Imam Ali Khamenei: Perhatikan Kaum Muda dan Waspadai Musuh Kalian
Dalam kesempatan ini, ada dua nasihat yang harus saya sampaikan kepada Anda semua. Pertama, terkait dengan objek dari aktivitas tabligh kalian. Usahakan sekuat tenaga agar kalian beraktivitas di tempat dan dengan objek tabligh yang tepat. Bagaimanapun juga, waktu, kesempatan, fasilitas, sarana, dan dana yang kalian miliki pastilah terbatas. Untuk itu, kalian harus betul-betul mengefektifkan aktivitas tabligh kalian dari semua aspek, termasuk aspek pemilihan objek tabligh.
Dalam hal ini, saya meminta Anda semua secara khusus memberikan perhatian kepada kaum muda di negara kalian masing-masing. Mereka adalah orang-orang yang sedang berada di puncak kebugaran dan kecerdasan. Fokuslah terhadap para generasi muda. Mereka adalah orang-orang yang sedang mencari-cari makna hidup, dan punya banyak pertanyaan dalam benak mereka terkait dengan kehidupan dan agama. Akal pikiran para pemuda harus dipuaskan. Jika akal mereka sudah tersentuh dengan nilai kebaikan yang hakiki, maka aktivitas dan kegiatan mereka pun akan terkawal dengan hal-hal kebaikan tersebut.
Lihatlah negara kami, Iran. Apakah yang membuat kami mampu tetap bertahan menghadapi berbagai serangan dan propaganda musuh? Tiada lain karena keberadaan generasi muda yang tangguh. Generasi muda Iran saat ini bergerak di banyak sekali bidang kehidupan seperti kesenian, keilmuan, kebudayaan, hukum dan lain-lain. Saat mereka sadar dan terpuaskan, mereka tidak perlu digerakkan lagi. Oleh karena itu, pilihlah kalangan muda untuk dijadikan objek utama aktivitas Anda semua.
Hal lain yang juga harus diperhatikan berikutnya adalah soal tema dakwah yang sesuai dan relevan dengan anak-anak muda. Usahakanlah agar kalian mampu menentukan tema yang cocok untuk mereka. Mereka saat ini menjadi sasaran propaganda musuh agama. Kita tahu bahwa musuh dan permusuhan kepada agama Islam itu memang ada. Mereka membenci Islam sejati, yaitu Islam yang mampu menciptakan peradaban dan pembawa kehidupan.
Terkait dengan masalah ini, saya mendorong Jamiah Al-Mustafa agar membentuk lembaga yang secara khusus melakukan riset terkait dengan tema-tema yang tepat untuk didakwahkan kepada generasi muda. Para pakar harus duduk berama, mencarikan tema yang tepat dan menjadi inspirasi kaum muda.
Memang betul bahwa strategi dan metode dakwah itu berbeda-beda, bergantung kepada kawasan dan budaya masing-masing. Akan tetapi, esensi dan kajiannya tetaplah sama. Konsep keluarga sakinah, ilmu, keadilan, dan diskriminasi adalah contoh dari tema-tema yang tak begitu diketahui di dunia saat ini. Harus dicarikan bahasa yang tepat untuk pemahaman konsep-konsep di atas. Harus dikemas dalam bingkai yang menarik sehingga dapat diterima oleh mereka, para generasi muda.
Poin kedua yang perlu selalu saya ingatkan adalah soal medan perang dan adanya musuh. Jangan sampai kalian lupa bahwa kalian sedang berada di sebuah medan peperangan. Kita semua saat ini sedang berjuang demi tegaknya Islam yang murni, yaitu Islam yang mampu membangun peradaban. Di saat berjuang seperti itu, kita tentu harus sadar bahwa kita sedang berhadapan dengan musuh; mereka yang selalu mengintai dan ingin menghancurkan kita dan agama kita.
Kita harus berjuang. Tentu saja di sini, perjuangannya bukanlah dalam bentuk peperangan fisik. Tanggung jawab kalian adalah memberikan jawaban yang baik dan tepat atas permasalahan yang dihadapi ummat.
Adapun terkait dengan metodenya, kalian bisa menggunakan cara dialog yang bagus, dan ini bisa termasuk bagian dari perjuangan. Metode lain juga bisa kalian gunakan. Saya kira, sudah saatnya bagi kita untuk menggunakan cara-cara yang ofensif, bukan lagi defensif. Sudah saatnya bagi kita untuk melakukan serangan balik, dengan cara melontarkan kritikan terhadap sendi-sendi pemikiran berikut praktik buruk Barat dalam mengimplementasikan pemikiran sesat mereka. Kita serang Barat, dan biarkan mereka yang sibuk menjawab. Sebagai contoh, buat mereka dalam situasi harus menjelaskan apa yang telah mereka perbuat untuk kaum wanita; bagaimana mereka telah menghina dan merendahkan martabat kaum perempuan.
Sekali lagi kenalilah lawan dan musuh kalian yang sebenarnya. Sekarang ini musuh kita adalah sistem kapitalis-imperialis yang sekarang dikomandani oleh Amerika dan Zionis.
Buatlah pusat-pusat kajian yang secara khusus membahas pola dan cara menghadapi perang pemikiran ini. Lembaga tersebut juga harus memiliki program kaderisasi. Kalian minimalnya harus mencetak lima puluh orang seperti kalian, dan saya yakin kalian mampu.
Dalam Dunia Islam, kita punya lembaga keislaman yang tidak sedikit, juga berbagai gerakan dalam Islam dengan pemimpinnya yang mumpuni. Hanya saja, salah satu kekurangan besar mereka adalah: mereka tidak mengenali siapa lawan dan musuh sejati mereka.
Imam Khomeini r.a sejak dari awal perjuangannya telah mengenali musuhnya dengan baik, dan sedikitpun beliau tidak mau mengalah dan menyerah kepada mereka. Beliau berhadapan dengan Marxisme dan Liberalisme. Beliau juga mendapatkan gangguan dan tekanan dari kelompok-kelompok politik. Akan tetapi, Imam tetap kokoh dan tak mundur selangkahpun menghadapi tekanan tersebut.
Dalam sejarah bangsa Iran, kami punya contoh terkait dengan bahaya dan dampak buruk yang kami alami akibat tidak mengenali musuh dengan baik. Bangsa Iran di masa sebelum Revolusi juga pernah menggelorakan perjuangan anti penjajahan Inggris. Untuk kepentingan menghancurkan Inggris saat itu, Iran mengandalkan Amerika sampai-sampai memiliki hubungan khusus dengan negara itu. Setelah beberapa tahun berlalu dari terjalinnya hubunngan khusus itu, justru Amerika yang berkhianat dan melakukan kudeta. Janganlah kalian tertipu oleh senyuman mereka. Para musuh sedang siaga, dan karenanya, kita harus selalu waspada.
Berkat pertolongan Allah, Republik Islam Iran hari demi hari semakin kuat menghadapi konspirasi musuh. Embargo ekonomi dan yang lain tidak cukup kuat untuk menggoyang sistem pemerintahan Islami ini. Hal itu terjadi, karena bangsa Iran di era Revolusi tahu akan musuh utama mereka.
Akhirnya saya memohon kepada Allah agar kalian meraih kesuksesan hari demi hari; kalian pun menjadi sosok yang selalu sadar dan jeli.
(Disarikan oleh Abunajib dari pidato Imam Ali Khamenei di depan peserta Simposium ke-10 Alumni Jamiah Al-Mustafa, 20 Januari 2018)