Langkah Sederhana tapi Penting Sebelum Mempelajari Filsafat
Pengajaran merupakan salah satu jenis cara memberikan makanan bagi ruh. Tidak berbeda dengan tubuh, jiwa manusia membutuhkan makanan juga, berupa ilmu.
Makanan sendiri untuk masing-masing orang memiliki perlakuan berbeda-beda, kecap yang sangat menarik dan menggiurkan bagi orang Indonesia dan orang-orang kawasan asia tenggara ternyata tidak disukai oleh sebagian besar orang Afrika, Iran atau orang India. Ketika memaksa mereka untuk mengkonsumsi kecap, mungkin akan dimuntahkan keluar lagi.
Makanan ruhani berupa ilmu pun tidak beda, masing-masing ilmu ada kekhasannya, ada tempatnya, ada waktunya, ada kadar dan batasan sesuai usia, ada cara penyampaian berbeda-beda sesuai kekhasan masing-masing audiens yang dituju dan kekhasan ilmu yang ingin disajikan. Jika kesesuaian ini tidak dijaga ilmu yang dipaksakan ini tidak hanya langsung dimuntahkan bahkan sama sekali tidak masuk ke ruhani audiens yang dimaksud.
Ilmu filsafat sebagai ilmu yang terkenal sebagi ilmu berat, rumit dan membutuhkan otak encer, walau kondisi ini sebenarnya sudah berusaha diurai-renyah oleh para ulama dan para penulis besar, beberapa buku filsafat pun ditulis guna mempermudah dalam proses belajar mengajar ilmu dasar ini.
Para pecinta dan pegiat filsafat, khususnya filsafat Islam pasti mengenal buku besar milik Ayatullah Muthahari (semoga rahmat Allah bagi beliau), beliau merupakan orang yang dengan cerdas, merubah cara pandang sebagian besar orang, ilmu filsafat yang rumit dengan pemaparan beliau dalam kitabnya bisa menjadi ilmu yang mudah dicerna. Seakan akan siapa saja yang mendengar atau membaca uraian beliau maka akan memiliki rasa filsafat, rasa yang membuat orang menjadi lebih penasaran dan ingin memahami filsafat secara lebih mendalam, hal ini merupakan dampak dari penjelasan beliau yang mudah dipahami. Kemampuan sangat hebat sebagai hasil perjuangan panjang dalam dunia pendidikan, penguasaan ilmu-ilmu terkait filsafat dan ilmu pendukung ilmu filsafat yang matang.
Buku beliau layak menjadi muqadimah dalam mempelajari ilmu filsafat, buku yang memberikan pandangan dan hukum-hukum umum dalam ilmu filsafat. Membekali pembelajar istilah-istilah dalam ilmu filsafat sehingga ketika membaca buku filsafat yang lebih tinggi menjadi lebih mudah dan bisa memahami secara lebih optimal.
Buku Filsafat lain yang akrab bagi para pembelajar filsafat di Indonesia adalah buku karya Ayatullah Misbah Yazdi dengan judul amuzesye falsafe, diterjemahkan menjadi daras filsafat. Secara resmi buku ini menjadi buku ajar untuk tingkat S1 Sekolah Tinggi Filsafat, banyak yang berminat dengan buku dan pemikiran Almarhum Ayatullah Misbah ini, sebuah buku yang matang dan layak kaji, berisi bahkan tentang sejarah filsafat barat dan filsafat Islam, dengan bahasa menengah sehingga tidak mungkin dipahami oleh anak-anak Sekolah Menengah Atas ke bawah.
Karya ini adalah karya spesial, didesain tidak untuk semua kalangan, buku yang semestinya dipelajari dengan dipandu oleh seorang guru, tanpa seorang guru pembimbing kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman, isi buku walau sudah diterjemah ke bahasa Indonesia pun tidak akan maksimal diserap dan dipahami para pembelajar.
Pada saat mempelajari buku ini sebenarnya harus melewati pembelajaran ilmu-ilmu dasar yang lain secara tuntas terelbih dahulu, sehingga istilah-istilah yang dipakai dalam buku ini setidaknya sudah dipahami, kaidah-kaidah umum filsafat juga sudah akrab dalam benak, tanpa bekal ini untuk memahami amuzesye falsafe tentu akan sangat sulit, ilmu filsafat akan menjadi satu dari ilmu-ilmu horor menyusul matematika, bahasa inggris, dan ilmu eksak lainnya.
Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum belajar filsafat
Ada beberapa ilmu yang sangat penting dipelajari sebelum memberanikan diri belajar filsafat teoritis yang lebih rumit, baik tingkat menengah hingga tingkat atas, filsafat barat, maupun filsafat Islam.
Ilmu logika, ilmu akidah atau juga disebut dengan ilmu kalam, ilmu fikih, ilmu nahwu sharf, bahasa Arab, dan muqadimah ilmu filsafat adalah ilmu dasar pendukung dalam mempelajari ilmu filsafat tingkat menengah, dengan dasar dasar ilmu ini maka perbendaharan kata untuk mempelajari filsafat jauh lebih siap, selama mempelajari ilmu-ilmu diatas sebenarnya sudah mendapat dasar-dasar penting yang nantinya akan diuraikan secara lebih luas dan lebih terperinci.
Jadi jelas tidak benar jika ada mahasiswa muslim berkata, sementara saya tidak salat karena saya sedang dalam proses memahami kebenaran, sedang mencari Tuhan. Pernyataan yang tidak bisa diterima oleh akal jernih. Jika sudah mempelajari dasar-dasar ilmu diatas insyaAllah hal ini tidak akan terjadi.
Ilmu Filsafat memiliki khasnya sendiri, berbicara tentang ada, tentang wujud, tentang wajibul wujud, tentang mahiyah dan seterusnya, memperbandingkan pendapat filsuf yang satu dengan yang lain, mengkritik pendapat filsuf terdahulu dan memaparkan pendapat yang lebih diterima.
Mengapa Belajar Filsafat
Ilmu Filsafat bukanlah tujuan, ilmu ini adalah sebuah alat, ilmu filsafat Islam sendiri khususnya adalah sebuah media sangat penting dalam rangka mempelajari Quran, dengan bekal ilmu Filsafat, ilmu fikih, ilmu Ushul fikih, ilmu dirayah, ilmu hadis, ilmu rijal, seseorang akan lebih bisa mendalami ilmu Quran dan tafsir Quran.
Kesimpulan
Ilmu Filsafat adalah ilmu penting dimana jika ingin mempelajarinya maka harus menguasai ilmu dasar lain terlebih dahulu, sehingga bisa mencegah kesalahpahaman selama mempelajari dan juga ketika ingin mendalami ilmu ini.
Ilmu Filsafat tidak akan habis jika ingin dipelajari walau seluruh umur dihabiskan, tapi sebenarnya ilmu ini adalah ilmu alat, ilmu yang digunakan demi mempelajari ilmu yang lain, salah satu ilmu yang membutuhkan ilmu filsafat adalah Tafsir Quran. Mengingat bahasa Quran adalah bahasa-bahasa yang unik dimana sebagiannya memang bermuatan filosofis.[1]
[1] Rujukan, Buku dar amadi bar amuzesye falsafe, Muhsin Gharawiyan.