Nama-Nama Alquran
Dalam Alquran kita dapat menemukan beberapa nama utama Alquran yang sering disebut, yaitu Alquran sendiri, Al-Kitab, Adz-Dzikr dan Al-Furqan.
1. Alquran :
Allah SWT. berfirman:
لَوْ أنْزَلْنَا هَذَا القُرْآنَ على جَبَلٍ لَرَأيْتَهُ خاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللهِ , و تِلْكَ الأمْثالُ نَضْرِبُها لِلناسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ.
“Kalau sekiranya Kami turunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpeecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”.(QS:59;21)
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيْمٌ …
“Sesungguhnya Alquran ini adalah bacaan yang mulia”.(QS:56;77)
و مَا كانَ هَذَا القُرْآنُ أنْ يُفْتَرَى مِنْ دُونِ اللهِ وَلَكِنْ تَصْدِيْقَ الّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَ تَفْصِيْلَ الْكِتابِ لاَ رَيْبَ مِنْ رَبِّ العلم
“Tidaklah mungkin Al quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam”.(QS:10;37)
Ia adalah nama kitab suci ini paling masyhur. Nama ini disebut dalam ayat-ayat Al quran sebanyak enam puluh tujuh kali, dan dalam ayat-ayat tersbut kata Al quran yang dimaksud adalah nama kitab suci Al quran Al Karim, oleh karenanya tidak perlu lagi disebutkan satu persatu ayat-ayat tersebut.
2. Al Kitab:
Allah SWT. berfirman:
الم *ذَلِكَ الكتابُ لا رَيْبَ فِيْهِ
“Aliif Laam Miim* Kitab ( Al quran ) ini tidak ada keraguan didalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”(QS:2;1-2)
Dan rahasia penamannya dengan Al-Kitab ialah bahwa ia adalah firman yang terangkum dalam bentuk kitab dan akan terpelihara dalam lembaran-lembaran yang akan mengabadikannya.
3. Al Furqaan:
Allah SWT. berfirman:
تَبارَكَ الذي نَزَّلَ الفُرْقانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُوْنَ لِلعالَمِيْنَ نَذِيْرًا
“Maha berkah Allah yang telah menurunkan al-Furqan (Al quran ) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”.(QS:25;1)
Kata Al Furqaan adalah bentuk mashdar dari kata kerja: فَرَقَ- يَفْرُقُ- فَرْقًاو فرقانا artinya memisah antara sesuatu dengan sesuatu lain. Kata furqaan sendiri berartikan sesuatu yang dapat berfungsi sebagai pemisah antara sesuatu dngan lainnya.
Al quran dinamai al-Furqaan dikarenakan ia adalah tolok ukur yang akan memisah antara yang haq dari yang batil. Nama tersebut menjelaskan peran dan fungsi Al quran sebagai pemisah antara kebenatan dan kebatilan dalam keyakinan dan antara yang jujur dan palsu dalam ucapan, demikian disebutkan ar-Raghib al-Ishfahani dalam Mu’jam Mufradat-nya.[1]
4. Adz-Dzikr
Allah SWT. berfirman:
و قالوا يا أيها الذي نُزِّلَ عليهِ الذكْرُ إنَّكَ لَمَجْنُونٌ .( الحجر:6)
“Mereka berkata: “hai orang yang diturunkan Al quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”.(QS:15;6)
إنَّا نَحْنُ نَزَّلْنا الذكْرَ و إنا لهُ لَحافِظونَ. (الحجر:9)
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al quran , dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”.(QS:15;9).
Adapun munasabah penamaan Al quran dengan adz-Dzikr, sebagaimana di katakan Al-Zarkasyi dalam Burhan-nya ialah dikarenakan di dalamnya terdapat mawa’idz (nasihat), peringatan dan berita umat-umat terdahulu.[2]
Selain pengertian di atas, kata dzikr juga memberi arti syaraf (kemulian), seperti dalam firman Allah SWT.
و إنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ و لِقَوْمِكَ وَ سَوفَ تُسْأَلونَ . ( الزخرف:44)
“Dan sesungguhnya Al quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kamumu dan kelak kamu akan dimintai pertanggungan jawab”.(QS:43;44)
Demikian diriwayatkan tafsiran diatas dari Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, as-Suddi dan Ibnu Zaid. Dan Ibnu Jarir ath-Thabari memilihnya dan ia tidak menukil pendapat lain tentangnya.[3]
Inilah empat nama utama Al quran yang popular dikalangan para ulama’ dan kaum Muslim.
Catatan:
Empat nama di atas selain Alquran tidak hanya dipakai sebagai nama untuk kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. ini, ia juga dipakai untuk nama kitab-kitab suci sebelum Al quran , seperti Taurat dan Injil. Nama al-Kitab juga dipakai untuk kitab suci Taurat yang turun kepada Nabi Musa as. dan untuk nama kitab Injil yang turun untuk Nabi Isa as. oleh karena itu para penganut ajaran Taurat dan Injil di sebut dengan Ahlul Kitab, sebagaimana dapat kita jumpai dalam banyak ayat Al quran , seperti pada:Al-baqarah:53,78, Al-An’aam:91 dan154, Huud:17 dan 110, Al-Israa’:2, al-Mu’minun:49, Al-Qashash:43, As-Sajdah: 23, Fushshilat; 45, Al-Ahqaaf:12, dimana Allah menamai kitab yang ia turunkan atas Musa as. dengan al-Kitab. Dan pada ayat 30 Surah Maryam, dimana kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Isa diberi nama Al-Kitab juga. Bahkan dalam beberapa ayat, Allah SWT. berfirman Dia bahwa Dia telah menurunkan Al-KItab kepada setiap nabi.
Allah SWT. berfirman:
لَقَدْ أرْسَلْنا رُسُلَنا بِالبَيِّناتِ و أنْزَلْنا مَعَهُمُ الكِتابَ و المِيْزانَ لِيَقُوْمَ الناسُ بالقِسْطِ … .
“Sesungguh nya kami telah mengutus rasul rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turun kan bersama mereka al kitab dan neraca keadilan dan kami turnkan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan…”.(QS:57;25)
Taurat juga disebut dengan al-Furqaan, sebagaimana dapat dibaca dalam ayat ayat dibawah ini: Al-Baqarah:53, al-Anbiya’:48.
Nama adz-Dzikr juga dipakai untuk Taurat dan Injil, oleh sebab itu orang-orang Ahlul Kitab juga dijuluki dengan Ahlul Dzikr, seperti dalam ayat-ayat dibawah ini:
و لَقَدْ كَتَبْنا في الزَبُورِ مِنْ بَعْدِ الذكرِ أنَّ الأرْضَ يَرِثُها عبادِيَ الصالِحُونَ .
“Dan telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) adz-Dzikr, baheasannya bumi ini diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh”.(QS:21;105)
Yang dimaksud dengan az-Zaubur ialah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Daud as. adz-Dzikr, sedangkan yang di maksud dengan adz-Dzikr ialah Taurat. Demikian ditafsirkan oleh sementara mufassirin, seperti Ibnu Abbas, asy-Sya’bi, al-Hasan, Qatadah dan lain-lain, sebagaimana dinukll Ibnu Katsir dalam tafsirnya.[4]
Jadi satu-satunya nama yang khusus hanya dipakai untuk kitab suci terakhir ini adalah Alquran.
[1] Mu’jam Mufradaat:392.
[2] Al Burhan,1\350 dan baca juga Al Itqan,1\68.
[3] Tafsir Ibnu Katsir,4\128.
[4] Lebih lanjut baca Tafsir Ibnu Katsir,3\201, Tafsir Al Munir; Kiyai M. Nawawi Banten,2\47. Daar al-Fikr- Bairut 1980.