Beberapa Hal yang Membuat Anak Tidak Terbuka Kepada Orangtuanya
WabbyChan___ Orang tua terkadang menginginkan anaknya selalu terbuka dalam urusan apapun. Sampai pada saat anak merasa lebih tertutup dan tidak pernah bercerita. Segunung kekhawatiran terhadap pergaulan anak masa kini mulai membuat para orangtua cemas. Namun tidak sedikit justru kecemasan itu membuat anak malah menjadi semakin jauh dari para orantuanya.
Dalam hubungan keluarga, sikap keterbukaan merupakan salah satu sikap positif yang penting. Setiap anggota keluarga perlu membangun komunikasi yang transparan agar antar anggota keluarga dapat membantu memberikan kontrol, masukan dan saran yang positif. Dalam hubungan anak dengan orangtuanya juga tidaklah berbeda, Apalagi anak belum memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak. Ia sangat membutuhkan bukan hanya masukan dan saran saja melainkan support yang besar dari orangtua. Inilah mengapa sikap terbuka dalam diri anak menjadi penting. berikut ini merupakan beberapa aspek atau penyebab yang membuat anak merasa sulit atau tidak terbuka dengan orang tua:
- Selalu merasa paling benar
Bagaimanapun orang tua tetaplah manusia, tempat salah dan lupa. Walaupun orang tua sudah pasti berhak merasa lebih tau dan berpengalaman, apabila salah khususnya terhadap anak, maka janganlah gengsi untuk meminta maaf.karena dampaknya sangat besar. Anak yang selalu terus menerus merasa disalahkan, akan cenderung tumbuh sebagai orang yang menganggap bahwa kesahan adalah sebuah aib yang tidak boleh terjadi. Apapun caranya, harus dihindari. Sekalipun harus melimpahkan kesalahan itu kepada orang lain. Seperti yang orang tua nya lakukan selama ini.
- Malas mendengarkan cerita anak
Ketika anak aktif dan masih sering untuk bercerita tentang kehidupan sehari-hari dan keluh kesahnya, orang tua jangan sampai pasif dalam mendengarkan dan memberikan tanggapan mengenai keluh kesah anak. Karena respon orang tua yang malas dan acuh tak acuh akan membuat anak enggan dan tidak mau lagi untuk terbuka dengan orang tua. Jadi sebisa mungkin berilah respon dan tanggapan yang baik pula di saat anak masih aktif dalam menceritakan kehidupan sehari-harinya dengan orang tua.
- Memotong pembicaraan dan berprasangka negative terhadap anak
Alih-alih memberinya solusi atau menjadi pendengar yang baik untuk anak, orang tua justru cenderung menyela setiap ucapan anak dan menuduh bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti akibat kesalahannya. Maka akibat segala tuduhan, pemikiran negatif terhadap anak, dan selalu menyalahkan anak, pada akhirnya akan membuat anak tidak mau lagi terbuka dengan orang tua. Anak akan merasa bahwa orang tua tidak memahami perasaan dan permasalahan mereka dan hanya bisa menghakimi mereka. Hal ini membuat Anak tidak akan terbuka lagi kepada orang tuanya. Akan tetapi, di samping itu penyebab lain anak menjadi tidak terbuka dengan orang tua adalah karena anak tidak ingin menambah beban kekhawatiran yang dirasakan oleh orang tua. Maka ada baiknya untuk orang tua juga dapat mengetahui dan memahami perasaan sang anak.
- Jarang mengajak anak bicara
Janganlah menjadi orang tua yang pasif. Orang tua pasif adalah mereka yang jarang mengajak anaknya berbicara. Anak diam, maka orang tua juga diam. Saat makan bersama misalnya. Masing-masing sibuk dengan gadget, selesai makan langsung ke kamar dan orang tua mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing, jarang mengajak anak berbicara dan cenderung dengan suasana hening yang saling diam tanpa obrolan satu sama lain justru akan membuat anak perlahan-lahan akan memilih untuk diam dan tidak mau terbuka dengan orang tua.Mulailah berusaha lebih sering merangsang komunikasi dengan anak. Para orang tua harus memulai bertanya tentang kesehariannya, atau sekedar membahas makanan yang sedang disantap saja, sudah cukup untuk membuka topik yang hangat. Ciptakanlah suasana yang nyaman dan penuh kasih sayang, sebab dengan begitu orang tua akan tau apa saja perkembangan dan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh anak.
- Tidak mau mendengar pendapat anak
Berbeda cara pandang atau berpendapat dengan satu sama lain memang sangat wajar, hal itu berlaku juga antara orang tua dengan anak. Namun, tanpa disadari, ternyata hal tersebut terkadang akan menimbulkan masalah yang dapat membuat anak tidak terbuka lagi dengan orang tua. Anak takut bahwa apa yang mereka ceritakan justru akan dipojokkan oleh orang tuanya sendiri. Oleh sebab itu, alih-alih mengerti tentang perasaan anak, orang tua malah menyalahkan dan menegurnya sesuai cara pandang yang orang tua yakini. Hal seperti ini memang wajar karena adanya perbedaan usia yang jauh dan sudut pandang pengalaman, jadi ada baiknya cobalah untuk dengarkan terlebih dahulu dan bayangkan segala aspek dari sudut pandang anak, karena ada macam-macam gaya berpikir yang wajib diketahui untuk memahami setiap orang.
- Mudah emosi kepada anak
Tipe orang tua dengan pola didik yang otoriter, mudah marah, mudah emosi maka sudah jelas anak tidak akan mau terbuka untuk bercerita apapun kepada orang tuanya.Alih-alih mendapat solusi dari masalahnya, anak justru lebih khawatir mendapat masalah baru jika memilih menceritakan sesuatunya kepada orang tua.
- Membuka rahasia anak di depan orang lain
Hal yang satu ini tentu saja menjadi alasan paling mendasar kenapa anak tidak mau lagi terbuka dengan orang tuanya. Karena jangankan anak, semua orang pasti tidak akan suka apabila masalahnya diceritakan ulang kepada orang lain. Apabila anak sedang menceritakan keluh kesahnya, cukup dengarkan saja dan jadilah pendengar yang baik untuk anak, berikan masukan-masukan yang positif dan membangun. Dan janganlah sekali-kali untuk membocorkan cerita anak kepada orang lain. Karena apabila hal itu terjadi, anak akan kehilangan kepercayaannya terhadap orang tua yang sudah dipercaya untuk menjadi tempat bercerita dan akan berakhir dengan mencari tempat bercerita baru yang anak percaya bahwa ceritanya tidak akan dibocorkan seperti yang orang tua mereka lakukan.
Itulah beberapa hal yang menjadi penyebab anak tidak dapat terbuka kepada orang tuanya. Semoga ilmu sederhana ini dapat membantu para orang tua. Sehingga orang tua bisa menjadi teman dan pendengar yang baik dan nyaman untuk anak-anaknya.