Pengaruh Syahadat dalam Perbaikan Kehidupan Sebuah Bangsa
Hakikat dan tuntutan dalam bersyahadat
Syahadat merupakan bentuk dan wujud tauhid dan keimanan seseorang. Dimana salah satu tuntutan bagi manusia adalah mengimani Allah, beriman kepada Allah Swt. Bukan hanya mengetahui Bahwa Allah ada, mengetahui bahwa Allah Maha Esa. Mengetahui bahwa Allah Maha Adil.
Satu tahapan yang terlewati oleh beberapa orang adalah bahwa terdapat perbedaan mendasar antara mengetahui dan meyakini. Sebagian orang hanya sampai pada level mengetahui saja tidak melanjutkan pada tingkat lebih tinggi yaitu tataran meyakini. Syahadat atas keberadaan Allah Swt, atas keesaan Allah Swt jika hanya sampai pada tahap pengetahuan semata, mengetahui dari para guru, dari buku-buku bacaan dll maka perlu dikoreksi ulang. Karena kita tidak disuruh mengetahui tapi disuruh untuk meyakini. Dalam arti lebih mendalam adalah kita memiliki dalil dan alasan atas keyakinan yang kita miliki. Memiliki dalil yang cukup bahwa Tuhan itu ada, bahwa Tuhan itu Esa, bahwa Tuhan itu Maha Adil.
Syahadat adalah bukti bahwa dalam masalah aqidah tidak boleh melakukan taqlid[1]. Sesungguhnya syahadat bermuara dari kehendak hati setelah akal sehat menyerah pasrah atas dalil-dalil kuat dan tidak tertandingi lagi. Jadi syahadat harus diiringi sebuah alasan dan ini bukti bahwa dalam bersyahadat seorang muslim tidak boleh hanya bermodalkan mengikuti kata-kata orang besar, mengikuti kata-kata ulama. Dia secara mandiri harus juga menimbang dan menganalisa apakah pernyataan dan dalil dari orang-orang besar terkait keberadaan Tuhan dan Keesaan-Nya benar-benar dapat diterima oleh akal sehat atau tertolak. Jadi secara kesadaran mandiri dia sudah menemukan kebenaran bahwa memang Allah benar-benar ada dan tidak ada logika dan alasan lain untuk menolak kebenaran ini.
Syahadat secara lengkap bukan hanya terkait Allah Swt semata “Asyhaduan Laa Ilaaha ill Allah, wa asyhadu anna Muhammad Rasuulullah” ada dua hal disini, yakni kesaksian kepada Allah dan juga kepada Rasulullah Muhammad saaw. Bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kesaksian kepada Rasul pun juga harus dengan dalil bukan hanya sekedar taqlid buta.
Setelah memiliki dalil kuat atas keberadaan Tuhan dan bahwa Tuhan itu Esa, pembuktian lain juga perlu yakni terkait harus tidaknya pengiriman seorang rasul. Jadi kembali lagi perlu ditekankan bahwa disini bukan hanya mengetahui bahwa Allah mengutus seorang rasul tapi juga memiliki dalil kuat bahwa memang semestinya Allah mengutus seorang Rasul dengan berbagai alasan logis yang tidak bisa dibantah lagi. Keyakinan ini sebebenarnya berangkai kepada keyakinan akan ada tidaknya Imam Zaman di setiap zaman. Keyakinan akan hari kiamat, keyakinan akan Qadha dan Qadar, keyakinan akan keadilan ilahiah dan alam akhirat. Jadi secara bertahap semestinya bangunan syahadah ini harus tersusun dan terisi dengan dalil dalil kuat yang diperlukan.
Syahadat seorang muslim dan peranannya dalam kehidupan
Ketika seorang muslim sudah bersyahadat sebagaimana seharusnya maka ada konsekuensi yang harus dilakukan. Berbagai hal yang pasti berpengaruh positif bagi dirinya secara pribadi dan juga dalam ranah kehidupan sosial.
Ketika seseorang sudah yakin adanya Allah, dia yakin bahwa semua perbuatan yang dia lakukan senantiasa dibawah pengawasan Allah Swt. Hal ini jelas menjadikan sosok muslim ini sosok yang sangat disiplin dan berhati-hati dalam menjalani hidup. Semua kegiatan yang dia lakukan selalu menggunakan parameter apakah Allah meridhai kegiatan itu atau tidak, jika Allah ridha maka dia lakukan dan sebaliknya jika Allah tidak ridha maka pasti akan dia tinggalkan. Dalam bahasa tafsir dinilai apakah ada warna Allah dalam kegiatan itu atau tidak, jika ada maka dijalankan dan jika tidak maka ditinggalkan dan dijauhi.
Bangsa Indonesia sekarang ini adalah bangsa yang secara darurat butuh orang-orang bersih dan jujur. Gelar pendidikan keagamaan tidak menjadi jaminan akan keimanan dan kesalehan seseorang. Para pemimpin cerdas politik yang tidak rakus uang, tidak berhasrat kepada wanita kecuali pada istrinya, tidak haus kekuasaan. Sosok dengan kriteria ini dibutuhkan oleh bangsa Indonesia bahkan oleh seluruh umat manusia, hal ini dapat dibangun dengan pondasi aqidah yang kuat dan benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan. Pengakuan dalam lisan dan tulisan semata tidak ada gunanya. Track record dalam keseharian lebih utama. Kesaksian keluarga, tetangga, sahabat, dan orang-orang sekitar secara tulus jauh lebih berharga. Apakah dia merugikan orang lain atau sebaliknya selalu membangun dan memberikan suport kepada lingkungan sekitar.
Selain syarat memiliki Aqidah kuat juga perlu diberlakukan hukum yang tegas. Hukuman keras sangat diperlukan bagi para pelanggar kepentingan rakyat dan masyarakat luas. Pemiskinan adalah hukuman yang sangat keras, para koruptor cukup diambil seluruh kekayaannya, kekayaan itu diberikan untuk pembangunan Bangsa ini. Lalu para koruptor itu dibiarkan hidup dengan sehelai baju dan celana. Dan selalu dipantau dalam lima belas atau dua puluh tahun.
Muslim dengan syahadat yang benar dan murni sangat layak menjadi solusi bagi negeri tercinta ini.
[1] Taqlid artinya mengikuti pemikiran seseorang tanpa membutuhkan dalil dan alasan atas pemikiran tersebut. Hanya ikut-ikutan tanpa memahami hakikat yang sebenarnya. Taqlid sangat tepat dilakukan diranah fikih, karena tidak semua orang mampu sampai pada level ijtihad guna menemukan hukum dari ayat-ayat dan riwayat.