Independensi Sumber Dana dan Diversifikasi Program
WAWANCARA DENGAN KETUA IKMAL PERIODE IV MASA BAKTI 2015 – 2018
O. SULAEMAN, M.HUM
BI (Buletin IKMAL) : Bagaimana Anda menilai IKMAL di saat ini?
OS (Otong Sulaeman) : Kongres ke-IV IKMAL bulan Mei lalu menunjukkan bahwa ada kemajuan yang mengembirakan. Banyak pihak yang mengapresiasi penyelenggaraan Kongres. Dari mulai materi, pemateri, efektivitas acara, hingga antusiasme peserta Kongres, semuanya berlangsung di luar prediksi kami. Tentu maksudnya positif. Antusiasme peserta, misalnya. Tadinya kami memprediksi peserta Kongres berada di kisaran 100 orang atau kurang dari itu. Itu didasarkan kepada situasi kongres-kongres IKMAL sebelumnya. Tapi, ternyata, peserta membludak sampai di angka 140-150-an. Akibatnya, berkali-kali konsumsi habis. Biaya juga jelas membengkak, karena selain harus memesan kamar ekstra, panitia juga harus menyiapkan dana transportasi yang lebih besar.
BI : Anda memaknai antusiasme ini seperti apa?
OS : Ini jelas satu pertanda yang sangat positif buat IKMAL sebagai organisasi. Ini menunjukkan bahwa rasa memiliki anggota IKMAL terhadap organisasi ini semakin meningkat. Trend peningkatan rasa memiliki para alumni Jamiatul Mustafa terhadap IKMAL ini bisa dibilang unik. Di negara-negara lain, situasinya bisa disebut berkebalikan. Organisasi alumni yang didirikan umumnya hanya gegap gempita di awal. Lama kelamaan, biasanya organisasi tersebut meredup, entah karena perpecahan atau karena tidak lagi dipedulikan oleh anggotanya. Tapi, di sisi lain, ini menjadi tantangan kepada pengurus yang baru. Antusiasme ini menunjukkan harapan yang tinggi dari para peserta Kongres bahwa organisasi ini akan lebih memberikan manfaat kepada anggotanya.
BI : Jadi, beban tantangan inikah yang Anda rasakan setelah terpilih menjadi Ketua?
OS : Bisa disebut seperti itu. Terpilihnya kembali saya sebagai Ketua tentu adalah sebuah kehormatan. Tapi, yang lebih saya rasakan adalah beratnya beban menjalankan amanat itu. Saya dianggap mampu menjadikan organisasi IKMAL memberikan lebih banyak manfaatnya kepada para alumni. Ini terkadang membuat hati saya kecut.
BI : Mengapa kecut? Bukankah Anda punya pengalaman dalam mengelola organisasi?
OS : Kalau pengalaman organisasi saya kira sifatnya relatif. Apalagi tantangan memimpin IKMAL jelas sangat jauh berbeda dengan tantangan mengelola organisasi semacam OSIS, Himpunan Mahasiswa, Senat Mahasiswa (sekarang BEM), atau bahkan HPI (Himpunan Pelajar Indonesia di Qum, Iran, red). Dulu, ketika aktif di organisasi-organisasi tersebut, saya bisa fokus di organisasi karena aktivitas lainnya, selain berorganisasi “hanya” belajar. Sedangkan sekarang, fokus saya betul-betul terbelah dan terpecah oleh tugas-tugas yang lainnya.
BI : Anda pesimis?
OS : Oh, tidak seperti itu. Segala sesuatu pasti ada tantangannya. Tantangan itu tak semestinya membuat kita jadi pesimis. Yang pasti, antusiasme dan dukungan anggota IKMAL adalah sumber energi yang luar biasa. Saya juga punya para staf yang sangat bisa diandalkan.
BI : Apa pokok-pokok program kegiatan IKMAL periode ini?
OS : Secara umum, ada dua misi besar IKMAL periode sekarang. Pertama, adalah independensi pendanaan. Kalaulah selama ini dana kegiatan IKMAL berasal dari satu sumber saja, pada periode sekarang, saya akan mencoba sekuat tenaga untuk menghilangkan ketergantungan tersebut.
BI : Caranya?
OS : Ada dua cara yang akan kami tempuh secara paralel. Pertama, dengan dengan memperbanyak donatur. Kedua, dengan menjalankan proyek yang memberikan profit. Satu proyek sudah kami buat, yaitu lagu Album Elegi Keluarga Nabi. Ini akan disambung dengan album-album berikutnya. Kami juga berencana menerbitkan beberapa buku, yang juga diharapkan akan memberikan keuntungan finansial. Lalu, kami sekarang sedang menggodok didirikannya koperasi. Pokoknya, kami akan berupaya untuk seproduktif mungkin. Inilah pula yang menjadi misi besar kedua, yaitu diversifikasi program kegiatan yang lebih produktif.
BI : Bisa Anda jelaskan maksud dari produktif?
OS : Iya, pengurus IKMAL periode ini akan memperbanyak kegiatan yang menghasilkan sesuatu; bahasa Farsi-nya “memperbanyak taulidi”.
BI : Bagaimana dengan kegiatan-kegiatan lainnya?
OS : Apa yang telah kami lakukan pada masa bakti kepengurusan yang dulu akan terus kami lanjutkan dan kami tingkatkan. Tidak ada yang dikurangi. Dana tabligh, seminar, perlombaan, diskusi ilmiah, dan yang lainnya, akan tetap kami jalankan. Tapi, untuk periode sekarang ini memang akan ada diversifikasi atau tanawwu’ dalam program kegiatan, dan program-program yang baru tersebut diharapkan berupa program yang menghasilkan sesuatu.
BI : Apa saja program-program baru tersebut?
OS : Sebagiannya sudah saya sampaikan di atas. Untuk detailnya, nanti akan kami sampaikan via jaringan komunikasi yang sudah kita punya.