Para Ahli Tafsir Quran dan Menjadi Rujukan di Zamannya
Allah yang menciptakan manusia, Dia juga yang paling tahu apa saja yang diperlukan, apa-apa yang berbahaya, serta bagaimana cara menjaga manusia itu sendiri, baik ragawi maupun rohani. Dia mengetahui apa yang terbaik bagi manusia. Aturan terbaik bagi manusia ini terangkum apik di dalam sebuah kitab suci, kitab penyempurna kitab-kitab langit sebelumnya. Alquran ada sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada umat manusia.
Alquran suci datang dari Allah Yang Maha suci. Kitab suci yang tidak ada keraguan padanya.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, [1]
Sebagai petunjuk bagi umat manusia untuk bisa hidup secara normal sesuai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki jiwa dan raga mereka. Petunjuk untuk menjadi manusia terbaik sehat jasmani dan rohani, petunjuk kepada jalan terbaik yang harusnya dipilih, petunjuk dari jalan-jalan dan apa-apa yang harus dihindari.
Allah Sebagai Zat yang Maha tidak terbatas sedang manusia adalah makhluk yang sangat terbatas, karena itu untuk mendapatkan petunjuk ini manusia dibuatkan alat atau wasilah yakni berupa malaikat, menghubungkan manusia kepada Zat Maha Tidak terbatas.
Alquran pertama kali diamanahkan kepada malaikat agar diberikan kepada Nabi Muhammad saw. Malaikat adalah makhluk yang suci dari dosa, dia hanya memiliki aqal, tidak memiliki hawa nafsu, makhluk Allah bisa berbuat dosa hanya jika memiliki hawa nafsu. Disini amanat itu tetap terjaga sebab Malaikat adalah makhluk suci. Jadi alquran tidak mengalami pengurangan atau penambahan selama ditangan malaikat.
Nabi Muhammad saw adalah seorang maksum. Maksum[2] artinya bisa menjaga diri sehingga tidak menuruti hawa nafsu untuk berbuat dosa. Jadi Nabi Muhammad adalah manusia suci. Alquran ketika sampai pada tangan Nabi Muhammad saw maka masih utuh kesuciannya. Beliau menjadi rujukan utama siapa saja yang ingin bertanya tentang Quran dan tentang Islam dizamannya. Siapa saja yang bertanya kepada beliau maka pasti akan mendapatkan jawaban yang benar, tidak ada keraguan sedikit pun. Orang tidak perlu ragu untuk bertanya pasti akan ditunjukkan dan dibimbing ke shiratal mustaqim.
Sekarang mari kita telusuri siapa saja yang mendapat amanah untuk menjaga amanah Allah ini, menerima ilmu Al-Quran secara utuh dari zaman ke zaman. Orang-orang yang membuktikan bahwa Allah mengirimkan Al-Quran dan menjaganya sepanjang zaman.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya“.[3]
Orang-orang yang menjadi rujukan utama untuk menjawab seputar Al-Quran dan Islam di zamannya. Bahkan mengetahui isi dari kitab-kitab suci samawi yang diturunkan Allah SWT sebelum Quran.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai hakim terhadap kitab-kitab yang lain itu, [4]
Mari kita melihat beberapa ayat Alquran untuk memulai pencarian penting ini, orang yang sudah berada di jalan yang lurus adalah mereka yang sudah diberi nikmat.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ
Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنعَمْتَ عَلَيهِمْ ….
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka,… [5]
Nikmat disini menjadi parameter dan pertanda bagi kita untuk mengetahui siapa saja orang itu. Nikmat secara umum bermakna makanan, minuman, oksigen, kesehatan dll namun nikmat semacam ini tidak bisa dijadikan sebagai parameter dalam pencarian kita, sebab hampir semua orang bahkan binatang pun juga mendapatkan nikmat ini. Seperti sudah kami isyaratkan diatas, nikmat yang menjadi paramter disini adalah nikmat berupa ilmu Quran dan ilmu Islam, dimana dengan nikmat ini orang-orang tersebut menjadi orang paling kompeten dalam mendidik dan membimbing umat manusia, semua orang tidak perlu ragu ketika bertanya sesuatu kepada mereka karena dia adalah ahlinya, dia adalah orang yang ditunjuk Allah melalui Nabi-Nya.
Untuk itu perlu kita lanjutkan kepada ayat-ayat selanjutnya guna memperjelas apa yang ingin kita cari.
Dalam surat Waqiah ada ayat-ayat yang bisa membantu memecahkan teka-teki ini. Disana Allah berfirman
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,
فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ
Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ
Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.[6]
Disini disebutkan bahwa orang yang mampu menyentuh Alquran adalah orang-orang yang sudah disucikan Allah Swt, orang-orang yang disucikan Allah adalah orang-orang yang maksum. Orang-orang yang karena ilmunya, karena menjalankan ilmunya maka mereka menjauhi perbuatan dosa dan segala jenis maksiat kepada Allah SWT. Kemaksuman itu bertingkat-tingkat tentu kemaksuman orang-orang ini harus ditinggkat paling atas.
Dari sini mari kita lihat siapa saja yang disucikan Allah Swt.
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan mensucikan kalian sesuci-sucinya.[7]
Jadi sampai disini, orang-orang suci yang disucikan Allah adalah Ahlul bait. Selanjutnya mari kita urai lebih lanjut, siapa ahlul bait itu:
- Hadits Riwayat At Turmudzi dari
Sa’ad bin Abi waqqas ra :
“Ketika turun ayat (QS.33:33) ” Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, wanita-wanita kami dan wanita-wanita kamu dan diri kami dan diri kamu.. “Rasulullah saw menanggil ‘Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husein kemudian beliau bersabda : “Ya Allah, merekalah Ahlul Baitku (keluargaku) “.
- Hadits riwayat At Turmudzi dari Ummu Salamah
“Ayat : At Tathir (QS.33:33), turun untuk Rasulullah di rumahku ketika aku sedang duduk di depan pintu,
aku bertanya : Ya Rasulullah, bukankah aku juga ahlul baitmu, beliau menjawab : engkau dalam kebaikan,
engkau dari istri-istriku, ketika itu Rasulullah Saw di rumah bersama ‘Ali, Fatimah, Hasan dan Husein kemudian beliau memasukkah mereka di bawah sorban beliau seraya bersabda : “Ya Allah, merekalah ahlul baItku
maka hilangkanlah kotoran dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya “.
- Hadits riwayat Muslim dari Zaid bin ‘Arqom
“Suatu hari Rasul berpidato di hadapan kami dekat danau bernama Khom antara Mekkah dan Madinah, setelah memuji Allah, beliau mulai menasihati kami dan bersabda : “Wahai orang-orang, aku tak ubahnya seorang manusia, mungkin utusan tuhanku akan segera datang memanggilku, ketahuilah bahwa aku meninggalkan pada kalian 2 benda berharga, kitabullah yang mengandung cahaya dan bimbingan maka ambilah kitabullah dan berpegang padanya.. beliau meneruskan : Dan ahlul baItku, aku memperingatkan kalian tentang ahlul baitku, aku memperingatkan kalian tentang ahlul baitku, aku memperingatkan kalian tentang ahlul baitku…”.
[1] QS Al-Baqarah ayat 2.
[2] Maksum adalah kondisi dimana kita bisa menahan diri secara sempurna dari melakukan suatu perbuatan, misalnya seorang manusia itu maksum dari memakan aspal. Karena pengetahuan yang dimiliki semua manusia mustahil ada yang punya keinginan untuk memakan aspal. Kondisi semacam ini disebut maksum, keterjagaan manusia karena keyakinan utuh kepada pengetahuan yang dimiliki.
[3] QS Al-Hijr ayat 9.
[4] al-Maidah ayat 48.
[5] Qs Alfatihah: 6-7.
[6] Al Waqiah ayat 77-79
[7] Al Ahzab ayat 33.