Ibu Negara Iran, Profesor Dr. Jamilah Alamulhuda; Pemikir, Pakar Pendidikan, Aktivis Perempuan, Filsuf dan Mufasir
Euis Daryati, MA ____ Ada yang berbeda dari agenda kunjungan kenegaraan Presiden Republik Islam Iran ke Indonesia pada 23-24 Mei 2023 ini, keikutsertaan Ibu Negara Iran dalam mendampinginya, dan aktif di berbagai kegiatan dalam kunjungan tersebut. Pada awal kedatangannya, Ibu Negara Iran ini disambut oleh Ibu Negara Indonesia, Ibu Iriana dengan mengajaknya berkeliling di Istana Bogor, minum teh bersama dalam suasana kehangatan dan diperlihatkannya beragam budaya dan kekayaan khas Indonesia seperti batik dan lainnya. Mereka adalah dua Ibu Negara yang hebat dan luar biasa.
Di samping itu, Ibu Negara Iran ini bukan hanya sekedar mendampingi Bapak Presiden, namun juga aktif melakukan berbagai kegiatan atau diundang untuk menjadi pembicara di Universitas seperti di UNJ, di organisasi perempuan seperti KOWANI dengan tema “Berbagi Pengalaman Antar Negara untuk Kemajuan Perempuan di Dunia”, menjadi pembicara di CIDES ICMI dengan tema “Merawat Jagat, Membangun Peradaban”, dan lainnya. Tentu hal ini mengundang rasa penasaran ingin lebih mengetahui terkait kehidupannya dan gerakan aktivitasnya di berbagai bidang yang dapat menginspirasi para perempuan lainnya.
Dikutip dari berbagai sumber Bahasa Persia bahwa Prof. Dr. Jamilah disamping sebagai pemikir perempuan, pakar pendidikan, juga sebagai aktivis perempuan yang berusaha bergerak guna memajukan kaum perempuan, juga sangat peduli tentang keluarga.
Kehidupan Keluarga
Prof. Dr. Jamilah Alamulhuda lahir dalam keluarga religius dengan enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang ulama yaitu Ayatullah Ahmad Alamulhuda, Imam Shalat Jumat Kota Suci Masyhad, wakil di Majlis Para Ahli dan Wakil Walifakih. Prof. Dr. Jamilah menikah pada usia 18 tahun dengan Sayyid Raisi dan telah dikaruniai dua orang putri; putri pertama bernama Syarifah Raihana Raisi, lulusan doktoral sosiologi di Universitas Teheran, dan putri keduanya bernama Syarifah Haniah Raisi, seorang Sarjana Fisika di Universitas Teknologi Sharif, keduanya telah menikah dan tinggal di Teheran.
Aktivitas Keilmuan & Jabatan
Intelektual dan keilmuan Prof. Dr. Jamilah tidak dapat diragukan lagi, hal itu dapat dilihat dari sepak terjangnya dalam bidang keilmuan, khususnya pendidikan, juga jabatan-jabatannya dalam bidang pendidikan. Dia memiliki gelar doktor dari Universitas Tarbiat Modares dan saat ini menjadi profesor filsafat pendidikan di Universitas Shahid Baheshti di Teheran.
Beberapa jabatan sebelumnya adalah mantan Kepala Lembaga Penelitian Ilmu Humaniora dan Kepala Komisi Pendidikan Dewan Tertinggi Revolusi Kebudayaan. Dan sekarang menjabat Sekretaris Dewan Transpormasi dan Inovasi Sistem Pendidikan Negara, Kepala Penelitian Studi Dasar Sains dan Teknologi, dan Anggota Fakultas Universitas Shahid Baheshti.
Dia menjadi anggota staf akademik tim penelitian kepemimpinan dan pengembangan pendidikan fakultas ilmu pendidikan dan psikologi Universitas Shadid Baheshti, dan sekarang telah meraih gelar ilmiah profesor. Dia sebagai penanggungjawab pengajaran mata kuliah filsafat pendidikan tinggi, antropologi dalam Islam, metode pengajaran, landasan teoritis manajemen pendidikan, aliran-aliran filsafat dan pandangan-pandangan pendidikan di program doktoral Universitas Shahid Bahesti.
Karya Tulis
Prof. Dr. Jamilah sebagai seorang pemikir telah menuangkan pemikiran-pemikirannya dalam berbagai karya tulis, baik makalah maupun buku yang sebagian bukunya telah diterjemahkan ke dalam bahasa lainnya. Di antara karyanya adalah:
- Falsafe Tarbiyati Nehzate Imam Khomaeni (Filsafat Pendidikan Kebangkitan Imam Khomaeni.)
- Mabani Tarbeyate wa Barnamehrezi (Dasar-Dasar Pendidikan dan Perencanaan)
- Ta’sire Jaryane Rushanfekri dar Sekularizm Tarbeyate Iran (Pengaruh Arus Intelektual dalam Sekularisme Pendidikan Iran).
- Baresie Mabanie Nazari Amozashe Jahan (Analisis Landasan-Landasan Teori Pendidikan Dunia).
- Ta’alie Insan az Didgahe Maulana wa Yaspres (Keluhuran Manusia dalam Pandangan Maulana dam Jaspers).
- Amoze Ketabe Yazdahom Tashayu’ wa Modernite dar Iran Moaser (Pengajaran Buku ke-11; Syiah dan Modernitas Iran Kontemporer).
- Nazarie Islami; Ta’lim wa Tarbiat (Teori Pendidikan Islam Tinjauan Qurani dan Filosofis).
- Andishehaye Rahburdi Zan wa Khanewade (Pemikiran Strategis Perempuan dan Keluarga – 2 jilid).
- Naqshe Jaryan Rushafekri dan Sekularisme Tarbiyati (Peran Arus Intelektual dalam Sekularisme Pendidikan).
Penghargaan
Prof. Dr. Jamilah Alamulhuda telah membuktikan tingkat intelektualisnya dengan meraih beberapa penghargaan berikut di antaranya:
- Sebagai penulis Disertasi Terbaik untuk penulisan Disertasi Doktoral; Tabyine Mahiyate Ta’lim wa Tarbiyate Eslami wa Delalathaye On dar Barname Darsi (Penjelasan Esensi Pendidikan Islam dan Implikasinya dalam Kurikulum).
- Kepala Penelitian Terpilih.
- Direktur Lembaga Penelitian Terpilih.
- Penulis Buku Terpilih oleh Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam untuk buku “Nazarie Islam; Ta’lim wa Tarbiat”, Peneliti Terpilih Universitas Shahid baheshti untuk menulis buku “Tabyine Mabani wa Ulguye Rushd Mubtani bar Didgahe Islam” (Penjelasan Dasar-Dasar dan Model Pertumbuhan Berdasarkan Perspektif Islam) dan lainnya.
Kampanye Politik
Pada saat kampanye untuk pemilihan Presiden Iran, Prof. Dr. Jamilah turut melakukan kampanye politik dalam mendukung pencalonan kepresidenan Sayid Raisi.
Aktivis Perempuan
Prof. Dr. Jamilah bukan hanya bergerak dalam bidang pendidikan, namun juga aktif dalam gerakan perempuan untuk memperbaiki kondisi perempuan. Dalam pidato yang disampaikan dalam Kongres Perempuan Berpengaruh Internasional yang diselenggarakan Wakil Kementerian Bidang Urusan Perempuan Dan Keluarga di Teheran 30 Desember 2022, mengatakan bahwa untuk memperbaiki kondisi perempuan, menghapus diskriminasi gender itu harus bergandengan dengan laki-laki, tidak dapat dilakukan dengan perang, laki-laki dan perempuan saling menyerang.
Bahkan hal yang sama pun disampaikan saat di sela-sela kunjungannya mendampingi Bapak Presiden, berkunjung ke Kantor Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) di Jakarta pada 23 Mei 2023, berbagi cerita dan pengalaman dengan sejumlah pemimpin organisasi perempuan di Indonesia baik secara luring maupun daring. Dia menyatakan bahwa hal yang mendekatkan perempuan Iran dan Indonesia adalah tujuan atau target yang sama, persamaan kondisi yang dihadapi, yaitu mengkhawatirkan anak-anak, putri-putri, dan kaum perempuan.
Juga, yang menyatukan perempuan Iran dan Indonesia adalah sama-sama memiliki kekhawatiran akan perdamaian dan kedamaian dunia, generasi umat manusia, lingkungan hidup, serta kekerasan yang selalu menimpa kaum perempuan dan anak-anak.
Terkait gerakan perempuan, dia mengungkapkan, keberhasilan dan pencapaian dari gerakan perempuan dunia hingga kini masih jauh dari harapan. Dia menilai saat ini terjadi krisis kasih sayang. Upaya mengembalikan perdamaian dan kedamaian dunia harus dimulai kembali dari keluarga, dengan menghidupkan nilai-nilai yang dimiliki, etika, dan budaya. Dia mengingatkan, “persaingan laki-laki dan perempuan tidak akan menghasilkan apa pun.”
Menurut Prof. Dr. Jamilah untuk memperbaiki kondisi perempuan, keluarga, anak-anak maka laki-laki dan perempuan harus bekerjasama dan saling mendukung serta bergandengan tangan.
Dukungan dan kerjasama ini tentunya dimulai dari institusi keluarga, masyarakat hingga negara.
Kunjungan Ke Pesantren Asy-Syafi’iyyah
Di jam lain pada hari Selasa, 23 Mei 2023, Prof. Dr. Jamilah juga melakukan kunjungan ke Pesantren Yatim As-Syafiiyah. Beragam rangkaian acara di lakukan dengan suasana penuh keakraban yang diharapkan membawa keberkahan dan menambah hubungan erat antara bangsa Indonesia dan Iran. Di akhir kunjungan, Prof. Dr. Jamilah berziarah ke makam almarhumah Prof. Tutty Alawiyah yang berada di area Pesantran Yatim Asy-Syafi’iyah.
Launching Buku
Di antara momen penting disela-sela kunjungan Prof. Dr. Jamilah adalah menghadiri launching salah satu bukunya dalam edisi Bahasa Indonesia. Salah satu karya ilmiah yang menunjukkan intelektualitas dan kedalaman ilmunya terpampang dalam buku tersebut, Nazarie Islami; Ta’lim wa Tarbiat (Teori Pendidikan Islam; Tinjauan Qurani dan Filosofis). Launching buku ini diselenggarakan oleh STAI Sadra Jakarta, 23 Mei 2023. Acara ini diselenggarakan secara offline dan online dengan pembanding Profesor Dr. Sururin.
Dalam ungkapannya, Prof. Dr. Jamilah mengatakan sangat bahagia melihat antusias dan sambutan atas launching bukunya, dan mengatakan bahwa bukunya tersebut telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab juga Bahasa Inggris. Namun sambutannya tidak sebesar atas launching bukunya dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Dia juga menyebutkan, bahwa pemikiran Imam Khomeini sangat menginspirasi dirinya dalam menulis buku Teori Pendidikan Islam.
Kunjungan Ibu Negara Iran ke Indonesia, semua sepak terjangnya akan menginspirasi para perempuan, terkhusus perempuan Indonesia dalam berkiprah dan memberikan manfaat bagi keluarga, masyarakat dan negara.
Memberikan Kuliah Umum di Universitas Paramadina
Pada Rabu 24 Mei 2023, Prof. Dr. Jamilah melakukan kunjungan ke Universitas Paramadina untuk memberikan kuliah umum bertema ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’. Acara tersebut diselenggarakan bersama CIDES ICMI, di Auditorium Nurcholish Madjid. Dalam kuliahnya Prof. Dr. Jamilah menyampaikan bahwa Universitas pertama di Iran sudah berusia 120 tahun. Universitas Nisabur tertua di Iran berusia 400 tahun. Namun 100 tahun terakhir universitas-universitas modern sudah mulai dibangun di Iran. Imam Khomeini memerintahkan untuk menyatukan ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Saat ini, lanjutnya, Iran memiliki 6 universitas besar yang pendidikan dan kurikulumnya berbasis agama Islam. Jamileh lantas menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan di Iran.
Dalam lanjutan pembicaraannya menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan agama berjalan beriringan, mampu menjaga kemanusiaan. Lingkungan dan peradaban itu harus dijaga, sebab tidak ada peradaban yang dapat bertahan tanpa adanya ilmu pengetahuan. Kita memiliki dua pilihan, ilmu pengetahuan berjalan terpisah dengan ilmu agama yang dapat merusak peradaban atau ilmu pengetahuan berjalan beriringan dengan ilmu agama dan itu mampu bertahan hingga lama.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina, Fatchiah E Kertamuda, menyatakan kegembiraan atas kehadiran Ibu Negara Iran. Menurutnya, kedatangan Jamileh merupakan suatu kehormatan bagi Universitas Paramadina, juga menyatakan tentang kekuatan dan peran seorang ibu sangat penting bahkan untuk menciptakan perdamaian di dunia.
Fatchiah pun mengatakan Universitas Paramadina membuka kesempatan luas untuk bekerja sama dengan Iran. Sementara itu, Direktur CIDES ICMI Prof. Andi Faisal Bakti menyatakan pentingnya acara ini. Menurutnya, acara ini penting digelar dalam rangka mengajak ke arah kebaikan.
Memberikan Kuliah Umum Di Uiversitas Negeri Jakarta (UNJ)
Di waktu pada Rabu, 24 Mei 2023 Ibu Negara Iran, Prof. Dr. Jamilah juga mengadakan kunjungan ke UNJ untuk mengisi kuliah umum bertajuk “Philosophy of Higher Education.” Rektor UNJ Komarudin mengaku tersanjung dengan kehadiran Jamileh Alamolhuda yang merupakan seorang guru besar pendidikan dari Universitas Tarbiat Modares, Iran. Menurutnya Ibu Negara Iran itu memiliki kiprah yang luar biasa sebagai tokoh pendidikan perempuan yang berpengaruh di dunia.
Rektor UNJ itu pun menambahkan bahwa pemikiran Prof. Dr. Jamilah tentang pendidikan salah satunya tertuang dalam buku yang berjudul “Teori Pendidikan Islam; Tinjauan Qur’ani dan Filosofis” yang memiliki kontribusi penting, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Pokok-pokok pikiran penting Prof. Dr. Jamilah Alamulhuda antara lain pendidikan harus berlandaskan pijakan filosofis yang kokoh dan nilai-nilai transendensi serta meletakkan adab di atas ilmu. Juga menyatakan bahwa muara dari pendidikan ialah terciptanya manusia-manusia yang rasional dan bertaqwa. Selain itu, pendidikan yang bermutu hadir dari keselarasan dan keterpaduan antara rasionalitas dan qalbu.
Menurut Komarudin, pokok-pokok pikiran tersebut sangat penting bagi UNJ sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) penghasil para guru, profesional, dan ahli. Sejalan dengan hal itu, Komarudin merekomendasikan tiga hal dalam mendesain pendidikan masa depan. Pertama, landasan filosofis yang kokoh. Kedua, landasan transendensi–taqwa sebagai tujuan akhir insan pendidikan. Ketiga, landasan kebudayaan atau akar kultural bangsa agar pendidikan tidak lepas dari ciri khas atau identitasnya.
Kuliah umum ini turut dihadiri oleh para pimpinan, senat, dosen, dan mahasiswa di lingkungan UNJ.
Referensi
- https://harfetaze.com/168846/%d8%a8%db%8c%d9%88%da%af%d8%b1%d8%a7%d9%81%db%8c-%d8%ac%d9%85%db%8c%d9%84%d9%87-%d8%b9%d9%84%d9%85-%d8%a7%d9%84%d9%87%d8%af%db%8c-%d9%87%d9%85%d8%b3%d8%b1-%d8%b1%d8%a6%db%8c%d8%b3%db%8c/
- https://www.delgarm.com/bywgrafy-jmylh-lm-alhdy.a238133
- https://www.entekhab.ir/fa/news/711792/
- https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/05/24/ketika-ibu-negara-iran-berbagi-cerita-tentang-perempuan
- https://youtu.be/K5EWtcRWM3o
- https://news.detik.com/berita/d-6737036/ibu-negara-iran-jamileh-alamolhoda-beri-kuliah-umum-di-universitas-paramadina/amp
- https://tekno.tempo.co/read/1729685/ibu-negara-iran-isi-kuliah-umum-di-unj-jalin-kerja-sama-pendidikan-tinggi