Sayyid Kamal Haydari Ulama Syi`ah Kontemporer
Ali ZA ______ Sayyid Kamal Haydari dilahirkan pada tahun 1376 H atau 1956 M di Karbala, Irak. Beliau merupakan salah satu teman sekelas Ayatullah Mahmud Hasyimi Syahrudi (Mantan Ketua Dewan Kemanfaatan) di kota Najaf, Irak. Beliau adalah saudara dari tiga bersaudara yang syahid di tangan rezim Baath Irak. Beliau pertama-tama belajar di kota Karbala dan kemudian pindah ke kota Najaf Asyraf di bawah bimbingan para ulama besar dan pakar hukum pada masa itu. Semenjak remaja beliau tertarik dengan pelajaran-pelajaran Hauzah di samping pelajaran-pelajaran resmi dan aktif mengikuti pelajaran fikih dan ushul para guru besar di sana. Beliau juga melakukan aktivitas-aktivitas di bidang sosial dan politik yang dipantau oleh rezim Baath Irak, sehingga akhirnya terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya di Irak dan pergi ke kota Qom, Iran.
Di antara guru-guru besar yang terkenal beliau pada masa itu, adalah Ayatullah Syahid Muhammad Baqir Sadr, Ayatullah Sayyid Abul Qasim Khu`i, Ayatullah Mirza Ali Gharawi dan Ayatullah Sayyid Nasrullah Mustanbit. Sementara itu, metode ilmiah dan kepribadian sosial Ayatullah Syahid Shadr yang paling mempengaruhi dirinya di antara para guru besar beliau tersebut, sehingga beliau menjadi salah satu wakil syar`i Ayatullah Syahid Shadr di Karbala. Dasar-dasar pemikiran Ayatullah Syahid Shadr yang mempengaruhi pemikiran-pemikirannya terlihat jelas dalam banyak karya ilmiah Sayyid Kamal Haydari. Setelah menetap di kota Qom, beliau belajar tafsir, filsafat, irfan dan tasawuf kepada ulama besar seperti Ayatullah Jawadi Amuli dan Allamah Hasanzadeh Amuli. Dalam ilmu fikih dan ushul beliau belajar kepada ulama besar seperti Ayatullah Mirza Jawad Tabrizi dan Ayatullah Husein Wahid Khurasani.
Setelah sampai pada jenjang pendidikan tingkat tinggi, beliau aktif mengajar ilmu-ilmu Ahlulbait. Di samping rutin mengajar mata kuliah tingkat tinggi, selama beberapa tahun beliau juga mengajar mata kuliah bahtsul kharij, fikih, ushul, filsafat, tasawuf, tafsir dan teologi. Karya-karya ilmiah beliau hingga kini telah mencapai lebih dari seratus tiga puluh judul dalam berbagai bidang fikih, ushul, tafsir, hadis, teologi, filsafat, tasawuf, etika, logika, epistemologi, dan lainnya. Beliau salah satu dosen fikih, ushul, filsafat, tasawuf, tafsir dan teologi di Hauzah Ilmiah kota Qom.
Perhatian dan pengabdian kepada mazhab Ahlulbait merupakan suatu kebanggaan dan anugerah ilahi yang dilimpahkan kepada sejumlah ulama besar termasuk Sayyid Kamal Haydari. Kedudukan tinggi ini dicapai melalui kajian dan pemahaman mendalam tentang Alquran dan hadis. Beliau menghabiskan umurnya dengan berfikir, merenung dan mengerahkan usaha siang dan malam untuk mengkaji berbagai ilmu-ilmu keislaman, termasuk tafsir, hadis, fikih, ushul, tasawuf, filsafat, teologi, etika, pendidikan dan lainnya.
Di antara sekian banyak ulama yang mengkaji, meneliti dan mengajar ilmu-ilmu keislaman, hanya sedikit saja yang dapat mencapai puncak ijtihad dan membuat teori dalam ilmu-ilmu tersebut. Di antara para ulama besar tersebut, dapat dibilang bahwa Sayyid Kamal Haydari telah mencapai jenjang tinggi dalam ilmu pengetahuan dan pendidikan Islam.
Sayyid Kamal Haydari berpendapat bahwa untuk menjadi ulama dan pakar dalam ilmu-ilmu Islam atau seorang mujtahid, seseroang harus mempelajari semua ilmu-ilmu Islam yang dibutuhkan. Dari mulai ilmu tafsir, hadis, etika hingga ilmu fikih, ushul, teologi, filsafat, tasawuf, dan epistemologi. Semua bidang ilmu ini sangat penting dan berperan dalam sistem pemikiran dan praktik seorang ulama. Tentu saja, seorang mujtahid yang meneliti pembahasan tentang pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya adalah seseorang yang menetapkan landasan pengetahuannya berdasarkan akal, hadis dan Alquran.
Oleh karena itu beliau belajar dan kemudian mengajar di segala bidang ilmu-ilmu Islam selama bertahun-tahun, dan dapat dikatakan bahwa ini lah ciri-ciri Sayyid Kamal Haydari yang dalam dunia Islam contohnya seperti Imam Khomeini, Allamah Thabathaba`i, Syahid Muthahhari, Syahid Bagir Shadr, Ayatullah Jawadi Amuli dan lainnya. Beliau adalah sosok yang langka baik di dunia Arab maupun di Iran. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa saat ini beliau adalah termasuk salah satu ulama yang menguasai beragam bidang ilmu-ilmu Islam secara mendalam. Sehingga mampu memperkenalkan kepada masyarakat dunia tentang gambaran Islam yang komprehensif dan utuh dan bukan hanya Islam dalam perspektif hukum fikih saja.
Selain belajar dan mengajar di berbagai bidang keilmuan, Sayyid Kamal Haydari juga banyak meraih prestasi di bidang penulisan buku. Karya dan tulisan Sayyid Kamal Haydari hingga saat ini telah mencapai lebih dari seratus tiga puluh judul dalam berbagai bidang fikih, ushul, tafsir, hadis, teologi, filsafat, tasawuf, etika, logika, epistemologi, dan lainnya. Perlu disebutkan bahwa sebagian besar karyanya berbahasa Arab dan beberapa di antaranya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia, dan sekitar dua puluh judul lainnya juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia dan secara bertahap akan diterbitkan. Selain itu, lima belas judul buku berbahasa Arab lainnya juga siap untuk diterbitkan.
Di antara peran beliau di bidang dakwah adalah partisipasi dalam program radio dan televisi berbahasa Arab dengan berdakwah menyampaikan ajaran Ahlulbait dan menjawab kritikan-kritikan yang dilontarkan seputar mazhab Ahlulbait, kepada masyarakat dunia selama bertahun-tahun dan juga menjawab pemikiran-pemikiran menyimpang kelompok Salafi Wahabi. Selama kurang lebih sepuluh tahun, beliau berbicara sebagai ahli agama di program televisi “Al Kautsar” dan mengajak diskusi kelompok Wahabi. Menurutnya, program ini telah mendapatkan tempat di hati masyarakat pemirsa. Program ini banyak ditonton dan memberikan pengaruh dalam pemikiran dan keyakinan masyarakat Islam. Para pimpinan program Al Kautsar pada saat itu juga berbicara tentang keberhasilan program ini dan kemampuan luar biasa Sayyid Kamal Haydari.
Beliau mampu memuaskan publik dengan menjawab secara argumentatif beragam pertanyaan yang disampaikan. Di antara kelebihan beliau adalah memiliki daya tarik dalam mengajar materi apapun, sehingga membuat beliau digandrungi para pelajar dari berbagai negara yang haus akan ilmu-ilmu agama. Penjelasan yang gamblang dengan bahasa yang mudah dipahami menjadikan rekaman-rekamannya dalam mengajar yang dulu berupa kaset banyak dimanfaatkan oleh pelajar-pelajar. Kaset rekaman pelajaran beliau mencakup pelajaran ilmu logika, filsafat Islam, teologi, ushul, fikih dan lainnya.
Ketenarannya disebabkan oleh media resmi Republik Islam Iran dan seperti yang beliau klaim sendiri bahwa pemikiran tentang dasar-dasar hukum fikihnya lebih dekat dengan pemikiran Imam Khomeini dari pada pemikiran Ayatullah Khu`i gurunya. Sehingga aktivitas kantornya meluas di Iran dan Irak dan adapun kontroversi serta rumor mengenai pemikiran-pemikrannya yang berseberangan dengan pandangan secara umum ulama Syiah khususnya tentang sejarah hadis-hadis Syiah dan kritikan-kritikan tajam beliau terhadap pandangan beberapa ulama besar terdahulu Syiah beberapa tahun terakhir telah menjadikannya tokoh terkemuka di negara-negara Arab.
Beliau berpandangan bahwa pemahaman para ulama tentang agama belum tentu sama dengan agama. Mengkritik dan menyangkal pandangan ulama bukan berarti mengkritik dan menyangkal agama itu sendiri. Jika pemahaman para ulama terhadap agama adalah agama itu sendiri, maka hendaknya agama kita sama banyaknya dengan pendapat para ulama. Tidak ada seorang ulama pakar hukum (faqih) yang dapat menganggap dirinya bebas dari kesalahan. Beliau berusaha mengenalkan gerakan terpenting yang dilakukannya dengan nama “Reformasi Pemahaman Agama” yang disebutkan di situsnya sebagai “Gerakan Reformasi Besar”. Beliau beranggapan bahwa seperti halnya di Barat, kita harus memulai dengan reformasi pemahaman agama seperti yang dilakukan Martin Luther untuk memperbaiki masyarakat.
Beliau menjelaskan bahwa semua reformasi yang terjadi dalam beberapa abad terakhir di negara-negara Eropa adalah reformasi agama. Jika anda melihat ke belakang dalam tiga atau empat abad terakhir ini, anda akan melihat semua reformasi yang telah dilakukan dan segala kemajuan yang telah dicapai adalah karena landasan reformasi agama, yang digagas Martin Luther, seorang Profesor Teologi berkebangsaan Jerman. Jika diperhatikan, reformasi tersebut bukanlah reformasi yang bersifat filosofis, melainkan reformasi agama, dan semua reformasi lainnya dimulai atas dasar reformasi agama. Oleh karena itu, tidak mungkin kita menginginkan terjadi reformasi, kemajuan dan pembangunan di sebuah masyarakat tanpa terlebih dahulu melakukan reformasi agama. Reformasi agama yang beliau maksudkan di sini adalah mengoreksi pemahaman dan penafsiran tentang agama bukan mereformasi agama itu sendiri, karena jelas agama itu diturunkan oleh Allah swt.
Referensi:
- http://alhaydari.com/fa/about/
- https://fa.wikishia.net/