Tasbih Sayyidah Fathimah Hadiah Surgawi
Bintang- bintang tidak sebagaimana biasa lebih menerangi kota Madinah. Semerbak aroma wangi Nabi Muhammad saw bertebaran di jalan-jalan kota Madinah. Ketika Sayyidah Fathimah as melakukan mi’raj dalam salat cahayanya menerangi penduduk langit dan bumi.
Kala itu, Fathimah as bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan berat rumahnya.[1] Amirul Mukminin yang menyaksikan hal ini menyarankan Fathimah as untuk menghadap ayahnya dan meminta seorang pembantu untuk meringankan pekerjaan-pekerjaan berat rumahnya.[2]
Setelah Fathimah as menyampaikan hal ini kepada Nabi Muhammad saw, beliau berkata: “ Wahai putriku Fathimah, aku akan memberikan sesuatu yang lebih bernilai dari seorang pelayan dan dunia berserta isinya. Seusai salat bacalah Takbir sebanyak 34 kali, Tahmid sebanyak 33 kali dan Subhanallah sebanyak 33 kali, setelah itu akhiri dengan kalimat “La Ilaha Illallah”. Pekerjaan ini lebih baik bagimu dari apa yang kau inginkan dan dari dunia berserta segala isinya”.[3]
Pada saat hadiah surgawi ini diberikan kepada Fatimah as, ia berkata: ” Aku ridho dengan apa yang telah diberikan Allah dan RasulNya” [4].
Pengertian hadiah agung yang diberikan Nabi Muhammad saw kepada Fathimah as di atas kemampuan orang-orang non maksum yakni, manusia tidak berdaya dalam menggambarkan hadiah agung tersebut. Hanya berkahnya yang sedikit banyak dapat dimanfaatkan dari sumber kata-kata Maksumin. .
Imam Baqir berkenaan dengan tasbih Sayyidah Fathimah as berkata:” Tidak ada pujian untuk Allah yang maha tinggi dalam ibadah melebihi Tasbih Sayyidah Fathimah as dan kalaupun ada sesuatu yang lebih baik dari itu, pasti Nabi Muhammad saw telah memberikannya kepada Fathimah as”.[5]
Tasbih ini pada dasarnya diperuntukan Allah swt dan disebut tasbih Sayyidah Fathimah dikarenakan ia selalu membacanya pada setiap kesempatan. Imam Khomeini dalam bukunya “Empat puluh Hadis” menulis:” Jelas sekali bahwa tasbih dan pensucian Allah swt membutuhkan pengetahuan tentang kedudukan suci dan sifat-sifat keagungan serta keindahanNya “.[6]
Tasbih merupakan ibadah pilihan yang dimanfaatkan setiap orang dalam perjalanan spiritualnya sesuai kadar kemampuan dan pengetahuannya dan para Imam Ahlul bait as sibuk dalam bertasbih kepada Zat yang Mahasuci sebelum penciptaan alam materi.
Imam Khomeini dalam bab kedudukan Imam-Imam Ahlul Bait as menulis:“ Imam-Imam Ahlul Bait as mempunyai yang maksum dan suci mempunyai kedudukan spiritual yang tinggi dalam perjalanan spiritual mereka menuju Allah swt. Pengetahuan terhadap tingkatan ini di luar kemampuan manusia, jangkauan akal paling tinggi dan penyaksian Urafa. Sebagaimana tampak dalam riwayat hadis bahwa mereka dalam kedudukan spiritual menyerupai Rasulullah saw dan cahaya suci mereka sibuk dalam bertasbih dan bertahmid kepada Zat Mahasuci sebelum penciptaan alam semesta.[7]
Dari sisi lain, tasbih merupakan ibadah umum bagi seluruh makhluk. Imam Khomeini terkait hal ini menulis: “ Ayat yang berbunyi ‘ Dan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah swt’, menunjukkan atas tasbihnya seluruh makhluk bahkan tumbuhan dan benda padat.[8]
Apakah makna Tasbih Sayyidah Fathimah as ?Takbir merupakan bacaan pertama dalam tasbih ini. Dengan mengucapkan takbir dalam tasbih ini manusia berkali-kali mengakui puncak kelemahan dirinya. Jami bin Umair berkata: “ Ketika aku bersama imam Shadik as, beliau bertanya kepadaku; ‘ Apakah makna kalimat takbir ? Aku menjawab;’ Allah swt lebih besar dari segala sesuatu’. Beliau berkata; ’ Kalau engkau mengartikan begitu, maka engkau menggambarkan Allah swt lebih besar dari segala sesuatu setelah engkau menganggapNya sebagai sesuatu dan membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Aku berkata,’ Lalu, apakah makna Allahu Akbar ? Beliau menjawab; ‘ Artinya adalah Allah Mahabesar atas segala pensifatan’.[10]
Alhamdulillah merupakan bacaan kedua tasbih. Setelah manusia mengakui ketakberdayaan dirinya ia memasuki tahap berikutnya dengan bacaan hamdalah yang merupakan bacaan tasbih paling utama. Imam Khomeini dalam bab Hamdalah mengatakan: “ Memuji Allah sama dengan bersyukur kepadaNya sebagaimana tercantum dalam banyak riwayat bahwa barangsiapa yang mengatakan, ‘ Alhamdulillah ia telah bersyukur kepada Allah swt sebagaimana Imam Shadik as berkata: “ Bersyukur atas segala kenikmatan biarpun merupakan sesuatu yang besar berarti memuji Allah swt”.
Imam Shadiq as berkata: “ Kesempurnaan bersyukur ialah seseorang mengucapkan, ‘Alhamdulillahi Rabbil Alamin’”. Dalam sebuah hadis Hamad bin Usman berkata: “ Ketika Imam Shadiq as keluar dari masjid kudanya hilang dan beliau berkata, ‘ Jika Allah swt mengembalikannya kepadaku setiap kalimat syukur yang aku ucapkan merupakan hakNya’. Hamad berkata, ‘ Tak lama setelah itu kuda beliau ditemukan dan dibawakan kepada beliau, lalu beliau berkata,‘ Alhamdulillah’, seorang mengatakan, ‘ Jiwaku menjadi tebusanmu, tidakkah engkau mengatakan bahwa engkau bersyukur itu merupakan hak Allah ? Beliau menjawab, ‘ Apakah engkau tidak mendengar bahwa aku telah mengucapkan kata Alhamdulillah”. Riwayat ini dengan jelas menunjukkan pujian untuk Allah swt merupakan ucapan syukur yang paling utama.[11]
Subhanallah merupakan bacaan tasbih Sayyidah Fathimah yang ketiga. Seorang bertanya kepada Imam Ali bin Abi Thalib as tentang makna Subhanallah, beliau as berkata: “ Subhanallah merupakan pengagungan terhadap Zat Mahatinggi dan menggapNya suci dari hal-hal yang disekutukan kaum Musyrikin dan tatkala seorang hamba mengucapkan kata ini seluruh malaikat menyampaikan salam sejahtera baginya”.[12]
Setelah Rasulullah saw mengajarkan tasbih ini kepada Sayyidah Fathimah as, pertama-tama ia bertasbih dengan menggunakan wol yang berkilau sampai pada saat Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib gugur di medan perang. Kemudian Sayyidah Fathimah as membuat tasbih dari tanah kuburan Sayyidina Hamzah dan menggunakannya dalam berzikir sehingga orang-orang mengikutinya. Dan setelah Imam Husein as syahid disunnahkan berzikir dengan menggunakan tasbih yang terbuat dari tanah kuburan beliau as.
Berkenaan dengan pahala seorang yang membaca tasbih Sayyidah Fathimah as dengan menggunakan tasbih yang terbuat dari tanah kuburan Imam Husein as riwayat dari Imam Mahdi as mengatakan:“ Barang siapa yang memegang tasbih yang terbuat dari tanah kuburan Imam Husein as sementara ia lupa berzikir, akan dicatat pahala berzikir baginya”. Dinukil dari Imam Shadiq as bahwa tasbih Karbala itu sendiri berzikir meski pemegangnya tidak mengucapkan zikir dan satu kalimat zikir atau istighfar yang diucapkan dengan menggunakan tasbih Karbala sama dengan tujuh puluh kali zikir yang diucapkan dengan tasbih lainnya. Apabila seorang hanya memutar-mutar butir tasbih tersebut tanpa mengucapkan zikir, maka setiap butir tasbih akan dicatat menjadi tujuh kali bertasbih”. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa bila seorang memutar-mutar butiran tasbih Karbala dengan bacaan zikir maka setiap butiran tasbih akan dicatat menjadi empat puluh kebaikan baginya.
Diriwayatkan bahwa para bidadari surga manakala melihat salah satu malaikat yang turun ke bumi, mereka meminta untuk dibawakan tasbih dan tanah kuburan Imam Husein as. Dinukil dari Imam Musa Kazim as bahwa ada lima hal yang senantiasa bersama orang yang bertakwa yaitu; Miswak, sisir, sajadah, tasbih yang butirannya berjumlah tiga puluh empat dan cincin Akik.[13]
Keutamaan dan Adab Tasbih Sayyidah Fathimah as
Terdapat banyak riwayat terkait hal ini dalam berbagai kitab-kitab hadis yang diakui. Imam Mahdi as berkenaan dengan tasbih ini berkata: “ Keutamaan bertasbih dan berdoa seusai salat-salat wajib ialah berbanding dengan bertasbih dan berdoa setelah salat-salat sunah bagaikan keutamaan hal-hal yang wajib atas hal-hal yang sunah”.[14]
Imam Shadiq as juga menyinggung keutamaan bertasbih seusai salat-salat wajib dan berkata: “ Barang siapa yang membaca tasbih Sayyidah Fathimah as setelah salat wajib, seluruh dosanya akan terampuni sebelum ia beranjak dari duduknya”.[15]
Dalam hadis lain Imam Shadiq as mengatakan: “ Barang siapa membaca tasbih Sayyidah Fathimah as maka ia telah mengingat Allah swt dengan zikir yang banyak”.[16]
Suatu hari Imam Shadiq as terkait pengajaran tasbih Sayyidah Fathimah kepada anak-anak berkata : “ Wahai Aba Harun kita menganjurkan kepada anak-anak kita untuk membaca tasbih Sayyidah Fathimah as sebagaimana kita menganjurkan salat kepada mereka, maka engkau pun harus senantiasa melakukan hal ini sebab setiap hamba Allah swt yang mengamalkannya secara konsisten maka ia akan memperoleh husnul khatimah”.[17]
Imam Shadiq as di hadis lain terkait keagungan tasbih Sayyidah Fathimah as dibanding salat sunah mengingatkan: “ Tasbih Zahra setipa hari seusai salat lebih aku senangi ketimbang ribuan rakaat salat sunah”.[18]
Berbagai khasiat dan dampak bagi orang-oang yang membaca tasbih Zahra adalah sebagai berikut:
Menumbuhkan ketegaran dan optimisme[20], Setan dijauhkan dari kita[21], menjadikan kita mudah mendengarkan nasihat[22], menyelematkan kita dari kesialan dan kesengsaraan[23], menambah bobot amal kebaikan kita, keridhoan Ilahi dan masuk surga[24].
Waktu dan Tempat untuk Tasbih Zahra[25]
Beragam tempat dan waktu untuk tasbih Zahra di antaranya disebutkan sebagai berikut:
Setelah salat wajib dan sunah, ketika hendak tidur, setelah salat Istighasah melalui perantara Sayyidah Fathimah as, salat ziarah kepada Nabi saw, salat ziarah kepada Imam Ali bin Abi Thalib as dan salat Imam Mahdi as di dalam masjid Jamkaran serta sebelum berziarah ke makam Sayyidah Maksumah dengan mengucapkan Subhanallah sebelum Alhamdulillah.
Catatan :
1 – Asrar wa Atsar Tasbih Hazrate Zahro ; Alireza Tehrani ,hal 9 . ( Hadits Imam Sadeq )
2 – R. K. : Ibid hal 18 .
3 – R. K : Tasbihat Hazrate Zahro Salamullah A’laiha ; Adnan Za’farani, hal 9 .
4 – Ibid , hal 21 .
5 – Tasbihate Hazrate Zahro Salumullah , hal 10 , mengutip Ilalu Syarayi’ / 366 .
6 – Ibid , hal 14 .
7 – Syarah ( Hadits Arbain ) dari Imam Khomeini , hal 417 .
8 – Ibid , hal 551 .
9 – Ibid , hal 654 .
10 – Ibid , hal 656 .
11 – Asrar wa Atsar Tasbih Hazrate Zahro ; Alireza Tehrani , hal 48 , kutipan Ma’ani Akhbar
12 – Empat puluh hadis dari Imam Khomeini , hal 349 .
13 – Asrar wa Atsar Tasbih Hazrate Zahro ; Alireza Tehrani ,hal 52 , kutipan Ma’ani Akhbar
14 – Mafatih Aljinan , Sheikh Abbas Qummi, Baqitu Asshalihat.
15 – Az Har Ma’shum Chehil Hadits , Muhammad Ali Koosha , hlm 364 .
16 – Asrar wa Atsar Tasbih Hazrate Zahro hal 12 , kutipan Tahdzib Vol 2 , hal 105 .
17 – Tasbihat Hazrate Zahro Salamullah A’laiha, halaman 11 .
18 – Ibid , hal 15 .
19 – dan 20 – Ibid , hal 16 .
21 – Ibid , hal 20 .
22 – Ibid , hal 23 .
23 – Ibid , hal 28 .
24 – Asrar wa Atsar Tasbih Hazrate Zahro, hal 39 .
25 – Ibid , hal 14 .
Sumber : http://alumni.miu.ac.ir/index.aspx?siteid=2&pageid=36370
Transled by : Ali ZA