Keagungan Ummul Mukminin Khadijah Yang Jarang Diungkap
Khadijah Dalam Sejarah Dan Riwayat
Ummul Mukminin Khadijah a.s. wanita agung yang memiliki berbagai kemuliaan. Terdapat banyak nukilan sejarah dan riwayat tentang kepribadian dan kemuliaan penghulu wanita Quraisy dan semesta alam ini dari berbagai sumber.
1- Wanita pertama yang beriman kepada Nabi saw.
Seluruh sejarawan dan ahli hadis Sunni dan Syiah memberikan kesaksian bahwa Ummul Mukminin Khadijah adalah wanita pertama dan orang kedua yang beriman kepada Nabi saw. dan secara resmi menyatakan keislamannya. Khadijah bersama Ali bin Abi Thalib telah mendirikan shalat berjamaah di belakang Nabi saw. di rumah, di luar rumah, dan di samping Ka’bah yang saat itu menjadi tempat penyembahan berhala kaum musyrikin Makkah.
Khadijah Kubra masuk dalam cakupan ayat-ayat berikut:
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ * أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ * فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
“Dan orang-orang yang beriman paling dahulu * Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah * Berada dalam jannah kenikmatan.”[1]
Tidak diragukan bahwa Ali dan Khadijah a.s. beriman dan menyambut seruan Nabi saw. lebih dahulu dibanding orang lain. Saat Nabi saw. diejek dan ditertawakan penduduk Makkah, keduanya tetap setia, bahkan tetap membantu dan membela beliau dengan segala daya upaya.
2- Ibu dari wanita termulia, Fatimah Zahra
Khadijah Kubra a.s. adalah ibu dari wanita termulia semesta alam yang paling dicintai Allah dan Rasul-Nya. Ibu dari Fatimah merupakan sebuah kedudukan yang tidak dianugerahkan kepada semua orang. Ia haruslah orang yang paling suci dan mulia supaya mampu menjaga Fatimah (belahan jiwa Nabi, syarat keridhaan Allah, ibu dari Ahlul Bait dan isteri Imam Ali a.s.).
3- Ahli hadis dan perawi
Berdasarkan beberapa sanad yang muktabar,[2] Khadijah a.s. tercatat sebagai ahli hadis dan perawi.
Terdapat sebuah riwayat mustanad dan shahih dari Ahlul Bait a.s., “Dari Abdullah bin Hasan, aku mendengar ibuku, Fatimah binti Husain menukil hadis dari Khadijah…”
4- Selalu bersama Nabi saw. saat Alquran turun
Khadijah selalu bersama Rasulullah saw. di saat Alquran diturunkan, kemudian beliau mengajarkannya terlebih dahulu kepada Khadijah.[3]
5- Bergelar “Thahirah”
Khadijah adalah pemuka wanita Hijaz dan berakal/pintar. Beliau memiliki banyak kafilah perdagangan dan ekonomi. Sosok beliau terkemuka, masyhur dan sempurna, sopan, berperilaku baik, berfikir ke depan dan mendalam, pencari kebenaran, dan suci bak permata berharga.[4] Oleh karena kesucian ini, beliau disebut “Thahirah”.[5]
6- Mentakwilkan mimpi
Khadijah memiliki keahlian menakwilkan mimpi sehingga Nabi saw. selalu menyampaikan mimpi-mimpi beliau kepadanya.[6]
7- Sempurna lahir batin
Khadijah adalah wanita yang paling sempurna dalam kecantikan, akal dan pandangan, paling agung dalam kehormatan, agama, kewibawaan dan harta…”[7]
8- Pemilik istana megah dan abadi di surga
Karena jiwa pencari dan penerima kebenaran, iman yang ikhlas, dan amal baik, malaikat Jibril setiap saat memberikan kabar gembira dari Allah swt berupa istana megah, indah, dan abadi di surga.[8]
Menyikapi rasa hasud yang diperlihatkan oleh sebagian orang terhadap kedudukan Khadijah di sisi Nabi saw., Nabi menegaskan: “Demi Allah! Dia tidak menganugerahkan seorang isteri kepadaku yang lebih baik dari Khadijah…”
9- Menantikan kemunculan Sang Nabi
Berkenaan dengan lamanya penantian Khadijah sebelum mengenal Nabi saw., Ibnu Hisyam menulis: “Khadijah Kubra senantiasa menantikan munculnya seorang nabi yang dijanjikan oleh para nabi Ilahi sebelumnya dengan cara berdialog dengan tokoh-tokoh agama Ilahi seperti Waraqah, Nastur, dan Buhaira.”[9]
Hal ini menunjukkan bahwa sebelum Islam, Khadijah adalah seorang muwahhid dan beriman.[10]
10- Anugerah Ilahi yang tidak dapat dibandingkan dengan yang lain
Ganji Syafi’i menulis: “Aisyah berkata, “Belum pernah aku cemburu terhadap isteri-isteri Nabi saw. sebagaimana cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah menyaksikannya. Itu karena Nabi saw. selalu menyebut namanya, bahkan tidak jarang menyembelih kambing dan dibagikannya terlebih dahulu kepada orang-orang yang menyayangi Khadijah.
Bahkan saat cemburuku memuncak, aku katakan, “Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah yang selalu Anda agungkan dan cintai?””
Nabi saw. menjawab, “Jangan pernah engkau bandingkan dirimu dengan Khadijah… Allah swt tidak menganugerahkan kepadaku seorang perempuan yang lebih baik darinya.”[11]
Di tempat lain beliau bersabda, “Aku sangat merindukannya dan berharap Allah swt menyatukan kami [sebagai suami isteri di surga].
11- Isteri yang berkhidmat dan berkorban untuk agama
Berkenaan dengan pernikahan Nabi saw. dengan Khadijah a.s., Ibnu Hisyam menulis: “Dalam pembicaraan panjang lebar dengan Nabi saw., Khadijah berkata, “Kenapa Anda tidak menikah?”
“Dengan siapa aku menikah?” jawab Nabi saw.
Dengan perasaan malu dan lembut beliau menjawab, “Dengan pelayan Anda, Khadijah.””[12]
Perlu diketahui bahwa saat itu tidak ada seorang perempuan yang lebih agung, beriman, bermartabat, berkepribadian dan memiliki harta kekayaan berlimpah dari Khadijah!
12- Keluarganya mulia dan suci
Keluarga Khadijah sebelum Islam jauh dari segala bentuk kesyirikan, kekafiran, dan penyembahan berhala. Hal ini berbeda dengan isteri-isteri lain Nabi saw., bahkan sebagian isteri beliau pada permulaan bi’tsah masih menyekutukan Allah swt dan menyembah berhala.
Keluarga Khadijah mulai dari kakek beliau bernama Asad sampai paman beliau, Waraqah dan Ibnu Jad’an juga dikenal oleh seluruh kabilah dengan kemurahan hati dan anti kezaliman. Sifat-sifat mulia dan pantang hina ini akhirnya diwariskan turun temurun kepada anak keturunan beliau, seperti Fatimah Zahra, Imam Husain, dan Imam Mahdi a.s.[13]
13- Gelar Kubra dari Nabi
Nabi saw. mengangkat Khadijah sebagai penasehat karena keagungan dan keistimewaannya dibanding orang lain, juga memuji kebijakan dan menagementnya sehingga diberikan gelar ‘Kubra’.[14]
14- Penghulu wanita Quraisy
Khadijah disebut sebagai penghulu wanita Quraisy karena spiritualitas, kesucian, keagungan, dan kemuliaannya.[15]
15- Gelar Mubarakah dalam Injil
Khadijah dikenal dalam Injil Nabi Isa sebagai Mubarakah seperti Maryam dan akan lahir darinya keturunan yang mubarak dan suci, yaitu para imam maksum dan Fatimah Zahra a.s.[16]
16- Penghulu wanita semesta alam
Empat wanita penghulu wanita dunia: Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad saw.[17]
17- Kepergiannya menjadi musibah terbesar Nabi
Nabi saw. menyebut Ummul Mukminin Khadijah sebagai orang pertama yang membenarkannya, penolong agama Allah dengan seluruh harta dan kekayaannya, sumber ketenangan beliau saw., kawan dalam berdoa dan bermunajat kepada Allah swt. Kepergian Khadijah dianggap Nabi saw. sebagai musibah terbesar.[18]
Semoga ruh agung Ummul Mukminin Khadijah Kubra meridhai kita semua.
[1] QS. Al-Waqi’ah [56]: 10 – 12.
[2] Seperti Sirah An-Nabi, Ibnu Hisyam, jilid 1, halaman 255; Jami’ Ar-Ruwah, jilid 2, halaman 458; Anwar Sathi’i, halaman 329,
[3] Manaqib Ali, halaman 336.
[4] Sirah Halabi, jilid 1, halaman 132
[5] Dalam Syarah Mawahib Zarqani, jilid 1, halaman 199 disebutkan: “Beliau (Khadijah) pada masa Jahiliyah disebut dengan “Thahirah” karena sangat menjaga kehormatan diri dan pemalu.
[6] Anwar As-Sathi’ah, halaman 324.
[7] Riyahin Asy-Syari’ah, jilid 2, halaman 204.
[8] Shahih Bukhari, jilid 5, halaman 112; Tadzkirah Al-Khawash, halaman 303.
[9] Sirah Ibnu Hisyam, jilid 1, halaman 199.
[10] Manaqib Ali Abi Thalib, jilid 1, halaman 41.
[11] Kifayah Ath-Thalib, halaman 359.
[12] Sirah Ibnu Hisyam, jilid 1, halaman 204.
[13] Taufiq Abu Ilm, Fatimah Zahra, halaman 32; Sirah An-Nabi, jilid 1, halaman 228; Sirah Halabi, jilid 1, halaman 155.
Menarik untuk diketahui bahwa nenek moyang Khadijah binti Khuwailid bersambung kepada Nabi Ibrahim a.s. pada datuk ke-29. Dan dari generasi ke-8 “Qushai” bernasab sama dengan Nabi saw.
[14] “Umdah Ibnu Bithriq”.
[15] Syarah Mawahib Zarqani, jilid 1, halaman 199.
[16] Kahl Al-Bashar, cetakan Beirut, halaman 70.
[17] Hadis ini disebut di berbagai kitab hadis, tafsir Ruh Al-Ma’ani, jilid 3, halaman 155, dan Ad-Durr Al-Mantsur Suyuthi dalam penjelasan ayat 42, Surat Ali ‘Imran.
[18] A’lam Al-Wara, jilid 1, halaman 132; Syarah Ibnu Abi Al-Hadid, jilid 13, halaman 208; Sirah Ibnu Hisyam, jilid 1, halaman 265; Dalail An-Nubuwwah, Baihaqi, jilid 2, halaman 352 dan…
Selain itu, terdapat lebih dari 20 kitab dengan topik Ummul Mukminin Khadijah yang ditulis oleh ulama Syiah dan Sunni.