Matematika dalam Quran
Matematika menjadi ilmu dasar yang sangat penting. Sebelum belajar ilmu logika dan filsafat semestinya pernah belajar ilmu ini terlebih dahulu.
Matematika mengajari cara dan rumus dasar berhitung dan menghitung. Lebih dari itu matematika mengajari cara menemukan rumus atas sebuah perhitungan.
Pada kesempatan ini coba kita telisik apakah dalam Quran ada sebuah perhitungan atau tidak. Susunan dari Alquran sendiri apakah ada sebuah keteraturan dari sisi perhitungan atau tidak.
Beberapa ayat dapat menjadi sample, seperti ayat pembagian waris. Jumlah huruf dari masing-masing ayat. Jumlah ayat dalam sebuah surat terkait sebuah makna dll. Menelisik apakah ada keteraturan dari penulisan Alquran atau tidak mengingat kitab ini menyebut diri sebagai kitab pemberi petunjuk dan dikirim dari Zat Yang Maha Teratur.
Kata bilangan dalam Quran:
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu[1] dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa[2].
Disini disebutkan bahwa bilangan bulan sesuai dengan agama Islam adalah 12 bulan. Bulan dalam Islam menggunakan parameter perputaran bulan mengelilingi matahari. Karena parameter ini sehingga terpaut beberapa hari dengan perhitungan tahun menggunakan parameter perputaran bumi mengelilingi matahari.
Dalam matematika, perhitungan tentang bulan, jumlah hari dalam seminggu, sebulan dan setahun juga menjadi materi pembahasan. AlQuran sendiri menyebut-nyebut bahwa Allah menjadikan adanya malam dan siang sehingga manusia bisa mengerti perhitungan.[3] Ketika seseorang mengetahui bilangan tahun secara otomatis bisa mengerti bilangan lebih kecil yaitu perhitungan bulan, minggu dan hari.
Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[4].
Terlihat jelas disini bahwa perhitungan angka dan bilangan sangatlah penting.
Dalam Islam sendiri hari yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Hari Jum’at disebut sebagai sayidul ayam, rajanya hari, hari yang paling bagus. Pada tanggal (angka) tertentu hari-hari diharamkan berpuasa seperti ketika hari raya idul fitri dan idul adha, ada juga yang diwajibkan berpuasa seperti ketika bulan ramadhan tiba, jumlah hari juga tertentu tidak lebih dari tiga puluh hari. Islam sangat akrab dengan berbagai perhitungan.
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. [5]
Berbicara matematika, didalamnya kita juga berbicara masalah perhitungan waktu, dalam ayat diatas disinggung waktu berupa tahun, ini menjadi pelajaran bahwa umat islam khususnya dan manusia pada umumnya perlu memiliki perhitungan dalam hidup, mewujudkan perhitungan itu dalam bentuk perencanaan. Hidup yang dilalui dengan penuh perencanaan dan ini berarti didukung karena ada sebuah tujuan maka akan menjadi lebih bermakna. Hidup tidak hanya tidur, bangun, makan, bekerja, punya anak dan tidur lagi. Sepanjang hidup dilakukan dalam satu perhitungan demi menggapai sebuah tujuan mulia.
Matematika dan Hauzah Ilmiah Najaf
Hauzah adalah pesantren. Hauzah ilmiah Najaf juga sama. Sebelumnya hauzah Najaf juga menjadikan pelajaran matematika sebagai salah satu materi wajib. Semua pelajar hauzah wajib mempelajari matematika sebagai bagian dari ilmu dasar.
Pelajaran Matematika sangat penting sebagai dasar ilmu mantiq (logika) dan ilmu filsafat. Jadi tidak aneh jika waktu itu matematika dijadikan sebagai materi wajib bagi para santri di Najaf Irak.
Kesimpulan
Alquran bukan buku ilmu pengetahuan termasuk ilmu matematika, tapi di dalamnya banyak contoh nyata perhitungan matematika terapan. Bentuk nyata penggunaan ilmu matematika seperti ilmu waris, perhitungan tahun, bulan dll.
Alquran juga ada pembahasan tentang matematika karena kenyataannya matematika menjadi media hidayah bagi semua termasuk para pecinta matematika. Para pecinta matematika juga memiliki hak mendapat hidayah melaluli matematika yang ada di dalam Alquran.
[1] Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan melakukan peperangan.
[2] Surah At-Taubah: 36.
[3] Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan. Surah Isra’: 12.
[4] Surah At-Taubah: 37.
[5] Surah Yunus: 05.