Shalat Malam Adalah Hobi Aulia

shalat malam
Shalat malam dikenal sebagai sirah dan suluk spiritual aulia. Bahkan ada yang berpandangan bahwa sufi tidak disebut sufi kalau ia belum terbiasa dan rajin shalat malam.Ya, shalat malam menjadi identitas kesufian dan maqam spiritual hamba-hamba pilihan Allah Swt. Dan ada sebagian ‘urafa yang seolah-oleh menjadikan shalat malam sebagai kegiatan wajib bagi dirinya. ‘Urafa meyakini bahwa bohong bila seorang mengklaim mencintai Allah Swt namun di malam yang pekat dan hening ia justru tidur dengan pulas dan nikmat.
Kalau kita ingin memahami keutamaan salat tahajud, bangun malam untuk bermunajat dan menangis, dan mendekat diri kepada Allah swt, kita dapat merujuk ke sejumlah ayat dan riwayat yang ada tentang masalah ini. Dan disini saya akan membawakan dan menjelaskan secara ringkas sebagian riwayat darinya untuk mengingatkan orang-orang yang menginginkannya.
Salah satunya ialah yang diriwayatkan dari imam Muhammad al-Baqir as. berikut ini.
“Adalah dusta, orang yang mengatakan mencintai-Ku, tetapi di waktu malam ia melupakanku karena hanyut dalam tidurnya. Hai putra Imran, jika kamu saksikan orang-orang yang bangun di jantung malam demi Aku, meskipun diri-Ku tercermin dalam dirinya, ia berbicara dengan-Ku seolah-olah Aku berada dihadapannya, padahal Maha Suci Aku dari kehadiran fisik di hadapan selain-Ku. Hai putra Imran, berikan Aku air mata dari kedua matamu, khusyu’ dari hatimu, ketundukan dari tubuhmu, maka kalau kamu bangun malam serta memangil Aku, niscaya Aku dekat denganmu dan mengabulkan doa-doamu.”[1]
Rasulullah saw. bersabda, “Kemuliaan seorang bergantung pada salat malamnya.”[2]
Diriwayatkan bahwa ketika Allah mengumpulkan orang-oeang terdahulu dan yang terakhir, seorang penyeru menyeru {orang-orang yang punggung-punggung mereka menjauh dari tempat tidur sambil menyeru Tuhan mereka dengan rasa takut dan berharap}[3], lalu mereka yang hanya berjumlah sedikit itu bangun. Setelah mereka giliran orang-orang selain mereka dihisab.”[4]
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Di surga Aden ada sebuah pohon yang darinya muncul kuda-kuda zebra yang penuh dengan hiasan dari batu yakut dan zabarzad, memiliki sayap, dan kuda-kuda itu tak pernah mengeluarkan kotoran atau kencing. Di surga, para kekasih Allah mengendarai kuda-kuda itu kemanapun mereka ingin pergi. Ahli surga selain mereka berkata, “Wahai saudara kami, seharusnya keadaan kalian itu tidak berbeda dengan kami!” Kemudian, mereka menghadap Allah dan berkata, “Ya Allah, bagaimanakah hamba-hamba-Mu itu meraih kedudukan yang mulia tersebut, sementara kami tidak memperolehnya?! Sesaat setelah mereka melontarkan pertanyaan, sesosok malaikat keluar dari dalam lalu berkata, “Mereka itu suka bangun malam, sementara kalian tidur. Mereka berpuasa, sementara kalian menikmati hidangan. Mereka menginfakkan sebagian hartanya karena Allah, sementara kalian tak mau mengeluarkannya. Mereka banyak mengingat Allah dan selalu berdzikir. Dan mereka juga banyak menangis karena besarnya rasa takut kepada Tuhan mereka dan selalu takut kepada-Nya dalam hidup mereka.” [5]
Diriwayatkan bahwa diantara permintaan Allah swt. Kepada Daud sebagai berikut: “Ya Daud, mohonlah ampunan dari pertengahan malam sampai menjelang Subuh. Ya Daud, jika malam telah meliputimu, pandanglah bintang-bintang di langit lalu bertasbihlah kepada-Ku dan perbanyaklah mengingat-Ku niscaya Akupun menginngatmu. Ya Daud, sesungguhnya orang-orang yang bertakwa tak pernah tidur di malam hari kecuali mereka mengisinya dengan salat malam untuk-Ku. Mereka tak melewati hari-hari mereka kecuali dengan menyibukan diri dengan dzikir. Ya Daud, sesungguhnya para arif mencelak mata-mata mereka dengan celak mata-mata ahli bangun malam dan melewati malam dengan bangun, lalu mereka dengan semua itu mengharapkan ridho-Ku. Ya Daud, sesungguhnya orang yang bangun malam untuk salat, dikala orang lain tidur, dan iapun melakukannya karenaKu, maka karena itu Aku memerintahkan malaikat-malaikat-Ku mengabulkan apa yang diinginkannya dan surga-Ku pun merindukan untuk bertemu dengannya, sampai segala sesuatu yang basah dan keringpun ikut mendoakannya.”[6]
Ibnu Ma’sud menyampaikan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Cukup membuat seseorang merugi, saat melewati malamnya hingga tiba waktu subuh tanpa salat sekalipun dua rakaat dan tidak mengingat Allah saat itu.”
Saat itu pula salah seseorang berkata, semalam ada orang yang melewati malamnya dengan tidur hingga tiba waktu subuh sehingga ia kehilangan kesempatan berdzikir di malam itu.” Mendengar itu rasulullah saw bersabda, “Setan telah menyiram telinga lelaki itu dengan air kencingnya yang membuat tak mampu bangun.”[7]
Sebuah hadits dari Rasulullah saw. berbunyi: “Tak ada orang yang kehilangan seluruh malamnya, melainkan setan telah mengencingi kedua telinganya dan datang pada hari pembalasan dalam keadaan tak memiliki apapun. Tidak ada seorang yang tidur malam, kecuali malaikat membangunkannya sebanyak dua kali, sambil berkata, “Hai hamba Allah, bamgunlah dari tidurmu lalu duduklah agar kamu dapat mengingat Allah. Setelah itu seandainya ia belum bangun juga, setan mengencingi kedua telingannya.”[8]
[1] Irsyad al-Qulub, jilid 1, hal, 183.
[2] Bihar al-Anwar, jilid 75, hal. 109.
[3] Q.S. As-Sajadah: 16.
[4] Irsyad al-Qulub, jilid 1, hal. 173.
[5] Ibid.
[6] Irsyad al-Qulub, jilid 1, hal. 174.
[7] Irsyad al-Qulub, jilid 1, hal. 178.
[8] Irsyad al-Qulub, jilid 1, hal. 181.