Bagaimana Imam Mahdi Afs Menang dan Menjadi Pemimpin Tunggal Dunia
Imam Muhammad Mahdi Afs lahir pada 15 Sya’ban 255 H. Beliau merupakan imam ke dua belas dalam madzhab Ahlul Bait. Beliau adalah Mahdi yang ditunggu-tunggu kehadirannya. Berdasarkan sumber-sumber nas ahlul bait kelahiran beliau dilakukan sembunyi-sembunyi. Hanya beberapa orang saja yang mengetahui. Sebagian orang bahkan tidak pernah melihat beliau sejak beliau lahir. Bahkan hingga akhirnya ayah beliau Imam Hasan Al Asykari menengguk syahadah. Karena alasan ini beberapa pecinta Ahlul Bait menjadi ragu. Keraguan ini cukup mencair dengan keberadaan empat orang wakil pada saat ghaibah sughra (kecil) tapi ketika wakil terakhir wafat pada 329 H sebagian kembali dalam keragu-raguan. Untuk memecah keraguan maka bisa menelaah Quran dan hadis-hadis dari Nabi dan para Imam Ma’sum termasuk hadis dari Imam Mahdi Afs sampai 329 H. Dengan demikian waktu itu Imam Zaman sudah berumur 60 an tahun ketika ghaibah kubro. Waktu cukup lama untuk memberikan bekal bagi umatnya.
Mendirikan Pemerintahan yang dijanjikan
Muncul pertanyaan apakah Imam Zaman mendirikan pemerintahan Islam nantinya itu secara paksa, atau beliau mampu meyakinkan hampir semua pihak sehingga islam secara menyeluruh diterima dunia?.
Ada yang berpendapat bahwa beliau mendirikan secara paksa. Bentuk pemaksaan disini adalah bahwa masyarakat dunia waktu itu dibuat tidak mampu melakukan penentangan terhadap pemerintahan yang beliau dirikan. Dalil yang diangkat adalah bentuk pemaksaan sistem pemerintahan ini tidak bertentangan Islam. Sebab pada dasarnya manusia memang selalu memiliki ikhtiar, hawa nafsu dan keinginan membebaskan diri dari aturan dan berbuat semaunya. Jadi pasti selalu ada pihak-pihak yang akan melakukan penentangan kepada kebenaran.
Pada masa pemerintahan Imam Mahdi Afs pun ikhtiar dan hawa nafsu tetap dimiliki oleh masing-masing orang. Ketika sampai masanya sistem yang ada membuat semua manusia menjadi taat kepada peraturan. Sebagian karena ketaatan sebagian lain karena keterpaksaan.
Pendirian pemerintahan secara paksa disini tentu pemaksaan yang tidak bertentangan dengan keadilan. Mengingat keberadaan beliau sendiri adalah untuk menegakkan keadilan seadil-adilnya jadi proses pendirian sistem pemerintahan pun dilakukan dengan adil tentunya.
Sebagai contoh di jaman sekarang ada orang yang mengaku tidak bisa meninggalkan rokok. Sistem membantah hal itu, dimana di pesawat, di metro semua orang tidak boleh merokok. Ternyata mereka semua bisa untuk tidak merokok walau menggaku perokok sejati. Dalam keadaan biasa tidak bisa berhenti merokok, setiap satu jam setidaknya ada rokok yang dihisap.
Atau pemaksaan Imam Mahdi Afs nanti bentuknya berbeda ini juga tidak menutup kemungkinan.
Pendirian Sistem Pemerintahan dengan Paksaan
Untuk pihak yang meyakini beliau mendirikan dengan pemaksaan dapat kita simak penjelasannya sebagai berikut.
Dalam Al-Quran kita menemukan bahwa banyak Nabi-nabi bani Israil yang dibunuh bahkan dibakar hidup-hidup.
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
“Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginan kalian lalu kalian bersikap sombong; kemudian beberapa orang (diantara nabi itu) kalian dustakan dan beberapa nabi (yang lain) kalian bunuh?[1]
Imam Mahdi Afs adalah harapan terakhir. Beliau memiliki kondisi sehingga tidak akan diperlakukan seperti para Nabi di Jaman bani Israil. Beliau memiliki tubuh yang kuat. Memiliki ilmu yang mumpuni. Dan memiliki orang-orang yang mendukung serta taat secara total kepada beliau dengan jumlah memadai.
(. قال الباقر: )إن رسول اللّه(صلى الله علیه وآله) سار فى امته باللّین، کان یتألف الناس و القائم یسیر بالقتل… و لا یستتیب احداً
Imam Baqir As menjelaskan bahwa ada perbedaan antara Nabi Muhammad Saw dan Imam Mahdi Afs. Nabi Muhammad Saw memperlakukan umatnya dengan lembut dan penuh kasih (beliau menyeru umat untuk bertaubat, menerima taubat ketika mereka ingin bertaubat), sementara Imam Mahdi Afs tidak meminta umat untuk bertaubat, siapa melanggar dan membangkang akan dibunuh.[2]
Pada kejadian Karbala kita juga melihat bahwa Imam Husain As menyeru umat untuk bertaubat. Imam Ali As dalam setiap peperangan tidak pernah membunuh musuh ketika ada cahaya taubat dalam diri mereka. Pada jaman Imam Ali, Imam Husain hingga Imam Hasan Asykari adalah masa-masa kesempatan emas bagi manusia. Manusia mendapat peluang besar untuk kembali dan bertaubat kepada Allah Swt. Namun ketika Imam Mahdi Zuhur, periode sudah berubah. Kesempatan itu sudah ditutup. Masa-masa penantian adalah masa dimana manusia memiliki kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri, sangat beruntung jika dimasa ini sampai pada kondisi siap untuk menjadi pasukan Imam Mahdi Afs.
Masa awal zuhur Imam Mahdi Afs penuh dengan peperangan dahsyat sehingga pada akhirnya orang-orang rindu hidup damai dan penuh keadilan.
Imam Sodiq As berkata,”Bumi tidak akan diperintah oleh satu orang pemimpin kecuali setelah terjadi peperangan besar dimana dua pertiga jumlah manusia meninggal dunia sebagai akibatnya.”[3]
Imam Mahdi Afs Pasukan dengan performa prima dan Teknologi Modern
Jadi peperangan adalah sebuah kemestian. Orang-orang zalim tidak akan pernah tinggal diam. Mereka akan berusaha mati-matian menggagalkan Imam Mahdi Afs sehingga mereka bisa mempertahankan kekuasaan zalim mereka.
Penguasa-penguasa zalim dengan semua jenis tipu daya dan kemajuan teknologi akan kalah oleh Imam Mahdi Afs dan pasukannya. Pasukan beliau disebutkan memiliki kekuatan setara dengan empat puluh orang biasa. Beliau juga memiliki teknologi tingkat tinggi.[4]Mengungguli teknologi mutakhir yang dimiliki para penguasa zalim.
Ada hal-hal ghaib yang juga mendukung kemenangan Imam Mahdi Afs. Dalam riwayat disebutkan bahwa Allah menghembuskan rasa takut dalam hati musuh-musuh beliau.[5]
Kemenangan Imam Mahdi Afs adalah hal yang pasti. Semua hal yang membuat nabi-nabi semua gagal dalam dakwah mereka akan teratasi pada masa awal zuhur Imam Mahdi Afs. Allah Swt mempersiapkan segala hal yang diperlukan sebagaimana janji-Nya bahwa bumi suatu ketika akan diperintah dan dipimpin oleh hamba-Nya yang soleh.
[1] (QS. al-Baqarah: 87
[2] [۲]. محمود بجستانى، چهل حدیث سیره مهدوى، نشر معروف، اسوه قم، چاپ سوم مرداد ۷۹، ص ۳۸٫
[3] مجلسى، بحارالانوار، ج ۵۲، ص ۲۰۷، ح ۴۴٫
[4] مجلسى بحارالانوار، ج ۵۲ ص ۳۲۱٫
[5] مستدرک الوسایل، ج ۱۲، ص ۳۳۵ و ج ۱۴، ص ۳۵۴٫