ASHABUR RASS
Arrass, dalam istilah bahasa adalah berarti sumur lama. Ada yang mengartikan telaga yang sudah kering airnya. Kemudian dijadikan nama bagi suatu kaum, Kaum Rass.
Terdapat dua ayat di dala al-Quran yang menyebutkan Ashabur Rassi, yaitu pada QS. Al-Furqan:38;
وَعَادًا وَثَمُودَ وَأَصْحَابَ الرَّسِّ وَقُرُونًا بَيْنَ ذَلِكَ كَثِيرًا
“Dan (Kami binasakan) kaum ‘Aad dan Tsamud dan penduduk Rass, dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum- kaum tersebut.”
Dan juga dalam QS.Qaf:12;
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ
“ Sebelum mereka Telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass[1413] dan Tsamud,”
Siapakah yang dimaksud Kaum Rass?
Terdapat hadits yang sangat panjang dari Imam Ali as. mengenai Ashabur Rass. Namun pada tulisan ini, akan disajikan secara ringkas, tanpa mengurangi bobot dan mutu hadits tersebut.
“Kaum Rass adalah sebuah kaum yang menyembah Pohon Sanaubar sejenis pohon pinus, yang dinamai Syah Dirakht (secara bahasa, berarti: raja pohon). Adalah Yafits ibn Nuh yang menanam pohon tersebut pasca topan Nuh as di tepian mata air, yang dikenal dengan sebutan Rousyan Oub. Kaum Rass memiliki dua belas desa yang makmur di tepian sungai (baca:telaga) yang dinamai Rass. Desa-desa tersebut bernama Oban, Odzar, Die, Bahman, Isfand, Farwadin, Ordi Bahsyt, Khordad, Murdad, Tiir, Mihr, dan Syahriwar. Nama-nama desa tersebut oleh Bangsa Persia dijadikan nama-nama bulan dalam penanggalan mereka.
Penduduk desa menyemai tepungsari dan biji pohon pinus tersebut, dan menanamnya di tiap desa. Mereka mengairinya dengan irigasi yang berpusat di Pohon tersebut. Mereka juga mengharamkan diri untuk minum dari air tersebut, baik untuk diri mereka dan ternak mereka. Barang siapa yang meminumnya, maka akan dibunuh. Mereka meyakini, bahwa Pohon pinus adalah Hayat al-ilahiyah (kehidupan ketuhanan), maka terlarang bagi siapapun untuk mengurangi kehidupannya.
Mereka menjadikan sehari dalam satu bulan sebagai hari besar bagi masing-masing desa. Pada hari raya itu, mereka keluar menuju Pohon pinus dengan membawa hewan-hewan kurban, menyembelihnya, dan membakarnya. Ketika asap pembakaran tersebut membubung tinggi, mereka bersujud kepada pohon tersebut, menangis, dan mengadakan permohonan. Syaithan (la’ntullah alaiha) berbicara kepada mereka dari balik pohon….
Bahkan, ketika hari raya tersebut mencapai puncaknya, yaitu hari raya yang mereka sebut Isfandr, mereka merayakannya selama dua belas hari. Seluruh penduduk keluar dengan membawa lebih banyak hewan kurban dan mengadakan penyembahan terhadap pohon pinus. Iblis memberikan janji-janji dan harapan-harapan lebih banyak, tinimbang dari hari raya lainnya.
Setelah kekafiran mereka berlangsung lama, kemudian Allah Swt mengutus seorang Rasul kepada mereka dari Bani Israil dar keturunan Yahuda. Lalu, mengajak kepada kaum Rass untuk menyembah Allah Swt dan meninggalkan kesyirikan. Namun mereka tetap tidak beriman. Kemudian, Rasul tersebut mendoakan jelek kepada pohon tersebut. Tiba-tiba, pohon tersebut menjadi kering dan layu. Setelah mereka menyaksikan hal tersebut, sebagian dari mereka berkata: “Sesungguhnya lelaki ini telah menyihir tuhan (baca:sesembahan) kita”. Sebagian yang lain menimpali: “Sungguh tuhan kita telah murka kepada kita, saat lelaki ini mengajak kepada kekafiran, maka kita tinggalkan dia dan urusan (ajakan)nya”.
Lalu, mereka sepakat untuk membunuh Rasul tersebut. Kemudian mereka menggali sumur yang dalam dan membuang Rasul tersebut ke dalamnya, menutup lubangnya. Mereka mendengar rintihan Rasul tersebut hingga meninggal di dalamnya.
Kemudian Allah swt., menimpakan kepada mereka azab yang pedih, hingga tidak tersisa satupun dari mereka“.
[1] Rass adalah telaga yang sudah kering airnya. Kemudian dijadikan nama suatu kaum, yaitu kaum Rass. mereka menyembah patung, lalu Allah mengutus nabi Syuaib a.s. kepada mereka.