Kajian Singkat Sunan Tirmidzi (Bag. Terakhir)
Bab-bab Kitab Sunan At-Tirmidzi
Sunan Tirmidzi mencakup 46 kitab yang dimulai dengan kitab Ath-Thaharah dan diakhiri dengan kitab Al-Manaqib. Susunan pembahasannya sama seperti kitab-kitab fikih.
* Di akhir buku (jilid ke-5) terdapat sebuah pembahasan berjudul “Al-‘Ilal” yang menjelaskan rijal dan jalur-jalur penulisnya. Kitab ini juga dikenal dengan “Al-‘Ilal Ash-Shaghir” yang disyarahi oleh Ibnu Rajab Hanbali Baghdadi. Tirmidzi juga memiliki kitab “Al-‘Ilal Al-Kabir”.
* Tirmidzi adalah orang pertama dalam Ahlu Sunnah yang membagi hadis-hadis menjadi hadis shahih dan hadis dhaif dan melakukan evaluasi hadis.
Kandungan Kitab Sunan At-Tirmidzi
Sunan Tirmidzi sebagaimana kitab Ash-Shihah As-Sittah yang lainnya juga mengandung hadis-hadis yang negatif dan palsu. Meskipun demikian, kitab ini juga menyebutkan beberapa riwayat tentang keutamaan Ahlul Bait. Berikut ini beberapa contoh di antaranya:
1) Hadis Tsaqalain
Jabir berkata, “Aku melihat Nabi saw. dalam haji beliau di hari Arafah. Beliau berada di atas unta Qaswa’ sambil berkhutbah. Beliau berseru, “Wahai manusia! Sesungguhnya aku telah meninggalkan di antara kalian (sesuatu) yang bila kalian memegangi atau mengikutinya, niscaya kalian tidak akan pernah tersesat selamanya: Kitabullah dan Itrahku Ahlul Baitku.””[1]
Tirmidzi berkata, “Dalam bab ini, riwayat di atas tidak hanya dinukil dari Jabir saja, bahkan dari beberapa orang seperti Abu Dzar, Abu Sa’id, Zaid bin Arqam, Hudzaifah bin Usaid.” Lalu menambahkan, “Dan hadis ini adalah hadis hasan gharib.”
2) Sebab turun ayat Tathhir
Umar bin Abi Salamah, anak tiri Rasulullah saw. berkata, “Ayat (إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا) turun kepada Nabi saw. di rumah Ummu Salamah. Maka Nabi saw. memanggil Fatimah, Hasan, dan Husain, kemudian menyelimuti mereka dengan kain selimut. Sedangkan Ali berada di belakang beliau maka beliau menutupinya pula dengan kain selimut tersebut. Kemudian beliau saw. berkata, “Ya Allah! Mereka adalah Ahlul Baitku, maka lenyapkanlah segala dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya.”
Ummu Salamah berkata, “Apakah saya bisa bersama mereka, wahai Rasulullah?”
Nabi saw. menjawab, “Tetaplah di tempatmu dan engkau berada dalam kebaikan.””
Riwayat dalam bab ini dinukil dari Ummu Salamah, Ma’qil bin Yasar, Abu Al-Hamra’, dan Anas bin Malik.[2]
3) Manaqib Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s.
a- Riwayat yang dinukil dari ‘Imran bin Hashin tentang pengaduan sebagian sahabat kepada Nabi saw. perihal apa yang dilakukan oleh Imam Ali dalam sebuah sariyah (peperangan yang tidak dikuti oleh Nabi) terkait seorang jariah. Saat menerima pengaduan dari empat orang sahabat, tampak terlihat kemarahan di wajah Nabi saw. dan beliau berkata, “Apa yang kalian inginkan dari Ali? Apa yang kalian inginkan dari Ali? Apa yang kalian inginkan dari Ali? Sesungguhnya Ali adalah bagian dariku dan aku bagian darinya. Dia adalah wali setiap orang mukmin setelahku.”[3]
b- Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang aku adalah maulanya, maka Ali adalah maulanya.”
c- Abu Said Al-Khudri berkata, “Sesungguhnya kami, orang-orang Ansar telah mengenal kaum munafiqin melalui kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib.”[4]
d- Ibnu Buraidah dari ayahnya berkata, “Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah memerintahkanku mencintai empat orang dan Allah juga mengabarkan bahwa Dia mencintai mereka.” Para sahabat bertanya, “Sebutkan nama-nama mereka, wahai Rasulullah!” Nabi saw. menjawab, “Ali salah seorang di antara mereka.” Beliau mengulanginya hingga tiga kali dan melanjutkan, “ Kemudian Abu Dzar, Miqdad, dan Salman. Allah memerintahkanku untuk mencintai mereka dan Allah mengabarkan bahwa Dia mencintai mereka.””[5]
e- Hubsyi bin Junadah berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Ali dariku dan aku dari Ali. Tidak ada yang menyampaikan dariku kecuali aku atau Ali.””
Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadis hasan yang gharib dan shahih.”
f- Ibnu Umar berkata, “Rasulullah saw. mempersaudarakan di antara para sahabat beliau. Lalu Ali datang berlinang air mata dan berkata, “Wahai Rasulullah! Anda telah mempersaudarakan di antara para sahabat Anda dan belum mempersaudarakanku dengan siapapun.” Nabi saw. menjawabnya, “Engkau adalah saudaraku di dunia dan akhirat.””
g- Anas bin Malik berkata, “Suatu ketika telah tersedia hidangan daging burung di hadapan Nabi saw. Lalu beliau berdoa, “Ya Allah! Datangkanlah seseorang yang paling Engkau cintai supaya dapat makan daging ini bersamaku.” Maka Ali datang dan beliau makan bersamanya.”
h- Jabir bin Abdullah berkata, “Sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada Ali, “Engkau di sisiku seperti Harun dengan Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku.””
i- Dari Nasr bin Ali Al-Jahdhami, dari Ali bin Ja’far bin Muhammad bin Ali, dari saudaranya Musa bin Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya Muhammad bin Ali, dari ayahnya Ali bin Husain, dari ayahnya, dari kakeknya Ali bin Abi Thalib, “Sesungguhnya Nabi saw. menggandeng Hasan dan Husain dan bersabda, “Barangsiapa yang mencintaiku, mencintai dua anak ini, ayah dan ibu keduanya, maka ia akan berada satu derajat bersamaku di hari kiamat.””
j- Ummu Athiyah berkata, “Nabi saw. mengutus satu pasukan yang diikuti oleh Ali. Beliau berdoa sambil mengangkat tangan: “Ya Allah! Jangan Engkau matikan aku hingga Engkau perlihatkan Ali kepadaku.””[6]
k- Jamil bin Umar berkata, “Aku datang kepada Aisyah bersama bibiku. Bibiku bertanya, “Siapakah orang yang paling dicintai Rasulullah?” Aisyah menjawab, “Fatimah.” Lalu bibi bertanya kembali, “Dari kaum lelaki?” Dijawab, “Setahuku, suaminya.””
Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadis hasan gharib.”
l- Anas berkata, “Sesungguhnya Nabi saw. bersabda, “Cukup bagimu wanita-wanita (terbaik) di dunia, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah isteri Fir’aun.”
Tirmidzi berkata, “Hadis ini shahih.”[7]
4) Manaqib Imam Hasan dan Imam Husain a.s.
a- Abu Said Al-Khudri berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Hasan dan Husain adalah penghulu pemuda penghuni surga.”
Abu Isa berkata, “Hadis ini shahih dan hasan.”[8]
b- Perdamaian Imam Hasan (dengan Muawiyah)
Abu Bakrah berkata, “Rasulullah saw. naik ke mimbar dan berkata, “Susungguhnya puteraku ini adalah seorang penghulu yang melalui tangannya Allah damaikan dua kelompok.”
Abu Isa berkata, “Ini hadis hasan shahih.”
c- Pemakaman Imam Husain a.s.
Ummu Salamah adalah orang pertama di Madinah yang mengumumkan kesyahidan Imam Husain. Rawi berkata, “Aku menemui Ummu Salamah yang sedang menangis. “Apa yang membuatmu menangis,” tanyaku. Ummu Salamah berkata, “Aku bermimpi melihat Nabi saw. Kepala dan janggut beliau berlumur tanah. Aku tanyakan kepada beliau, “Apa yang sedang terjadi terhadap Anda?” “Aku baru saja menyaksikan pembunuhan Al-Husain.””
d- Anas bin Malik berkata, “Aku di sisi Abi Ziyad, maka tiba-tiba kepala Husain a.s. didatangkan dan Abi Ziyad melontarkan hinaan dengan tongkatnya, “Aku tidak melihat kebaikan seperti ini.” Anas berkata, “Bukankah ia orang yang paling menyerupai Rasulullah saw?!””
Abu Isa berkata, “Hadis ini hasan shahih dan gharib.”[9]
=====================
[1] Sunan At-Tirmidzi, 5/327:
Mayoritas Ahlu Sunnah menukilnya “کتاب الله و سنتی”, sementara nukilan “و عترتی” memiliki 200 jalur berasal dari 30 orang. Hadis ini mutawatir dan nukilan yang paling jelas adalah yang dinukil oleh Tirmidzi ini.
Riwayat ini dinukil oleh 24 sahabat dan 19 tabi’in pada abad ke-1, 36 orang pada abad ke-2, 69 orang pada abad ke-3, 38 orang pada abad ke-4, 21 orang pada abad ke-5, 27 orang pada abad ke-6, 21 orang pada abad ke-7, 24 orang pada abad ke-8, 13 orang pada abad ke-9, 20 orang pada abad ke-10, 11 orang pada abad ke-11, 18 orang pada abad ke-12, 12 orang pada abad ke-13, 13 orang pada abad ke-14.
Shahih Muslim juga menyebutkan hadis Tsaqalain berdasarkan nukilan “و اهل بیتی ”. 70 kitab menukil hadis tersebut dan sanadnya sampai ke Shahih Muslim.
Hadis ini juga dapat ditemukan dalam kitab-kitab lain: Muslim, juz VII, halaman 122 – Musnad Ahmad, 3/14, 4/26, dan 5/182 – Mustadrak Hakim, 3/148 – Tadzkirah Sibth bin Al-Jauzi, halaman 182 – Ash-Shawaiq Ibnu Hajar, halaman 75, 87, dan 90 – Aqd Al-Farid, 2/158 dan…
[2] Sunan At-Tirmidzi, 5/621.
[3] Ibid, 5/658.
[4] Ibid, 5/598.
[5] Ibid.
[6] Ibid, 5/296 – 307.
[7] Ibid, 5/367.
[8] Tidak adil rasanya bila Tirmidzi dalam biografi Umar bin Sa’d menyebutkan, “Umar bin Sa’d tsiqah, riwayatnya dinukil oleh banyak orang dan membunuh Husain.”
Apakah Tirmidzi tidak melihat kumpulan hadis keutamaan Imam Hasan dan Imam Husain a.s.? Apakah membunuh putera Nabi saw. yang keutamaan-keutamaannya disebutkan dalam berbagai riwayat, tidak bertentangan dengan ketsiqahan pembunuhnya?!
[9] Sunan At-Tirmidzi, 5/321 – 327.