Perayaan Taklif 2021, Alarm Bagi Anak dan Orang Tua untuk Lebih Semangat Belajar
Setiap anak ketika memasuki umur 9 tahun Hijriah Qomariah untuk anak perempuan dan 15 tahun untuk anak laki-laki, mereka sudah memasuki umur penting dalam kehidupan. Mereka memulai kehidupan baru, kehidupan dengan nilai yang jauh berbeda, lebih berharga dan penuh dengan tantangan.
Jumat pagi anak-anak putra-putri pecinta Ahlul Bait sudah mengikuti kajian demi kajian pembekalan untuk memulai hari-hari baru mereka, belajar tentang fikih, psikologi, hubungan dengan lawan jenis, dan lain-lain. Ilmu penting dan utama sehingga mereka lebih siap menjalani hari-hari baru mereka.
Sore hari mereka membaca iqrar janji kepada Imam Zaman, Imam Mahdi Ajf, bahwa mereka siap setia menjadi pecinta, mengakui kepemimpinan dan kewalian dari para Imam Maksum As, siap membela tanah air, dan menjadi pecinta Imam Mahdi sang wali amr di jaman ini.
Hadir sebagai pembicara pada kesempatan ini Ust. Hafidh Alkaf, MA. Ketua IKMAL (Ikatan Alumni Jamiah Al-Musthafa) dan juga Hujjatul Islam wal Muslimin Hakim Elahi, selaku wakil resmi Rahbar di Indonesia.
Pada kesempatan ini Ust. Hafidh mengingatkan kepada putra-putri pecinta ahlul bait ini bahwa, setelah memasuki usia taklif, semua perhitungan berubah, perhitungan fisik maupun non fisik bergeser, awalnya tidak dinilai, hanya dihitung digabung dengan orang tua, sekarang setelah usia taklif anak-anak sudah mulai menjadi insan-insan mandiri, sudah dihitung sebagai manusia sebagai mana manusia-manusia pada umumnya, sudah mendapatkan jatah sebagaimana jatah orang-orang dewasa, sudah mendapatkan taklif seperti nama perayaan ini, memiliki taklif yang sama dengan orang-orang dewasa,[1] harus salat liwa waktu, harus puasa, menjauhi semua amalan haram, menjalankan semua yang diwajibkan oleh Allah Swt.
Usia taklif adalah ketika seorang manusia masuk hitungan sebagai manusia yang utuh sempurna, hal ini adalah momen penting, sehingga layak disyukuri dan bahkan dirayakan. Tidak beda dengan perayaan ulang tahun sebagai bentuk rasa syukur karena awalnya tidak ada lalu menjadi ada, dari tidak ada di dunia menjadi ada di dunia ini. Perayaan taklif juga layak mendapatkan hadiah-hadiah untuk menyemangati anak-anak, sebagai bentuk dukungan atas perjalan penting kehidupan yang baru mereka mulai.[2]
Pada momen perayaan taklif bukan hanya taklif anak yang berubah, awalnya tidak memiliki taklif menjadi wajib melaksanakan taklif. Para orang tua pun demikian, perlakuan kepada putra putri mereka yang sudah memasuki usia taklif ini tentu juga harus berubah. Orang tua mendapat tantangan baru dalam membimbing buah hati mereka. Cara berbicara, cara berdiskusi, cara menasihati, cara mengajari, cara mengarahkan semuanya harus menyesuaikan dengan usia taklif. Perubahan anak secara biologis juga mempengaruhi sikap mereka, jika salah perlakuan bisa jadi anak akan mencari-cari ketempat yang salah, para orang tua semestinya terus mencari posisi, sehingga anak-anak tetap secara leluasa mengungkapkan rahasia-rahasia mereka kepada orang tuanya, bukan kepada orang-orang di luar rumah, baik itu teman bahkan teman sejati sekalipun. Walau bagaimana orang tua adalah tempat terbaik untuk berkeluh kesah, masalah apapun itu.
Kecerdasan orang tua dalam memposisikan diri, kesabaran untuk menahan nasihat, menunggu waktu dan tempat yang tepat sebelum menyampaikan nasihat sangatlah penting. Nasihat diwaktu dan tempat tidak tepat bukan membangun tapi meruntuhkan. Tidak hanya tidak didengarkan tapi juga ditinggalkan. Tujuan memberi nasihat pun tidak akan tercapai.
Menasihati anak didepan teman-temannya, itu adalah langkah kemunduran, anak akan membenci orang tuanya, akan meninggalkan orang tua langkah demi langkah jika hal itu terus dilakukan.
Perayaan taklif adalah alarm penting bagi para orang tua, untuk kembali belajar dan belajar, kembali mawas diri dan memperiapkan diri sehingga tidak salah langkah dalam membimbing anak tercinta.
Sebagaimana memaksakan cita-cita kepada anak yang jelas akan menghambat perkembangan anak, ketetapan-ketetapan lain yang disepakati ayah bunda tanpa melakukan diskusi kepada anak-anak yang sudah baligh akan berdampak buruk kepada anak.
Usia taklif dan pengetahuan seputar kewajiban syari
Ketika anak-anak sudah memasuki usia taklif apakah semua kewajiban harus disampaikan ke mereka langsung, atau mengajarkan taklif demi taklif itu secara bertahap.
Belajar dari metode ajar nabi Muhammad Saw sang maha guru, beliau dalam sejarahnya mengajarkan ajaran Islam tahap demi tahap, ilmu Quran berserta tafsir, takwil, dan maknanya sudah ada dalam diri beliau sejak pertama, namuan beliau mengajarkan Quran dengan penuh kehati-hatian, beliau mengajarkan pengetahuan taklif sebagai manusia utuh tahap demi tahap, Quran yang pada era sekarang sudah bisa dihapal dalam satu tahun, bahkan dalam beberapa metode sudah bisa dihapal dalam hitungan hari semata, ternyata beliau tidak mengajarkan dalam waktu yang singkat, beliau mengajarkan Quran tahap demi tahap sesuai perintah Tuhan Maha Ilmu, selama 23 tahun.
Antara belajar dan mengamalkan, jauh lebih berat dalam mengamalkan, orang-orang dewasa pun banyak yang masih tidak sempurna dalam menjalankan taklif-taklif syar’i, sebaiknya taklif itu diberikan tahap demi tahap, setelah mampu baru kemudian diajari taklif-taklif yang lain, dengan cara ini anak-anak menjadi sosok yang berilmu juga beramal.
Tujuan belajar
Tujuan belajar adalah untuk mengamalkannya, untuk berkhidmat kepada masyarakat dan mendapat keridhaan Allah Swt. Jadi belajar harus tetap menjadi alat bukan menjadi sebuah tujuan, tujuan asli adalah untuk beramal, menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah Swt.
Semoga putra putri pecinta ahlul bait ini, selalu dalam lindungan dan bimbingan-Nya, para orang tua juga menjadi pembimbing dan partner terbaik dalam perjuangan anak-anak untuk menjadi insan-insan mulia dimata Allah Swt.
[1] Penjelasan Ust. Hafidh Alkaf pada perayan taklif 12 02 21.
[2] Penjelasn Hujjatul Islam wal Muslimin Syaikh Hakimelah pada perayaan taklif 12 02 21.