Pergaulan dalam Islam (2): “Etika Berinteraksi dengan Non Mahram”
Euis Daryati-Melanjutkan pembahasan terkait dengan etika pergaulan laki-laki dan perempuan dalam Islam yang sebagian telah disebutkan dalam artikel sebelumnya; menjaga pandangan dan menutup aurat. Berikut ini adalah etika pergaulan lainnya yang hendaknya diperhatikan oleh laki-laki dan perempuan non mahram dalam bergaul dan berinteraksi.
Dilarang Berkhalwat
Islam melarang laki-laki dan perempuan non mahram berduaan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dinginkan karena setan akan berusaha menggoda mereka berdua. Saat berduaan maka yang ketiga adalah setan.
- لا يخلوَنَّ رجل بامرأةٍ إلا ومعها ذو مَحرم“
Rasulullah Saw bersabda, “Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali dia (wanita tadi) ditemani mahramnya.”
“Hati-Hati Khalwat Online!”
Dengan berkembangnya teknologi informasi maka sarana komunikasi pun kian mudah dan beragam. Semua orang dapat berkomunikasi dengan mudah, meskipun berjarak melalui WhattAps, Video Call dan lainnya. Laki-laki dan perempuan dengan mudah berinteraksi dan berkomunikasi. Jika dalam hadis dilarang untuk melakukan khalwat (berduaan), maka dalam kondisi sekarang ini, khalwat bisa terwujud secara offline juga online. Jika secara offline dilarang berkhalwat, maka secara online pun hendaknya menjaga hal tersebut. Dan, jika terpaksa harus berkomunikasi karena urusan belajar, pekerjaan, informasi dan lainnya maka bicaralah sewajarnya dan seperlunya, tidak menjurus ke hal-hal pribadi. Jika percakapan dalam WA atau sejenisnya itu sudah menjurus ke hal-hal yang bersifat pribadi, tidak logis, dan tidak wajar, maka sebaiknya tinggalkan interaksi tersebut.
Tidak Berjabattangan (Bersalaman)
Di antara etika pergaulan laki-laki dan perempuan non mahram adalah dilarang berjabat tangan (salaman)). Karena itu meskipun di Indonesia dan Malaysia bersalaman itu budaya namun bagi laki-laki dan perempuan non mahram maka dilarang.
- ولایجوز للمرأة أن تصافح غیر ذى محرم إلاّ من وراء ثوبها.
Imam Muhammad al-Baqir as berkata, “Dilarang bagi perempuan untuk berjabat tangan (salaman) dengan laki-laki non mahram, kecuali dari balik baju.”(Al-Kafi, jil. 5, hal.525)
Tidak Berbicara Lembut atau Mendayu
- فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا“
Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.”(QS. Al-Ahzab: 32)
Dalam ayat tersebut Allah SWT menjelaskan bahwa hati yang sakit tidak bisa bertahan dan bersabar diri dari sebab kecil yang mengundang keharaman, walau hanya suara yang halus dan lembut. Karena sudah menjadi sarana keharaman maka dilarang, mereka diwajibkan untuk tidak melembutkan perkataan ketika berbicara dengan laki-laki.
Perempuan saat berada di hadapan laki-laki non mahram hendaknya tidak berbicara dengan lembut dan mendayu, namun sewajarnya sebagaimana biasanya.
Hubungan Emosional dengan Menjaga Batasan-Batasan Syariat.
Dalam jenis hubungan ini, anak perempuan dan anak laki-laki terikat satu dengan yang lainnya, saat tidak bertemu akan saling merindukan, saling memikirkan satu sama yang lainnya dan ingin bersama sepanjang waktu dan memikirkan pernikahan. Karena hubungan ini dengan menjaga batasan syariat maka memiliki karakteristik yang berbeda dari hubungan lainnya, di antaranya:
- Orang tersebut merasa bertanggungjawab terhadap pihak lain, sementara dalam hubungan yang tidak sehat dan tidak sesuai syariat itu hanya memikirkan diri sendiri.
- Selama komunikasi, perilaku kedua belah pihak tidak dramatis, dan setiap orang menunjukkan kepribadiannya yang sebenarnya. Tetapi dalam hubungan yang tidak sehat, perilaku dilakukan secara dramatis untuk menarik pihak lainnya, dan tidak menunjukkan kepribadian yang sebenarnya.
- Dalam hubungan ini, berapa pun waktu berlalu, maka mereka akan menjaga batasan-batasan hukum syariat dalam komunikasi satu dengan yang lainnya. Dalam hubungan emosional yang sehat mereka berpikir untuk menikah dan mempersipakan pernikahan secara bertahap. Sementara hubungan yang tidak sehat, dengan berjalannya waktu berpikir emosional seksual.
Keterampilan Prilaku dengan Lawan Jenis
Jika merasa tertarik dengan lawan jenis, maka:
- Dengan ketertarikan yang kuat terhadap lawan jenis maka dalam interaksi dengannya harus tetap menjaga batasan syariat. Perhatikan kedua hadis Rasulullah saw berikut ini;.
- “Allah Swt telah membanggakan kepada para malaikat pemuda yang beribadah kepada-Nya dan berfirman, “Lihatlah hamba-Ku yang karena Aku ia telah menahan hasratnya.” (Nahjul Fashahah, Jil. 736, hal. 303)
“Barangsiapa yang telah jatuh cinta dan menyembunyikan cintanya, menjaga kesucian diri dan bersabar, maka Allah akan mengampuninya dan memasukkannya ke surga.” (Bahai, Minhajun Najah:87)
Untuk menghindari keterikatan maka lakukan hal berikut ini:
- Jangan ungkapkan perasaan.
- Jangan berinteraksi.
- Kontrol pandangan dan sikap, karena perasaan akan tetap tersalur meskipun tidak melalui ucapan.
- Untuk menjaga kepribadian dan kesucian diri, jangan bersikap yang lawan jenis akan merasa berada dalam hubungan tidak benar.
- Jika merasa bahwa dia orang yang tepat untuk pernikahan, jika Anda laki-laki maka mintalah dengan perantara, jika Anda perempuan maka mintalah pendapatnya tentang pernikahan dengan bantuan orang yang yang terpercaya dan berpengalaman. Dia mungkin berencana menikahi orang lain dan tidak berniat menikahi Anda dengan tujuan apa pun. Hal ini akan membantu Anda agar tidak bingung dan menjadi jelas.
Mungkin saja kenal seorang yang mengajak menikah melalui Medsos, ketahuilah!
- Mungkin saja informasi yang diberikan itu tidak benar.
- Percakapan di Medsos jangan sampai melampaui batas wajar dan logis dan kontrol perasaan Anda.
- Bentuk hubungan dalam bentuk lamaran formal, sampaikan informasi tentang anda di pertemuan langsung dengannya dan keluarganya.
Namun, harus diketahui terdapat beberapa kemungkinan negatif terkait hubungan via Medsos jadi harus hati-hati. (Danesy Khanewade wa Jamiyat, hal: 18-20).