau orang lain supaya tidak tampak eksklusif seperti melakukan salat berjamaah bersama masyarakat setempat, bergabung dalam salat jumat mereka di mesjid dan bergabung dalam kegiatan sosial yang diadakan masyarakat setempat. Bergabung dalam kegiatan-kegiatan sosial selain lebih dapat mengenal satu sama lain juga menandakan bahwa kita merupakan bagian dari mereka. Manfaat hal ini akan sangat terasa manakala isu negatif tentang mubaligh syiah dihembuskan sementara masyarakat sekitar sudah mengetahui bagaimana kita hidup bersama mereka dan menyaksikan secara langsung sikap dan keperdulian kita terhdapap sesama kaum muslimin.
Ketiga; mampu berkomunikasi baik dengan pihak-pihak seperti para ulama, tokoh masyarakat dan aparat pemerintah sekalipun, sehingga manakala kita ditimpa masalah, dengan sendirinya mereka akan memperhatikan dan membantu kita untuk menyelesaikan masalah tersebut.