Transkrip Short Course Mahdawiyat pertemuan ke 9
Imam Shadiq as di akhir usianya mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya, untuk menyampaikan wasiat. Imam as berkata, “Sesungguhnya syafaat kami tidak akan pernah sampai pada orang-orang yang meremehkan salat.” Poin pertama dari hadits ini adalah, Imam as tidak berkata ‘orang yang tidak salat’ tetapi ‘orang yang meremehkan. Tiap orang punya tolok ukurnya sendiri untuk dinilai meremehkan salat. Maka, siapa saja yang kadar mengutamakan salatnya tinggi, iapun akan lebih dekat dengan syafaat Mashumin, dan siapa saja yang kadar meremehkan salatnya tinggi, ia akan semakin jauh dari syafaat.
Syafaat apa yang dimaksud oleh Imam? Secara linguistik Arab, syafaat artinya pendampingan, sampainya sesuatu pada sesuatu yang lain. Kita akan bisa sampai pada Imam, berdampingan dengan Imam, ketika kita memperbaiki dan mengutamakan salat. Menjalankan dan menghormati salat dengan benar. Semakin tinggi kadarnya, makan semakin dekat dengan Imam. Maksud dari sampai ke Imam adalah bukan dekat secara fisik, tetapi dekat dengan sifat-sifat Imam. Sampai pada rahmat, kemuliaan, kasih sayang dan pertolongan Imam. Sampai pada wilayat dan cintanya Imam, pada penantian zuhurnya. Syafaat adalah salah satu makna dari pertolongan Imam. Dengan syarat, hati dan diri kita telah terikat pada salat yang khusyuk serta tidak meremehkannya.
Tujuan salat adalah mensucikan manusia, kemudian bisa sampai pada Mashumin. Dalam Al Quran dikatakan bahwa yang suci untuk yang suci. Salat merupakan bentuk baiat pada Imam. Salat dimulai dengan Tauhid dan diakhiri dengan ziyarah kepada Nabi saw, kemudian pada hamba saleh (Mashumin). Pertolongan dan syafaat Imam yang bisa menyelamtkan manusia dari kegelapan. Sebagaimana dalam ziarah Imam Zaman dan Imam Husain dikatakan, ‘Salam atasmu wahai rahmat Allah yang luas.’ Rahmat Allah ialah Ahlul Bayt. Jika tidak ada rahmat Allah di bumi maka semua akan merugi. Faktor yang bisa membuat kita senantiasa bersemangat dan antusias dalam menanti Imam adalah mendirikan dan menghidupkan salat.
Penantian ada dua jenis,
- Penantian merugikan
- Penantian dinamis dan membangun
Mengenai perjalanan manusia, ada dua pandangan. Pertama, bahwa pergerakan manusia ialah menuju kesempurnaan, manusia sedang bertumbuh dan ruhnya semakin kuat. Kedua, pergerakan manusia justru turun kebawah. Semakin hari semakin buruk. Dua pandangan ini punya argumentasinya masing-masing dan tidak begitu saja dikemukakan. Pemikir Syiah, meyakini pandangan pertama. انا لله و انل الیه راجعون. Allah swt sebagai tujuan akhir manusia sangat berpengaruh pada perjalanannya menuju kesempurnaan. Ahli Kalam Masihi dan Yahudi, sebaliknya.
Dua makna perjalanan manusia ini berkaitan dengan jenis penantian. Mereka yang percaya bahwa manusia berjalan naik ke kesempurnaan, dan zuhur Imam adalah tujuan akhirnya, saat mereka sampai pada kesempurnaan dan panggilan langit berkumandang kemudian Imam pun zuhur, maka mereka telah sampai pada tujuannya. Namun mereka yang berpendapat sebaliknya, percaya bahwa ketika manusia sudah berada di titik terendah keburukan, Imam akan zuhur untuk menyelamatkan manusia. Poin pentingnya adalah, mereka yang percaya bahwa manusia menuju kesempurnaan, akan mencari bagaimana zuhurnya Imam bisa terwujud. Merekapun akan melakukan hal-hal yang bisa mempercepat kezuhuran. Sedangkan menurut pandangan sebaliknya, manusia harus sampai pada titik terendah keburukan, dan saat itulah zuhur Imam bisa terwujud. Maka mereka memenuhi dunia dengan kegelapan.
Secara nalar, memenuhi suatu ruangan dengan kegelapan tidak akan bisa mempercepat hadirnya cahaya. Sudah pasti ia tidak menginginkan cahaya, karena ia hanya menyebarkan kegelapan. Cahaya pun tidak akan mendatanginya. Cahaya datang ketika manusia (walau sedikit) menghasilkan dan menyebar cahaya. Al Quran juga berkata bahwa, ‘إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ’. Jika kita ingin Imam lekas zuhur, maka hendaklah penantian kita adalah yang membangun dan berguna. Para penanti hakiki, bisa mempercepat kezuhuran dengan perbaikan sekecil apapun. Para penanti yang merugikan yakin bahwa tiap kebaikan akan memperlambat zuhurnya Imam. Pemikiran ini amatlah berbahaya.
Sebagai seorang penanti hakiki, haruslah kita renungi apa saja yang membuat Imam tak kunjung zuhur. Kenapa Imam harus ghaib? Di zaman itu nyawa Imam dalam bahaya. Kita tahu bahwa kondisi di zaman itu tidak siap untuk pemerintahan Imam. Umat tidak menginginkan Imam tetapi kepemimpinan zalim. Walaupun ada, tetapi jumlahnya sedikit dan mereka tidak bersungguh-sungguh menginginkan Imam. Imam tidak punya pendukung dan penolong. Seperti kondis Kufah saat periode Imam Husain as. Tugas penanti sejatinya adalah menyiapkan dirinya sebagai pengikut setia Imam juga terus berusaha memperkenalkan Imam pada masyarakat.
Penanti haruslah mengubah masa keghaiban menjadi masa kezuhuran. Apa yang bisa dilakukan untuk bisa mendekatkan waktu kezuhuran Imam walau hanya sedetik. Dengan cara melakukan hal-hal yang akan Imam lakukan di masa kazuhurannya. Ketika Imam zuhur, Imam punya empat tugas utama di muka bumi; di ayat 41 surat Al Hajj
اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ
- Mendirikan salat
- Menunaikan zakat (mencakup semua jenis zakat, zakat materi atau selain materi). Agar bisa mepererat hubungan sosial.
- Amar makruf. Makruf terbesar adalah pemerintahan Imam Zaman.
- Nahi munkar. Munkar terbesar adalah pemerintahan orang zalim, pemimpin kafir.
Tanggung jawab berikutnya adalah, penanti haruslah berdoa untuk kezuhuran Imam Zaman, agar hati bisa selalu dekat dengannya. Inipun merupakan salah satu cara terbaik. Selain itu, bersadaqah. Juga membaca surat Al Ikhlas tiga kali dan menghadiahkan pahalanya untuk Imam Zaman. Alangkah baiknya, selain mempersiapkan diri kita juga mempersiapkan umat untuk zuhur Imam.
Pahala menanti Imam Zaman, ia akan kembali hidup ketika Raj’ah. Dari Imam Shadiq, ‘Jika kalian mengenal (hakiki) Imam kalian, maka tidak ada ruginya untuk kalian, apakah zuhur dipercepat atau diperlambat. Karena, kalian akan hidup kembali ketika Imam zuhur.’ Penanti akan menjadi kecintaanya Allah swt. Juga akan mendapat hidayah khusus (bathiniyyah) dari Mashumin.
(Div. Perempuan Ikmal bekerjasama dengan bagian Short Course Jamiah al Musthafa mengadakan short course Mahdawiyat)