Menanggapi Pernyataan Bahwa Pohon Biasa pun Bisa Jadi “Mukjizat”
Mukjizat dalam Tinjauan Bahasa
Mukjizat dari kata ‘ajaza berarti lemah, mukjizat bermakna membuat pihak yang dihadapi menjadi lemah dan tidak mampu menandingi apa yang dibuat atau kejadian yang sudah diciptakan, semua orang dibuat tunduk dengan bukti nyata itu dan tidak bisa memberikan bukti tandingan.
Penulis memiliki pandangan berbeda terhadap makna mukjizat yang diuraikan dalam kamus daring KBBI online. Disana disebutkan bawha mukjizat/muk·ji·zat/ adalah kata benda bermakna kejadian (peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia[1]. Makna mukjizat dengan uraian seperti ini tidak jami’[2] dan mani’[3] karena akan mencakup kejadian atau perbuatan diluar kemampuan akal manusia pada umumnya seperti yang dilakukan para pertapa, pesulap, penyihir dll. Mukjizat dalam konteks islam memiliki karakter dan syarat tersendiri.
Mukjizat adalah suatu benda yang diadakan atau kejadian yang terjadi dalam rangka menjadi dalil kebenaran ajaran yang dibawa seorang Nabi. Mukjizat tidak bisa ditiru oleh orang lain selain seorang Nabi atau wasyinya. Jadi mukjizat bukan hanya sekedar benda atau kejadian luar biasa seperti yang biasa dilakukan para pertapa. Misalnya ada pertama setelah bertapa sekian tahun dia mampu berjalan diatas air beberapa meter tanpa alat bantu, bisa terbang ke awang-awang tanpa penyangga, dikubur hidup-hidup beberapa hari didalam tanah, dan berbagai hal luar biasa lainnya. Itu semua tidak bisa disebut mukjizat. Suatu benda atau kejadian disebut mukjizat jika memenuhi syarat -syarat penting. Hal itu ada demi membuktikan kebenaran bahwa dia adalah pembawa pesan dari Allah SWT. Hal itu juga hal luar biasa yang tidak bisa dilakukan orang lain pada jamannya.
Dari dulu hingga sekarang umat islam akan terheran-heran dan penuh takjub ketika melihat fenomena alam. Misalnya melihat video akar berbentuk lafal Allah, melihat laut asin bertemu laut tawar dan keduanya tidak bercampur, melihat kambing di bulunya membentuk lafal lailahaillallah, dan berbagai fenomena yang dengan mudah diunduh atau dilihat ketika sudah viral dimedia sosial.
Mungkin sebagian kita akan mengatakan semua itu sebagai mukjizat yang menjadi bukti nyata kebenaran ajaran Islam. Ada yang menyebutkan bahwa sebenarnya bukan hanya yang terlihat berbeda dari kondisi normal seperti sudah penulis sebutkan diatas yang berhak disebut mukjizat Allah didepan kita. Tapi pohon yang normal juga sepantasnya disebut dengan mukjizat.
Coba kita telaah uraian ini. Apakah pohon yang berbentuk lafal Allah, membentuk asma Allah yang lain, akar berbentuk lailahaillallah dan semacamnya bisa disebut dengan mukjizat. Kedua apakah lebih dari itu bahwa pohon, akar, daun dan semua ciptaan Allah yang terlihat normal, tidak berbentuk asma Allah itu juga disebut Mukjizat? Seperti disebut-sebut oleh seorang Kyai baru-baru ini.
Dalam hal ini penulis menggaris bawahi bahwa harus dibedakan antara mukjizat dari hal atau benda yang menakjubkan. benda atau hal yang membuat takjub dan terkesima. Benda-benda yang spesial karena membentuk asma Allah dan semacamnya memang menakjubkan, membuat terkesima orang yang melihatnya. Tapi keberadaan benda-benda ini tidak menjadi ‘ada’ sebagai sebuah bukti karena diminta oleh seorang Nabi untuk membuktikan kebenaran ajarannya, membuktikan bahwa dia benar-benar datang dari Allah SWT dan tidak sedang berbohong. Kedua yang perlu kita cermati benda-benda yang unik ini terjadi secara alami dan tidak ada kaitan dengan apa yang sedang populer ditengah kaum. Kalau kita lihat kembali, Quran diturunkan sebagai mukjizat berupa untaian kata yang mirip dengan syair, dimana waktu itu hal yang paling bernilai tinggi adalah syair, syair sangat populer ditengah-tengah masyarakat. Siapa yang memiliki syair paling indah dialah jawara dan diakui eksistensinya, dia akan dielu-elukan masyarakat. Kejadian tongkat menjadi ular besar juga dilakukan pada saat orang-orang diwaktu itu membangga-banggakan syihir, terbukti para penyihir yang mengetahui bahwa apa yang dilakukan Musa as jauh melampaui ilmu syihir para penyihir pun tunduk dan menjadi beriman pada apa yang dibawa Musa as. Sekali lagi mukjizat itu berkaitan langsung dengan apa yang sedang populer ditengah-tengah masyarakat. Jadi kejadian-kejadian luar biasa walau berbentuk lafal Allah tapi hal itu tidak bisa disebut dengan mukjizat. Hanya sekedar penambah kemantapan hati saja, tidak menjadi bukti yang pasti sebagai bukti kebenaran seorang Nabi.
Kedua bagaimana dengan pernyataan bahwa semua pohon yang normal juga adalah mukjizat. Disini kurang lebih sama, yakni sebenarnya kata yang lebih tepat bukan mukjizat tapi hal yang membuat takjub, kembali kami garis bawahi bahwa mukjizat memang membuat takjub tapi tidak semua yang membuat takjub adalah mukjizat. Memang semua pohon dengan landasan perenungan, tafakur dan tadzakur akan membuat kita takjub kepada Allah SWT tapi ini tidak cukup untuk disebut sebagai mukjizat, ada kosa kata yang lebih tepat yakni semua ciptaan Allah adalah tanda-tanda keberadaan Allah, tapi itu semua butuh dengan perenungan mendalam, butuh tafakur, butuh dzikr, sedang mukjizat seperti berubahnya tongkat menjadi ular tidak butuh pemikiran mendalam, dengan pemikiran sederhana orang sudah paham bahwa itu adalah kuasa diatas kemampuan manusia, pasti dzat maha segala yang berperan didalamnya.
[1] KBBI online.
[2] Mencakup semua misdaq yang seharusnya dicakup.
[3] Menolak misdaq yang seharusnya tidak masuk dalam kategori.