Henas; Transisi Ruang Kosong Armitha, Sang Pengganti Dariush (Seri 4)
MM-Setiap orang yang kehilangan seseorang yang dicintainya akan mengalami dan merasakan ruang kosong. Hingga ruang kosong itu memberi makna secara bertahap dan semakin kuat. Semakin bertambah usia Armitha, kehadiran sosok sang ayah makin kuat dan hidup, bahkan bagi negaranya. Mungkin itu yang dimaksud keharuman kesyahidan. Titik tolak dimana kenangan setiap kematianya menjadi tenaga baru bagi bangsanya. Detilnya bagaimana, tentu dengan cara mengikuti pernik pernik dialog realis dengan cara telaten dan sabar.
Detik-detik sebelum Dariush di tembak, terjadi dialog menarik antara Armitha, Shohreh dan Dariush. Terlihat mata kosong Shohreh memandang jendela mobil, arah keatas.
Armitha
“Apa hari ini kelahiran ayah”
Sohreh
“Bukan nak, “Ini hari kelulusan ayah”
Armitha
“Kelulusan itu apa?”
Dariush
“Kau selalu cerewet”
Sohreh
“Artinya, ayah selesai belajar”
Armitha
“Kenapa saat aku bersekolah, ibu juga merayakanya?”
Sohreh
“Sebagian merayakan saat belajar, dan yang lain merayakan saat selesai belajar.
Armitha
“Jadi ayah juga akan bersekolah dulu”
Sohreh
“Tidak”
Armitha
“Lalu kenapa kita merayakanya”
Dariush
“Kita sekarang merayakan saja, bukan dalam rangka apapun”
Armitha
“Hore!!!”
Sohreh
“Kacamatamu kotor”, Shohreh mengambil kaca mata Dariush untuk dibersihkan.
Armitha
“Sangat menyenangkan,.. tentu saja”
Armitha
“Ada kado juga,….?
Sohreh
“Tidak, aku baru saja membelikan mainan buat Armitha”
Armitha
“Mama, belikan kadonya,….Mama, belikan kadonya,….”
Sohreh
“Tidak, tidak,….”
Dariush
‘Armitha, Armitha, kita bernyanyi saja,…”
Kita anggap saja dialog pada detik detik kematian Dariush benar. Keakuratanya tentu saja seluruhnya dari penuturan Sohreh. Makna pertanyaaan Armitha kepada ibunya tentang arti perayaan, menandakan seolah Dariush telah lulus dari segala macam cobaan, dan siap menghadapi kesyahidan. Intensitas adegan ini semakin memucak saat Armitha rewel meminta kado pada Sohreh. Secara spontan Darius membujuk dan mengalihkan perhatian pada Armitha untuk bernyanyi bersama;
“Bintang oh bintang yang ada,…
Terkadang redup, terkadang bersinar,…
Katakanlah padaku, ketika kau sedang tak tidur,
Apakah kau lihat ayahku?
Yang kutahu, ayahku pergi,…
Pergi terbang ke angkasa”
Lagu ini menandakan ungkapan yang mewakili Armitha yang akan kehilangan ayahnya selamanya. Rahasia Dariush sang ayah bagai bintang, terkadang redup, terkadang bersinar sebagaimana tabiat iman setiap manusia, naik turun. Armitha bertanya pada bintang, “Katakanlah padaku, ketika kau sedang tak tidur,” seolah bertanya pada Tuhan yang tidak pernah tidur, dan saat itulah Tuhan sebentar lagi akan menjemput ayahnya.
Memang benar, setelah bernyanyi, Dariush ditembak enam kali di depan Armitha. Sebagaimana lagu yang sudah dinyanyikan oleh Armitha sebelumnya “Yang kutahu, ayahku pergi,… Pergi terbang ke angkasa”. Penggalan bait nyanyian ini adalah seolah menjadi pengantar dari seorang anak 4.5 tahun yang belum cukup umur mencerna peristiwa agung secara mendadak.
Pengalaman pahit Armitha kecil pelan pelan bertransformasi sejak kematian ayah tercintanya. Sang pemimpin agung, Rahbar ketika datang berkunjung kerumah Armitha menjelaskan peristiwa kematian ayahnya, sebagai peristiwa politik tingkat global.
“Salah satu yang mendorong revolusi para pemuda di negara muslim adalah prestasi di bidang sains. Republik Islam telah mencapai kemajuan di bidang nuklir. Para pemuda Iran kompeten di bidang sains nuklir. Inilah yang mempengaruhi musuh mengeluarkan banyak uang membuat plot membunuh para ilmuan nuklir Iran melalui agen mereka”.
Pesan Rahbar secara langsung menusuk pada batin Armitha, seolah mengatakan, ayahmu adalah seorang ilmuan yang kompeten, karenanya musuh Republik Islam Iran sibuk mengeluarkan dana besar untuk menbunuhnya. Jika tidak kompeten maka tidak akan dibunuh. Bagi musuh, salah satu cara menghetikan proyek nuklir Iran adalah dengan membunuhi ilmuanya, seiring dengan tekanan JCPOA dan aneka sanksi.
Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau The Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA); adalah sebuah kesepakatan mengenai program nuklir Iran yang dicapai di Wina pada 14 Juli 2015, antara Iran dan P5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB—Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris Raya, Amerika Serikat—plus Jerman) bersama dengan Uni Eropa. Kesepakatan ini di negosiasikan pada saat pemerintahan Presiden (Barack) Obama.
JCPOA ditandatangani pada tahun 2015 oleh Iran dan beberapa kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, JCPOA menempatkan pembatasan yang signifikan pada program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi. JCPOA adalah bagian dari Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231. Anggota Dewan Keamanan PBB memberikan suara pada 20 Juli 2015, dan mengadopsinya pada 18 Oktober (Hari Adopsi). Mulai berlaku pada 16 Januari 2016 (Hari Implementasi).
Presiden Trump kemudian menarik Amerika Serikat dari kesepakatan itu pada 2018, mengklaim gagal membatasi program rudal Iran dan pengaruh regional. Iran mulai mengabaikan pembatasan program nuklirnya setahun kemudian.
Kini tahun 2023, Armitha yang sudah berumur 12 tahun telah mencerna sebagian sosok ayahnya yang lebih lengkap. Seorang ayah yang diingat Armitha yang berjanji akan membuat bangga anaknya kelak karena menjadi bagian dari perjuangan seorang ilmuan nuklir kelas dunia melawan kelompok arogan. Kesahidan Darius seolah sudah diketahui sebelumnya oleh Darius dan Sohreh.
Sohreh
“Kalau begitu semuanya sudah jelas.”
Dariush
“Shohrer…, kau tahu resiko apa yang sedang kau hadapi?
Yang pasti, aku ingin berjuang membesarkan Armita dengan cara terbaik.
Aku ingin, kau tetap menjadi Shohrer seperti yang kukenal 10 tahun.
Aku juga mempunya rencana masa depan”
Generasi Armitha
Film Henas telah memahamkan kepada penontonya melalui lensa sinematik tentang drama kecil, kisah percintaan ayah dan ibu Armitha menjadi landskap sains-politik tingkat global. Faktualnya, serial killer ilmuan nuklir Iran ini seolah menjadi pelajaran warga Iran tentang drama kehidupan sehari hari yang nyata, terus bergerak dengan kejutan kejutan berkelas. Baik di tingkat kenyataan maupun film yang merekam kenyataan. Henas adalah gaya perlawanan budaya-sinematik Iran revolusioner menjawab drama Hollywood yang memojokan Iran.
Tanggal 23 juli 2023 adalah peringatan ke 12 paska kesyahidan Dariush, sejak 23 juli 2011. Armitha yang kini berumur 16.5 tahun nampak dewasa sejak ditinggalkan ayahnya yang berumur hingga 35 tahun. Dengan bahasa Inggris cukup fasih, Armitha menjawab semua pertanyaan presenter Press TV dalam program “face to face”, 23/7/2023.
Press TV
“Bisa di ceritakan peristiwa pembunuhan ayah anda”
Armitha
“Saya tidak bisa melupakan peristiwa pembunuhan itu pada saat saya masih kecil
Sangat mengerikan, sangat membingungkan, tapi setelah beberapa waktu saya mulai memahami. Saya tidak bisa tahan tanpa Tuhan pada saat itu. “
Waktu itu boneka saya jatuh, saya melihat laki-laki berpakaian hitam, wajahnya seperti menggunakan topeng, tapi sebenarnya tidak memaki topeng (helm). Saya melihat senjata dan mereka lari. Darah dimana mana, saat itu saya masih kecil, saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya peluk ayah.., saya tidak tahu kalau ayah sudah meninggal, saya panggil terus menerus. Keadaan ini membuat saya kawatir dan stress, saya berteriak dan menangis, tapi tidak ada jawaban“.
Press TV
“Kapan anda merasa bahwa ayahmu telah tiada dan bagaimana perasaanmu ?”
Armitah
“Saya tidak ingat, tapi seseorang mengatakan pada saya,.. ayahmu sudah tidak ada dan tidak akan kembali, saya berteriak, shock, saya sangat takut.
Saya mulai melupakan, saya harus belajar arti kehilangan”
Press TV
“Seberapa jauh ikatan anda dengan ayah anda”
Armitha
“Saya tidak ingat banyak, dia sangat mencintai saya, dia selalu peduli pada kesehatan saya, dia sangat detil memperhatikan saya, dia memperhatian saya seperti itu.
Press TV
“Apa ada ruang kosong dalam diri anda setelah ayah anda meninggal ?”
Armitha
“Tentu dialami setiap orang yang kehilangan seseorang, …ruang kosong itu makin besar, saya selalu meraskan itu, khususnya pada saat mengingat peristiwa itu”
Press TV
“Bagaimana anda berkonsultasi tentang kehidupan anda, sementara anda kehilangan ayah ?
Armitha
“Saya merasa ayah saya masih hidup, dan dia selalu memperbaiki ketika saya berbuat kesalahan. Dia bersama saya, tetapi tidak secara fisik, tapi saya merasakanya.”
Press TV
“Ayah anda seorang pahlawan bagi jutaan orang Iran, bagaimana anda merasakan mempunyai seorang ayah yang menjadi ikon.”
Armitha
“Saya sangat bangga, oh Tuhan, saya adalah anak dari seorang yang sangat keren, dia telah melakukan hal hal yang besar bagi negara kita, saya akan menjadi seperti ayah saya, saya ingin melakukan apa yang ayah lakukan. Saya akan melakukan yang sudah diselesaikan oleh ayah saya.”
Press TV
“Foto anda sekarang dimana mana, anda sering menghadiri seminar, bagaimana perasan anda ?”
Armitha
“Ibu saya selalu mendorong saya, membuat saya percaya diri, saya tidak terlalu percaya diri, tapi dia membuat saya melakukanya.”
Press TV
“Bagaimana ruang kosong yang di rasakan ibu Anda ?”
Armitha
“Ibu saya orang hebat, saya kira ibu saya sudah tidak memiliki ruang kosong, karena dia sudah memerankan seorang ibu yang di tinggal suaminya. Ibu saya benar-benar seorang pahlawan yang tidak bisa di lakukan orang lain. Dia sangat kuat. Dia menjadi “role model” yang baik bagi para ibu ibu.
Press TV
“Saya kira ibu anda seorang yang kuat, darimana dia mendapatkanya?”
Armitha
“Saya tidak tahu, yang pasti dari Tuhan, jika kita percaya pada Tuhan, kita akan kuat.”
Press TV
“Anda memberi pelajaran diplomasi nuklir dihadapan “UN Nuclear Energy chief”, Rafael Grossi ketika berkunjung ke Iran, dengan pidato yang kuat yang kemudian menjadi headline.
Pidato Armitha
“Dengan menyebut nama Tuhan, Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang
Saya Armitha Rezainejad, anak dari salah satu ilmuan nuklir Iran.
Selamat datang yang mulia,…
Saya sudah memiliki kehidupan normal sejak 12 tahun lalu, 6 peluru menembus tubuh ayah saya, waktu itu jam 16;30. Dia seorang ilmuan yang tidak ada hubunganya dengan kekerasan. Saya bukan satu satunya. Itu hanya sebagian cerita. Hari ini banyak pasien terhalang untuk mendapatkan hak untuk mengakses vaksin dan obat, banyak pasien dalam situasi diambang kematian karena sanksi yang konstan. Bangsa Iran mengharapkan dunia Internasional tidak menghalangi pengembangan energi nuklir damai Iran”.