Dakwah Alternatif Selain Dakwah Konvensional (Tabligh dan Tadris)
Dakwah Alternatif Selain Dakwah Konvensional (Tabligh dan Tadris)
Oleh : Otong Sulaiman, MS.i
Pola Dakwah Konvensional Para Da’i
Tabligh adalah Ceramah di depan kalangan umum dengan tema beragam. Termasuk model tabligh, adalah pengajian-pengajian dan ceramah dalam rangka peringatan (Asyura, dll)
Tadris adalah Mengajar ilmu-ilmu hauzawi dan Pelajaran disampaikan secara berkala.
Permasalahan seputar Tabligh
1. Kemampuan Orasi.
Banyak dari kita yang salah menduga bahwa jika kita sudah menguasai materi, kita dengan mudah akan mampu menyampaikannya kepada orang lain. Ini adalah sebuah kekeliruan. Kemampuan memahami adalah satu masalah, dan kemampuan menyampaikan adalah masalah lain.
2. Lahan dakwah yang terbatas dan temporer. Ini berimbas kepada masalah dukungan dana dalam berdakwah.
3. Bersaing dengan model dakwah plus (multimedia) yang dilakukan oleh pihak lain, yaitu pihak sesama Islam ataupun malah musuh Islam.
Permasalahan di Seputar Tadris
1. Kemampuan orasi.
2. Lahan dakwah yang terbatas
3. Perlu dukungan ijazah/sertifikat
Tabligh harus disampaikan se-nyeni mungkin. Tantangan terbesar kita dalam berdakwah saat ini bukan pada materi dakwah, tapi pada cara penyampaiannya. Ketika musuh menggunakan cara-cara yang sangat menarik dalam mempropagandakan pemahaman sesat mereka, kita juga tentu harus menggunakan cara yang minimalnya sama. Film tidak mungkin dilawan dengan ceramah.
Seni yang dimaksud memiliki makna yang sangat luas, yang mencakup film, drama, penulisan, musik, seni rupa, sastra (syair), kaligrafi, penerjemahan, dll.
Beberapa alternatif dalam berdakwahInti dari “seni yang religius” bukanlah keharusan menggunakan istilah/idiom agama dalam kerja-seni, melainkan penyebaran pemahaman keagamaan melalui cara-cara yang artistik. Yang dimaksud dengan pemahaman agama adalah hal-hal seperti keberpegangteguhan kepada pilar-pilar agama, penyebaran prinsip keadilan, hak-hak manusia, akhlak, dll; serta di sisi lain, pemahaman agama juga meniscayakan adanya upaya untuk mengajak masyarakat agar menjauhi segala amoralitas. (http://www.vahedfarhangi.blogfa.com/post-41.aspx)
MenerjemahkanFilm Itu Tidak Sulit, Walaupun juga tidak bisa disebut amat mudah. Semuanya bergantung kepada usaha keras kita dalam menguasainya.
Orang yang sudah menguasai beberapa disiplin ilmu yang sangat sulit, mestinya akan bisa menguasai hal-hal yang teknis seperti ini.
Natijah
Dakwah yang konvensional (tabligh dan tadris) tentu saja harus dipertahankan. Akan tetapi, kita juga harus mulai menggarap pola dakwah lain yang bisa jadi akan menghasilkan atsar yang lebih baik..
Pola dakwah ini juga, sejauh yang saya alami, memberikan jaminan finansial yang memadai/cukup.