Mengambil Ajar dari Nabi Ibrahim as dalam Alquran
Salah satu nama surat dari 114 surat yang ada bernama Surat Ibrahim, yakni surat ke 14 dalam Alquran Ustmantaha. Tentu nama ini merujuk kepada Nabi Besar Ibrahim as.
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.“[1]
Ya benar ini adalah penegasan Allah swt dalam kitab-Nya. Bahwa Nabi Ibrahim dan orang yang mentaati serta membersamai beliau adalah teladan yang layak menjadi panutan sepanjang jaman. Poin paling utama dari beliau adalah dalam bertauhid kepada Allah swt. Karena ajaran tauhid inilah maka ajaran Nabi Ibrahim disebut hanif.
Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.[2]
Karena keutamaan yang dimiliki maka pantaslah ketika Allah menyuruh Nabi Muhammad saaw untuk mengangkat cerita beliau. Cerita yang benar-benar telah terjadi dimasa lalu, bukan sekadar rekaan semata. Benar-benar nyata dan mengandung hikmah yang sangat dalam. Kejadian yang bisa diambil pelajaran bagi siapa saja yang mencermatinya.
Beliau adalah orang yang membenarkan, beliau adalah orang yang jujur. Beliau merupakan salah satu wujud nyata dari orang-orang yang beriman dan bertauhid kepada Allah swt. Apalagi karena kualitas beliau sehingga menjadi satu dari manusia yang terpilih sebagai Nabi-Nya.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku” . Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. [3]
Perintah Allah jelas bahwa kita disuruh menyimak kisah hidup beliau, khususnya terkait ujian-ujian yang beliau hadapi. Beliau diuji dengan perintah dan larangan dan beliau tuntas melaksanakan perintah-perintah itu. Sebagai hadiah beliau pun mewujud menjadi manusia yang paling utama sehingga diangkat Allah menjadi salah satu Imam di muka bumi. Tidak hanya memikirkan diri sendiri beliau juga memberi isyarat bahwa keturunan beliau yang adil dan menapaki akhlak mulia beliau juga beliau doakan. Sehingga keturunan Nabi Ibrahim pun mendapatkan karunia besar ini.
Secara kasat mata ujian terhadap Nabi Ibrahim a.s. diantaranya: membangun Ka’bah, membersihkan ka’bah dari kemusyrikan,[4] mengorbankan anaknya Ismail, menghadapi raja Namrudz dan lain-lain. Membersihakan kabah dari kemusyrikan tentu bukan perkara mudah, beliau harus berhadapan dengan siapa saja yang mengingkari Allah swt. Memilih untuk mensekutukan-Nya.
Allah telah mengabulkan doa Nabi ibrahim a.s., karena banyak di antara rasul-rasul itu adalah keturunan Nabi Ibrahim a.s. Nabi Muhammad saaw pun dari garis keturunan beliau. Para Imam Wasyi dan penerus Nabi juga bagian dari rantai keturunan orang-orang mulia ini. Rantai imam-imam yang memimpin di setiap jaman. Menjadi Imam di jaman mereka. Termasuk Imam Mahdi afj Imam akhir jaman adalah keturunan dari Nabi Ibrahim as.
Albaqarah:258
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Dalam rangka membersihkan kemusyrikan beliau tidak gentar dengan para penguasa dengan semua kekuatan lahiriah yang mereka miliki. Disini beliau sudah tidak bergeming dengan godaan kekuasaan, harta dan wanita sebagai alat yang biasa dipakai untuk merusak cita-cita mulia manusia. Beliau memberikan ciri khas milik Tuhan yang tidak bisa diklaim oleh tuhan-tuhan buatan. Tuhan yang menghidupan dan mematikan. Namun mereka mengelak dan tetap mendebat karena bisa membunuh dan membiarkan budak atau tahanan untuk dikeluarkan dan dibebaskan. Lalu Nabi Ibrahim mengatakan bahwa Tuhannyalah yang menerbitkan matahari dari timur dan bara. Dia meminta orang yang menolak Tuhan untuk menerbitkan matahari dari barat ke timur.
Disini Nabi Ibrahim benar-benar menguasai situasi dan keilmuan yang dibutuhkan, menghadapi manusia-manusia penguasa dll pun beliau bisa. Karena satu hal beliau telah mengamalkan hanya kepada Allah berharap dan meminta pertolongan.
Dijaman sekarang ketika ingin berdakwah tentu harus memiliki dan menguasai alat-alat yang dibutuhkan. Jika tidak maka akan ditinggalkan dan ditolak.
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu ?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [5]
Ini sebenarnya berhubungan dengan pernyataan Nabi Ibrahim yang mengatakan bahwa Tuhannyalah yang menghidupkan dan mematikan. Bukan bermakna bahwa beliau tidak percaya kepada Allah swt. Ayat ini lebih diperuntukkan bagi penguat iman pengikut beliau dan bukti bagi orang-orang yang menunggu mukjizat dari beliau. Semua ini bertujuan untuk menegakkan tauhid kepada Allah swt.
Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. [6]
Seorang muwahid juga merupakan seorang yang taat kepada semua fitrah kebaikan. Jadi Nabi Ibrahim juga setia dengan ikrar yang pernah beliau sampaikan. Namun beliau juga tegas ketika pamannya itu tidak taat, bahkan memusuhi Allah dan ajarannya maka beliau berlepas darinya.
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.[7]
Ada banyak agama dan kepercayaan yang di anut manusia. Disini secara lahiriah ada larangan benci kepada agama Ibrahim, disini kita juga dilarang membenci agama dan kepercayaan yang dianut manusia. Jadi tetap yang utama adalah akhlak utama. Berkeyakinan dan berdakwah dengan amalan mulia.
Ada banyak ayat yang membincang Nabi Ibrahim as namun tidak mungkin dibahas dalam artikel pendek ini.
[1] Almumtahanah: 4
[2] Maryam:41
[3] Albaqarah: 124
[4] Albaqarah: 125
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”.
[5] Albaqarah: 260
[6] Attaubah:114
[7] Albaqarah:130