Islam dan Novus Ordo Seclorum
Kholid Al Walid
Istilah Novus Ordo Seclorum kadang juga disebut Novus Ordo Mundi adalah istilah latin yang biasa diterjemahkan sebagai New World Order atau New Order of the Ages merupakan penggambaran tatanan dunia baru, sebuah keadaan dunia yang berbeda dari selama ini yang terjadi.
Istilah ini adalah penggambaran yang dilakukan filosof Yunani tentang negeri utama di benua Atlantis yang dipimpin oleh seorang filosof yang bijak[1]. Namun kemudian kalangan Yahudi kerap menggunakan istilah ini untuk menggambarkan sebuah negeri yang dijanjikan untuk bangsa Yahudi. Adalah Charles Thomson seorang yahudi asal Irlandia yang kemudian menjadi sekretaris Senat Amerika mendasarkan berdirinya Amerika[2] pada prinsip tersebut sebagaimana yang kemudian tertuang dalam Declaration of Independence. Amerika didirikan dengan tujuan untuk menguasai dunia dan memimpin dunia dengan tatanan baru yang berada dibawah kendali sepenuhnya Amerika. Simbol Novus Ordo Seclorum tergambarkan pada dollar Amerika dalam bentuk bukit yang dipuncaknya terdapat mata yang seakan mengawasi seluruh hal. Zionisme dibentuk dalam upaya mewujudkan harapan Yahudi tersebut didunia dan mendudukkan bangsa yahudi sebagai bangsa yang dipilih Tuhan[3]. Hitler terdorong untuk membentuk Tatanan Dunia Baru yang berbeda, dimana tatanan dunia tersebut berada di bawah kendali Ras Arya yang diangggap memiliki keunggulan disbanding ras-ras lainnya di dunia. Gagasan ini telah menimbulkan kecamuk perang yang luar biasa dan berikutnya memicu perang berkepanjangan yaitu Perang Dunia ke-II, keterlibatan Negara-negara besar dengan beragam sekutunya pada akhirnya mengantarkan dunia berada dalam kendali dua Penguasa Dunia, Amerika Serikat di satu sisi dan Uni Soviet di sisi yang lain. Dunia dalam tarik-menarik dua kekuatan besar tersebut tidaklah berada dalam kondisi tanpa konflik, namun konflik yang terjadi lebih berupa penguatan kekuasaan dalam pengaruh dan ekonomi. Dunia tetap dalam status Perang namun Perang masa itu disebut sebagai Perang Dingin, sekalipun perang tetap muncul di sana-sini namun dalam skala kecil dan merupakan bagian dari kedua kekuatan untuk menguatkan pengaruh masing-masing.
Dalam Masa Perang Dingin ini, peristiwa yang paling mengagetkan adalah terjadinya Revolusi Islam Iran yang menumbangkan anak emas Amerika di Timur Tengah Shah Reza Pahlevi yang pada saat itu betul-betul dijaga oleh kekuatan Amerika dan Israel. Jika kita melihat data yang pernah dikeluarkan Badan Intelejen Amerika CIA bahwa pemusatan kekuatan bersenjata Amerika diletakkan di Teluk Persia dan Iran mengingat Negara ini merupakan gerbang utama bagi Amerika untuk menguasai Timur Tengah dan memotong pengaruh Uni Soviet[4]. Disamping Shah Iran memberikan hak ekslusif bagi Israel baik dalam membangun jaringan intelejennya maupun dalam pengembangan jaringan ekonomi dan keamanan[5].
Bagi Shah Iran tentu, dukungan Amerika menjadi sangat penting dalam pelanggengan kekuasaannya dan menjadikan Shah Iran sebagai Raja yang memiliki kekuatan di wilayah Timur-Tengah. Namun Revolusi yang dipimpin oleh Imam Khomeini telah mengkandaskan mimpi shah Iran tersebut dan sekaligus menghempaskan wajah Amerika di dunia. Mitos bahwa Amerika sebagai kekuatan yang tak terkalahkan mulai sirna. Kenyataan ini membuat kekhawatiran yang luar biasa di dunia-dunia yang berada dalam kuasa dan dikenal dekat dengan Amerika sehingga membuat kekhawatiran bahwa Amerika sudah tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk menjaga sekutunya. Selain tentu kekhawatiran menjalarnya semangat revolusi Islam dibelahan dunia Islam lainnya dan meningkatnya kepercayaan diri ummat Islam untuk berani menggunakan symbol-simbol Islam serta merebaknya pemikiran-pemikiran revolusioner Islam baik dari pemikir Iran seperti Ali Syariati dan Murtadha Muthahari ataupun Hasan al-Banna dari Mesir dan para pemikir Ikhwan al-Muslimin lainnya.
Sebagian pemikir politik memperkirakan bahwa kemenangan Revolusi Islam Iran memperkuat peran Uni Soviet, seperti yang dinyatakan oleh Paul Hutington[6]. Namun justru dugaan ini keliru. Surat Imam Khomeini kepada Gorbacev awalnya ditanggapi sebagian pengamat politik Timur Tengah hanyalah surat biasa seorang propaganda Islam yang mencoba meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. Namun pecahnya Uni-Soviet setelah Gorbachev menjalankan kebijakan Glassnot dan Prestorika menjadikan Pesan Imam Khomeini harus dipandang berbeda dan sekaligus merubah dengan cepat peta politik bukan hanya Timur-Tengah akan tetapi dunia. Kesempatan ini di manfaat Amerika untuk menguatkan pengaruh Amerika didunia dan menguatkan pengaruh Israel di Timur-Tengah. Sikap anti-Amerika yang un-kompromistis ditunjukkan Republik Islam Iran telah menjadikan Iran sebagai kekuatan baru yang meraih simpati dari umumnya masyarakat Islam dunia dan terutama gerakan perlawanan terhadap Israel. Kekhawatiran yang luar biasa dari Negara-negara Timur Tengah akan peran dan kekuatan baru Iran menjadikan Negara-negara Timur Tengah membuat poros baru yang berdasarkan bocoran wikileaks ditujukan untuk menghancurkan Iran dan kekuatan-kekuatan yang selama ini tidak bersahabat dengan Amerika.
Vladimir Putin telah berhasil merekonstrusi kembali kekuatan Rusia Bangkit yang sekalipun selama ini sempat dianggap kalah oleh Amerika namun berhasil mengembalikan kembali jaringan yang sebelumnya telah dikuasai Uni-Soviet. Hubungan yang kuat antara Rusia-China telah mendudukkan kembali Rusia pada posisinya yang disegani.
Amerika setelah perang Teluk I dan Perang Teluk II merasa perlu untuk mengamankan kekuasaannya di Timur-Tengah dan menjadi sulit untuk secara langsung dan terbuka seperti pada Perang Teluk II untuk menjatuhkan langsung rezim-rezim yang dibenci Amerika. Karenanya Amerika, Israel, Arab Saudi, Qatar dan beberapa Negara minyak membuat sebuah scenario baru dengan menggunakan tangan-tangan NGO yang berpengalaman untuk membuat kekacauan dan menggerakkan Massa untuk memicu kerusuhan dan dengan bantuan intelijen yang telah dididik Amerika dimulai panggung sandiwara yang disebut “Arabs Spring”, Istilah ini pertamakali dimunculkan oleh CNN namun sebenarnya merupakan kata sandi sebagai operasi intelijen untuk menjatuhkan rezim-rezim yang tak disukai Paman Sam. Dimulailah sandiwara itu dari Tunisia, menjalar ke Libia, Mesir, Iran dan Suriah. Kekuatan Intelijen Iran telah mengkandaskan misi tersebut namun di Suriah scenario untuk menyudutkan Iran dimulai, mengingat peran Suriah yang merupakan sahabat dekat Iran dan kedekatan hubungan Suriah-Rusia dilakukan operasi yang berbeda dengan tangan Arab Saudi, Qatar dan Turki dimulailah perang baru dengan menggunakan tangan radikalis yang nota bene sebagian pemimpin radikalis adalah mantan tawanan Guantanamo dan binaan Arab Saudi. Digelarlah sebuah perang baru dengan mengangkat isu sectarian Sunni-Syiah dan Pendirian Negara Islam yang dijanjikan Tuhan dan dengan propaganda yang sistematis menyebarlah kebencian terhadap Syiah yang umumnya memiliki hubungan emosional dengan Iran[7].
Keterdesakan kalangan radikalis-Wahabi di Suriah ini membahayakan beberapa Negara teluk, karenanya perlu diciptakan sebuah perang baru sehingga dengan alasan upaya pendirian Negara Islam Irak dan Syams dimulailah perang baru di Irak.
Perang yang Dijanjikan
Peristiwa kekacauan dan pertempuran yang terjadi baik di Suriah maupun di Irak tentu dinilai oleh sebagian besar masyarakat muslim sebagai perang yang dijanjikan. Kalangan Salafi-Wahabi menilai bahwa perang ini adalah mukadimah bagi berdirinya Daulah-Islamiyah dan kembalinya system ke-Khilafaan kepentas dunia dan akan menjadikan dunia dalam kesatuan system. Sehingga upaya berperang di dalamnya adalah sebuah jihad suci dan siapapun yang menghalangi upaya tersebut adalah pembela-pembela rezim Thoghut dan membunuh mereka bukan hanya halal akan tetapi akan mendapatkan ganjaran besar di sisi Allah SWT. Dengan bantuan dana yang besar maka berdatanganlah para “mujahid” dari beragam wilayah dunia termasuk Indonesia tentunya. Media-media salafi-wahabi gencar mempropagandakan Jihad seperti ini, sebagai upaya suci mendirikan Daulah Islamiyah.[8]
Dalam doktrin Teologis Syi’ah, kehadiran Imam Mahdi a.s. tentu sesuatu yang sangat dinantikan oleh ummat Syi’ah. Do’a-do’a mengharapkan disegerakannya kehadiran Imam Mahdi a.s. adalah do’a yang hampir tak pernah alpa dibaca oleh ulama Syi’ah. Persitiwa dunia yang terjadi dalam bentuk apapun dibaca oleh ummat Syi’ah dalam bingkai doktrin penantian akan kehadiran Imam Mahdi dan dinilai sebagai tanda-tanda kehadiran (‘Alamat al-Zhuhur).
Peristiwa belakangan ini, munculnya sebuah gerakan brutal yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan, melakukan pembantaian yang luar biasa kepada ummat Islam khususnya pengikut mazhab Syi’ah telah menimbulkan analisa tersendiri. Mengingat gerakan brutal yang dilakukan Salafi-Takfiri-Wahabi ini mirip dengan isyarat-isyarat tentang munculnya gerakan al-Tsufyani sebagai indikasi awal kemunculan al-Imam al-Mahdi al-Muntazhar.
Di antara isyarat tersebut antara lain ; Dari Zurarah bin A’yan berkata : Aku mendengar Aba Abdillah (a.s.) berkata “Akan ada suara dari langit yang berkata ‘Sesungguhnya Dia adalah Pemimpin’ dan kemudian suara itu melanjutkan ‘Sesungguhnya Ali dan syi’ahnya berada dalam kemenangan’, Aku bertanya “Siapa yang memerangi al-Mahdi ?” Imam berkata “Sesungguhnya Syaithan akan menyeru ‘Sesungguhnya dia dan pengikutnya akan mendapatkan kemenangan – dengan menunjuk seorang laki-laki dari bani Umayyah”. Riwayat majlisi ( tentang dekatnya kehadiran Imam al-Mahdi a.s.) dengan sanad dari Abi Abdillah (a.s.) berkata “Tidak akan terjadi kehancuran pada kerajaan bani fulan kecuali setelah tebasan pedang bani fulan dan ketika terjadi pertempuran di antara mereka hancurlah kerajaan mereka”, Dari Abi Abdillah “Jika mati Abdullah maka tidaklah berkumpul manusia kepada salah seorang di antara mereka dan tidak akan selesai konflik ini kecuali munculnya Tuan kalian (Shohibukum) Insya Allah hingga lenyaplah kerajaan tersebut”. Imam Ja’far al-Shadiq a.s. mengisyaratkan keadaan dekatnya kehadiran Imam al-Mahdi dengan ayat “Akan ditimpakan kepada kalian dari rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan kabarkanlah berita gembira kepada mereka yang sabar” (QS 2:155) Sayid Muhammad Ali al-Hulu setelah mengumpulkan beragam hadist-hadist tentang tanda-tanda dekatnya kehadiran al-imam al-Mahdi merumuskan bahwa “Berkumpulnya pasukan dari beragam negeri yang akan membantai para pengikut keluarga Nabi dan mereka terus melakukan itu dan akan bertambah kekuatan mereka setelah muncul al-Tsufyani, pada saat itu banyak ummat Islam yang tertipu dengan ajakan al-Tsufyani”. Ada beragam lagi riwayat-riwayat yang memberikan isyarat tentang isyarat dekatnya Zhuhur Imam al-Mahdi a.s.[9], [10]
Sekalipun belum ada satupun ulama Syiah yang memastikan bahwa apa yang terjadi saat ini adalah apa yang dinyatakan oleh isyarat tersebut, namun fakta yang terjadi adalah tidak mungkin dilepaskan begitu saja dari frame kehadiran al-Imam al-Mahdi. Syaikh Ali al-Kurani menyatakan bahwa setidaknya jalan yang ditempuh oleh kalangan Salafi-Takfiri ini adalah jalannya al-Tsufyani di antara indikasi tersebut beliau nyatakan bahwa “Fatwa yang dikeluarkan oleh al-Zarqawi dengan menghargai kepala para pengikut Ali 1000 dollar sama dengan Fatwa yang akan dikeluarkan al-Tsufyani bahwa kepala setiap pengikut keluarga Nabi dihargai 10 dirham atau dinar”[11].
Jika kita memperhatikan semua elemen tersebut dan bagaiaman kemelut yang mulai terjadi di Timur Tengah maka tentu akan terjadi perang yang berkepanjangan, karena realitasnya bahwa perang ini bukan hanya melibatkan dua unsur antara kalangan Takfiri dengan pemerintahan Suriah atau Irak, tapi keterlibatan beragam Negara, etnis dan mazhab. Segera keterlibatan beragam tersebut bukan hanya dibelakang layar akan tetapi dengan cepat akan tampil kepermukaan dan berhadapan satu dengan yang lain.
What Next ?
Tidak ada yang berani memastikan ujung kemelut ini, mengingat keterlibatan beragam hal didalamnya dan menurut penulis dalam kontek ini teori konspirasi mendapat pembenaran. Jika beberapa Negara yang terlibat memanfaatkan kemajuan sains dan tekhnologi yang telah dikuasai dan menguji-cobakannya pada perang ini maka dahsyatnya efek yang terjadi sudah tidak dapat lagi bisa dibayangkan. Hulu ledak nuklir yang ada saat ini, jika digunakan akan jutaan kali lipat dibanding dengan efek dijatuhkannya bom atom di Hiroshima pada Perang Dunia II. Digunakannya elemen-elemen Takfiri yang dikenal brutal dan ‘gila’ bukan tidak mungkin akan memicu semua hal tersebut.
Dengan tingkat kekacauan dan kebinasaan yang demikian maka hal ini adalah sesuatu yang diluar kendali manusia biasa untuk mampu mengembalikan keadaan dalam kebaikan.
Satu-satunya yang mungkin dan mampu menyelesaikan kekacauan yang berlarut seperti ini adalah sebuah system yang sangat kuat dan tangguh. Sebuah system yang memang menginginkan dunia berada dalam kebaikan dan kedamaian. Tidak mungkin system tersebut dapat muncul begitu saja kecuali berada dibawah kendali kepemimpinan yang tangguh. Kepemimpinan yang bukan melalui proses pemilihan dan bergantung nasibnya pada kepentingan dan kehendak politik. Namun kepemimpinan yang mendapatkan bimbingan Ilahiah dan Nubuat.
Dan saat yang sama kita menyadari bahwa dunia belum mencapai proses kesempurnaannya sebagaimana keadaan ideal yang diceritakan al-Qur’an.
Dalam kontek inilah hadist yang digambarkan Rasulullah saw tentang saat hadirnya al-imam al-Mahdi menjadi relevan. Di antara hadist tersebut misalnya Rasulullah menyebutkan “Akan muncul al-Mahdi putra dari Fathimah yang akan mengisi kehidupan ini dengan keadilan dan kebaikan sebagaimana sebelumnya diisi oleh kegelapan dan keburukan”[12], “Jika usia dunia ini tinggal satu hari lagi maka Allah akan panjangankan hingga muncul al-Mahdi”[13], hadist kedua ini juga bisa dimaknai bahwa jika tidak muncul al-Mahdi maka dunia tidak akan tinggal kecuali sehari lagi, mengingat kehancuran yang akan ditimbulkan oleh kekacauan dan perang yang menggunakan kecanggihan tekhnologi saat ini.
Kehadiran al-Mahdi tentu tidak semata mengalahkan keburukan dan kezaliman yang berkuasa namun menciptakan sebuah tatanan dunia baru yang tatanan dunia tersebut mengarahkan kehidupan seluruh makhluk di atas bumi untuk mencapai kesempurnaan yang mungkin dicapai di dunia ini. Kesempurnaan yang akan membawa kehidupan seluruh makhluk dalam kebaikan dan tekhnologi yang dihasilkan adalah tekhnologi yang bersahabat dengan manusia dan alam, tekhnologi yang akan membawa manusia pada proses pencapaian kesempurnaannya sebagai manusia.
Masyarakat dunia merasa lelah dengan apa yang terjadi saat ini, kemajuan tekhnologi dan sains tidak lebih hanya mengantarkan manusia pada kehancuran yang lebih besar. Seperti yang disebutkan Hossein Nasr “Alih-alih perkembangan tekhnologi mengantarkan manusia pada peradaban kehidupan yang mulia akan tetapi justru menghancurkan peradaban kemanusiaan. 80 persen dari hasil tekhnologi yang dikembangkan saat ini diarahkan untuk tekhnologi perang. Ini merupakan modus kejatuhan manusia dari sains suci”[14].
Karenanyalah harapan akan terjadinya sebuah tatanan kehidupan baru yang dipenuhi dengan keadilan semakin menguat pada masyarakat dunia dalam agama apapun dirinya selama pikiran yang jernih dan jiwa yang tulus masih bersamanya.
Islam tentu berbeda dengan gagasan Novus Ordo Seclorum mengingat Islam tidak mendasarkan diri pada penguasaan tunggal melalui sebuah proses pemaksaan seperti yang sekarang dilakukan baik oleh Amerika atau Zionis, tapi Islam mendasarkan diri pada system yang berkeadilan dengan tatanan kehidupan yang berada di bawah kepemimpinan Ilahiah yaitu al-imam al-Mahdi. “Dan telah Kami telah tetapkan didalam Zabur dengan sebagian penjelasan bahwa sesungguhnya bumi ini akan Kami wariskan pada hamba-hamba Kami yang sholeh” (QS 21: 105)
Inilah juga yang diharapkan Imam Khomeini ketika berkata “Aku memimpikan satu masa dimana senapan dan mesiu berubah menjadi pena dan kertas”[15].
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik”. (QS 24 : 55)
Kita tentu berharap bahwa semua peristiwa yang terjadi saat ini betul-betul merupakan nubuat akan segera munculnya al-Imam al-Mahdi sehingga keadaan yang menakutkan seperti yang terjadi pada sebagian wilayah Islam saat ini akan segera berakhir dan berganti dengan beragam kebaikan.
Semoga Allah SWT memanjangkan usia kita untuk dapat menikmati New world Order sebuah Tatanan Dunia Baru.
*Tulisan ini sebenarnya adalah bagian bahan yang sedang saya kumpulkan dalam rencana membuat buku dengan judul “Al-Mahdi dan Novus Ordo Seclorum”. Mhn do’anya.
[1] Novus Ordo Seclorum; Origin and Meaning p. 11
[2] Novus Ordo Seclorum – en.wikipedia.org/…/Novus_ordo_seclorum
[3] Rudolf Steiner, 00194; Misi Michael-Acara rahasia dari manusia
[4] Ervand Abrahamian; Iran Between Two Revolutions, p. 113
[5] Ervand Abrahamian; Iran Between Two Revolutions , p.437
[6] Paul Hutington; Benturan Peradaban, Harian Republika 1994
[7] Apocalise Laica; Tatanan Dunia Baru dan Visi Spiritual Dunia
[8] Silahkan ikuti website kalangan Salaf-Wahabi di Indonesia spt ; Ar-Rahmah.com, Voice of Islam, Hidayatullah dsb.
[9] Sayid Muhammad Ali al-Hulu; ‘Alamat al-Zhuhur, Markaz al-Dirasat al-Takhsisiyah fi Ayam al-Mahdi (a.s.)
[10] Silahkan jug abaca : Muhammad Mutawali al-Sya’rawi, “al-Dar al-Akhirah”, Maktabah al-Turats al-Islami
[11] Syaikh Ali al-Kurani; Ceramah tentang al-imam al-hasan al-Askari
[12]Mahdi al-Faqih al-Imani; Al-Imam al-Mahdi inda Ahl al-Sunnah, al-Majma’ al-‘Alami li Ahl Bait (a.s.)
[13] Mahdi al-Faqih al-Imani; Al-Imam al-Mahdi inda Ahl al-Sunnah
[14] Seyed Hossein Nasr; Islam dan Nestapa Manusia Modern, Mizan 1983
[15] Imam Khomeini; Mata Air Kecemerlangan, Mizan 1993