Pesan – Pesan Mudir Jamiah Almustafa Ayatullah Ali Reza A’rafi kepada Alumni Jamiah almustafa di Indonesia
Pada tanggal 16 Mei 2014, alumni Jamiatul Mustafa (JM) mendapat kehormatan berjumpa dengan Direktur JM Ayatullah Alireza A’rafi. Dalam kesempatan tersebut, Ayatullah A’rafi menyampaikan beberapa poin nasehat dan pemikiran yang kami rangkum berikut ini.
Selalu Ada di Hati
Para alumni hauzah selalu mendapatkan tempat yang khusus di hati kami. Kami selalu memperhatikan segala macam perkembangan dan aktivitas dakwah mereka. Kami juga selalu menyertakan para alumni dalam doa-doa yang kami panjatkan kepada Allah SWT.
Kata Alumni Sebenarnya Tidak Tepat
Bagi saya, kata farighut-tahshil (alumni) memang kurang tepat. Alumni mencerminkan situasi di mana seseorang sudah selesai belajar. Padahal, seorang Muslim punya kewajiban belajar seumur hidup. Karena itu, kepada para alumni, saya berharap agar mereka terus belajar.
Bentuk Belajar yang Kongkrit
Luangkan waktu setidaknya dua jam dalam sehari untuk belajar. Ada banyak yang bisa dipelajari seperti kalam, hadits, tafsir, fiqih, dll. Dengan terus belajar, para alumni akan bisa menjawab berbagai macam pertanyaan baru yang sering dilontarkan oleh para pemuda dan mahasiswa.
Tentang Penyucian Jiwa
Hal penting lainnya yang harus dilakukan alumni adalah terus menerus berada dalam upaya penyucian jiwa. Ini bahkan lebih penting dari usaha pertama tadi. Seseorang bisa saja berhenti untuk sementara dalam mencari ilmu. Kerugian yang didapat bisa segera ditebus. Akan tetapi, jika kita berhenti, meskipun hanya sejenak, dalam upaya penyucian jiwa dan pengontrolan diri, musibah besar akan menimpa kita; musibah yang tidak bisa ditebus dengan cara apapun.
Persatuan dan Kebersamaan di Antara Alumni
Ini juga hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Kita tentu tidak menafikan adanya perbedaan selera dan strategi perjuangan. Perbedaan-perbedaan semacam itu jangan sampai kemudian dimaknai dan dibesar-besarkan sebagai perbedaan dalam hal yang fundamental. Artinya juga, jangan sampai terjadi perselisihan yang bersifat fundamental. Persatuan adalah modal utama untuk bisa maju melawan tantangan dakwah. Alhamdulillah, tidak seperti di beberapa negara lainnya, alumni JM di Indonesia relatif bersatu. Kewajiban kitalah untuk menjaga persatuan ini.
Harus juga segera saya tambahkan bahwa kewajiban menjaga persatuan itu bukan hanya terkait dengan persatuan di antara para alumni. Setelah selesai dengan penjagaan persatuan internal, para alumni juga punya kewajiban menjaga persatuan di antara sesama pengikut madzhab Ahlul Bait di Indonesia. Ini juga tantangan yang luar biasa besar, dan bukan hal yang mudah untuk mewujudkan dan menjaganya.
Setelah itupun kita masih punya kewajiban untuk menjaga persatuan dengan sesama kaum Muslimin di negara ini; yaitu saudara-saudara Ahlu Sunnah yang kita hormati. Kaum Muslimin saat ini menghadapi tantangan dan ancaman bersama. Lihatlah problema di dunia Islam. Lihat nasib yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina dan Afghanistan.
Kalau kita tidak mempererat persatuan; kalau kita gagal menghormati simbol-simbol yang dIsucikan saudara-saudara kita Ahlus-Sunnah, agama Islam sendiri yang akan hancur. Tentu ini bukan yang kita inginkan.
Langkah Kongkrit Menjaga Persatuan dengan Kelompok Sunni
Kita harus tetap menjalin hubungan para ulama dan juga organisasi-organisasi Islam di negara ini. Banyak sekali keputusan-keputusan penting yang terletak di tangan mereka. Tunjukkan sikap baik dan kesiapan untuk bekerja sama. Jangan juga lupakan masyarakat tingkat bawah. Berkhidmatlah kepada mereka.
Apa yang sudah dilakukan oleh para alumni dengan mendirikan sekolah-sekolah dan yayasan-yayasan yang juga memberikan pelayanan kepada masyarakat umum adalah hal yang sangat baik dalam konteks ini. Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan. Saya juga mohon maaf jika bantuan yang kami berikan masih jauh dari memadai.
Penghargaan juga saya sampaikan kepada para alumni yang telah melahirkan karya-karya di bidang budaya seperti penulisan buku dan makalah serta penerjemahan buku-buku yang bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat. Hal-hal seperti ini harus tetap dijaga demi mewujudkan masa depan yang cerah.
Tentang Masalah Perempuan dan Keluarga
Alumni juga harus betul-betul memperhatikan masalah perempuan dan keluarga. Keduanya adalah amanah dan sekaligus potensi. Islam memiliki pandangan yang khusus dan istimewa mengenai keduanya. Sebagai amanah, kegagalan untuk bersikap secara benar terhadap perempuan dan keluarga bisa menjadi penghambat dakwah. Padahal, mereka sebenarnya adalah potensi-potensi yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung gerakan dakwah.
Pemanfaatan Media Sosial
Situs dan berbagai media sosial adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Penyebaran ajaran-ajaran Islam yang hakiki akan sangat efektif dengan menggunakan media internet. Karena itu, para alumni harus betul-betul menguasai dan memanfaatkannya.
Penyusunan Strategi yang Tepat
Sebuah idealisme hanya akan terwujud jika diupayakan melalui strategi yang matang dan tepat. Dalam hal ini, para alumni tentu lebih tahu situasi di masing-masing negara. Kami hanya bisa memberikan dukungan penuh atas rancangan dan strategi yang dibuat. Yang juga sangat penting di sini adalah kesabaran dan konsistensi di saat merancang formula strategi dan di saat menjalankan strategi tersebut. Sabar dan istiqamah adalah faktor penentu keberhasilan sebuah perjuangan.
Perluasan Pendirian Hauzah dan Pusat Ilmu
Pembangunan dan pendirian hauzah dan juga pusat-pusat ilmu adalah bagian dari upaya membangun peradaban Islami. Karena itu, upaya untuk terus mendirikan hauzah-hauzah baru selayaknya mendapatkan perhatian. Banyak tempat-tempat di Indonesia yang sangat membutuhkan keberadaan pusat-pusat ilmu agama. Tentu saja sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada mereka yang telah melakukan upaya di bidang ini.