Relevansi Tahun Hijriah Sebagai Penanggalan Ibadah
Bulan April, bulan yang dijadikan sebagai patokan untuk mengumpulkan air hujan, dipercaya bahwa air hujan dibulan April memiliki kedigdayaan, bisa menjadi obat penyembuh penyakit.
“Ambilah air hujan di bulan April (Naisan) dan bacalah al-Fatihah, ayat Kursi, al-ikhlas, an Nas, al Falaq, dan al Kafirun masing masing (dibaca) tuju puluh kali”
Demi Tuhan yang telah mengutusku sebagai Nabi, sesungguhnya Jibril as berkata, “Sesungguhnya, Allah akan menyembuhkan orang yang minum air ini dari setiap penyakit dan mengeluarkan penyakit, itu dari badannya, tulangnya dan semua anggota tubuhnya serta Allah akan menghapus penyakit yang sudah tertulis baginya di Lauhul Mahfuzh”[1]
Tulisan kali ini bukan seputar pengobatan air hujan tapi menilik standar yang digunakan dalam menandai waktu turunnya hujan.
Dalam riwayat ini digunakan kata Naisan yang sekarang diterjemahkan dengan bulan April. Menarik disini adalah Nabi Saw menggunakan standar perhitungan berdasarkan perputaran bumi mengelilingi matahari, sementara bulan-bulan Hijriah menggunakan standar perhitungan perputaran bulan mengelilingi bumi.
Dalam peradaban di berbagai permukaan bumi, seperti peradaban Suku Maya, Peradaban Mohenjo daro dan Harapa, Peradaban Suku Jawa yang konon merupakan penerus dari Suku tertua di Dunia yakni Peradaban Atlantis, Peradaban di Cina, Jepang, semua menggunakan perhitungan perputaran Bumi mengelilingi matahari bukan menggunakan perhitungan bulan mengelilingi bumi.
Kalender Haab (Ha’ab) yang berumur 365 hari. Kalender Haab adalah salah satu sistem perhitungan Kalender milik suku Maya, dan ini sangat dekat dengan perhitungan tahun masehi yang memiliki umur 365 ¼ hari pertahun.
Suku Maya menjadikan kalendernya sebagai acuan dan ukuran dalam menentukan hampir setiap kejadian yang mereka alami. Mereka juga memandang kalendernya sebagai bentuk visual terhadap perjalanan waktu yang menggambarkan bagaimana kehidupan itu berlangsung[2]
Kalender Aztec atau Mexica adalah sistem kalender yang digunakan oleh suku Aztec serta masyarakat Pra-Kolombia lainnya di Meksiko tengah . Ini adalah salah satu kalender Mesoamerika , berbagi struktur dasar kalender dari seluruh Mesoamerika kuno. Batu matahari Aztec , juga disebut batu kalender, dipajang di Museum Nasional Antropologi di Mexico City . Kalender tersebut terdiri dari siklus kalender 365 hari yang disebut xiuhpōhualli (hitungan tahun)[3]
Kalau kita teliti suku-suku tersebut menulis kalender kebanyakan dari kebutuhan hidup, mereka membuat catatan sehingga bisa menanam pada waktu yang tepat, masa panen pun pada waktu yang tepat pula, penanaman selalu berkaitan dengan daur perputaran air hujan dalam setahun, jadi salah satu kepentingan suku-suku berperadaban tua adalah untuk bisa bertahan hidup dengan menghasilkan pangan secara baik, menanam di waktu yang tepat sehingga bisa mendapatkan hasil panen. Suku pedalaman Ciptagelar, Suka Bumi pun sama, melakukan perhitungan astronomi berdasarkan kebutuhan mereka untuk bisa memanen padi dengan kualitas bagus, padi yang bahkan bisa bertahan hingga bertahun-tahun dilumbung-lumbung padi yang dibuat secara tradisional dari bambu, kayu dan jerami. Memanen padi sekali dalam setahun tapi mereka bisa berswasembada pangan hingga beberapa tahun kedepan.
Suku Jawi (bukan Jawa) juga memiliki perhitungan dengan bulan kesiji, keloro, dan seterusnya, sistem penanggalan yang mengacu pada masa persiapan lahan, masa penanaman bibit, penanaman pada lahan, dan seterusnya. Suku yang sudah lulus dalam menjalani hidup bersama alam, bukan merusak dan melawannya seperti bangsa modern dengan pemahaman kemoderenan yang kadang salah kaprah, merusak dan membunuh alam.
Sebenarnya waktu perputaran bumi mengelilingi matahari sendiri juga bukan merupakan perhitungan pasti
Akibat pergerakan bumi pada sumbunya, setiap daerah di bumi mengalami siang dan malam, walaupun dengan panjang siang dan malam yang bisa berbeda-beda. Masa rotasi Bumi pada sumbunya dalam dalam hubungannya dengan bintang ialah 23 jam, 56 menit dan 4.091 detik. Masa rotasi dalam kaitannya dengan Matahari ialah 24 jam. Namun perputaran ini perlahan terus melambat karena pengaruh gravitasi bulan. Hal ini bisa dilihat dari melambatnya satu hari pada masa kini sebesar 1.7 milidetik dibanding seabad yang lalu.[4]
Jadi dalam sehari tidak ful 24 jam, tapi ada kurang sekitar 3 menit lebih sedikit, 3 menit dikalikan dengan 365,2425 hari adalah 1095 menit setara dengan 18,26 jam.
Walau ada kekurangan tapi menurut hemat penulis, perhitungan menggunakan standar perputaran bumi mengelilingi matahari lebih sempurna dan layak dijadikan patokan dalam menjalani kehidupan. Pengalaman hidup manusia-manusia di masa lalu membuktikan bahwa perhitungan ini lebih sesuai untuk menjalani hidup dipermukaan bumi.
Benarkah Tahun hijriah itu dimulai sejak Islam diresmikan
Disini perlu kita kaji kapankah Islam itu diresmikan oleh Nabi Muhammad Saw atas perintah Allah Swt. Masyhur dikalangan umat Islam bahwa tahun hijriah dimulai perhitungannya dari hari hijrahnya Nabi dari Mekah ke Madinah Munawarah. Barangsiapa memprotes maka siap-siap dikucilkan, dipandang sesat dan menyesatkan.
Pada saat Nabi Hijrah, kondisi kaum muslimin apalagi pemerintahan Nabi masih sangat kacau, masih banyak kekacauan dimana-mana, dibandingkan dengan urusan lain maka mengurusi perhitungan awal tahun hijriah bukan merupakan kebutuhan primer waktu itu, banyaknya budak yang masuk menjadi muslim dan bergabung dengan Nabi Muhammad Saw, tentu membutuhkan pasokan makanan dan kebutuhan finansial lainnya untuk bisa bertahan hidup dan melanjutkan perjuangan serta bertahan dari banyaknya tekanan. Membangun ekonomi jelas menjadi prioritas utama disamping pembangunan mental seorang mukmin yang berpasrah diri secara utuh kepada Allah Swt.
Peresmian Agama Islam juga terjadi, namun sejarah ini sengaja tidak diangkat ke permukaan, mengingat jika diangkat kepermukaan akan ada sisi-sisi kebenaran sejarah yang akan terungkap. Hal ini jelas tidak diinginkan oleh orang-orang yang berkepentingan dalam membelokkan sejarah dalam dunia Islam.
Turunnya ayat.
[1] يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ[2]
Dua ayat ini, khususnya ayat 3 QS al Maidah adalah hari dimana Islam telah disempurnakan, telah diresmikan secara langsung oleh Allah Swt, menjadi agama sempurna dan bisa menjadi acuan bagi siapapun agar bisa berjalan di jalan yang Allah Ridoi, jika ingin menjadikan tanggal permulaan dalam Islam, maka hari ini sangat layak untuk tetapkan sebagai hari itu. Ketika pemerintahan Islam sudah berjalan, umat Islam waktu itu sudah leluasa untuk melakukan ibadah Haji jadi mengisyaratkan kondisi ekonomi yang lebih stabil. Islam juga sudah tidak dalam kondisi tertekan seperti masa-masa ketika Nabi sedang Hijrah. Dibandingkan dengan waktu hijrahnya Nabi jelas hari dilantiknya Islam sebagai agama yang paling tepat sebagai jalan dan pandangan hidup. Lebih layak sebagai pilihan.
Nasihat Nabi untuk menggunakan air bulan April atau Naisyan memberi gambaran, bahwa beliau juga memahami dunia pertanian, penanaman pohon kurma, pentingnya irigasi dll, Imam Ali juga disebutkan membuat sumur untuk memenuhi kebutuhan air kebun-kebun kurma yang pada akhirnya diwakafkan kepada masyarakat hasilnya, Imam Ali menasihati putranya yakni Imam Hasan untuk mempelajari kaum-kaum terdahulu, jelas Imam Ali juga melakukannya. Termasuk juga memahami keilmuan dan sejarah dibidang astronomi, pertanian, penanggalan dll. Sistem penanggalan adalah sebuah ilmu yang sangat penting dan berpengaruh besar kepada suatu kaum untuk bisa tetap bertahan diatas muka bumi.
Mungkinkah Imam Ali mengetahui peradaban Suku Maya, Suku Azteq dll, kita harus ingat bahwa beliau memiliki ilmu yang dimiliki oleh Nabi Sulaeman As, angin yang dijadikan sebagai kendaraannya. Beliau juga menjadi Imam bagi manusia dan Jin. Jelas beliau memiliki ilmu yang dimiliki oleh Jin pasukan Sulaiman atau seorang yang berhasil memindahkan singgasana hanya dengan sekedip mata berkedip.
Bersambung ke bagian dua
[1] QS Al Maidah: 67. “Wahai rasul! sampaikanlah apa yang diturunkan padamu (secara utuh) dari Tuhan-mu (kepada manusia). Dan jika kamu tidak mengerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
[2] Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. QS Al Maidah:
[1] Safinah-online khasiat air hujan dibulan April.
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Maya
[3] https://en.wikipedia.org/wiki/Aztec_calendar
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Rotasi_bumi