Sejarah Hauzah Ilmiah
Hauzah merupakan pusaka jihad ulama. Bukan jihad yang menumpahkan darah, tetapi yang menuangkan tinta di permukaan halaman-halaman samudera ilmu, dari hasil penyelaman dasar-dasarnya. Hanya seorang penyelam yang bisa sampai ke dasar laut yang dalam, dan hanya seorang pendaki yang bisa sampai ke puncak gunung yang tinggi. Seperti inilah ulama yang sesungguhnya dalam keilmuan dan keagamaan.
Di samping sebagai tokoh-tokoh ilmu yang membanggakan, mereka menjadi figur-figur amal yang mengagumkan. Kehadiran mereka kalau tidak ada di ruang ilmiah, ada di ruang amaliah, dan sebaliknya. Kehidupan mereka dalam keimanan, ketakwaan, ketulusan dan nilai-nilai keutamaan lainnya, atau saat bersama keluarga atau para pelajar ilmu, atau di tengah masyarakat, menjadi kisah-kisah yang menarik dan diteladani.
Jika Anda bertanya, siapa mereka? Masyarakat yang mengenal apa itu hauzah akan menjawab: hauzawiyun, yakni orang-orang yang dibesarkan hauzah. Dulu mereka itu para pelajar ilmu yang berguru kepada ulama yang dahulu seperti mereka juga dan seterusnya. Walaupun menjadi ulama besar, jiwa penuntut ilmu pada diri mereka tak pernah pudar.
Nilai Pengetahuan Sejarah Hauzah
Hauzah ilmiah dilahirkan dan melahirkan orang-orang besar. Ia memiliki sejarah panjang yang terhubung-bersambung dengan ruang-ruang para pendahulu yang aktif dalam keilmuan dan keagamaan. Grand Ayatullah Sayed Ali Khamenei mengungkapkan bahwa : “Keharuman dan kemuliaan masa seribu tahun itu buah hasil keilmuan dan ketakwaan ulama besar sepanjang berabad-abad lamanya.
Yakni, Allamah Hilli, Allamah Majlis, Syahid Awal (penulis kitab fikih klasik “al-Lum’ah ad- Dimasyqiyah”) dan Syahid Tsani (penulis “ar-Raudhah al-Bahiyah fi Syarh al-Lum’ah ad-Dimasyqiyah”), Syekh Thusi, Sayed Murtadha, Syaikh Anshari, dan ulama besar Najaf dan Qom, Almarhum Syaikh Abdul Karim Haeri, Almarhum Sayed Borujordi dan yang lainnya, memiliki peran dalam masa-masa itu.”
Hauzah yang sedemikian bernilai, pengetahuan tentang sejarahnya menjadi penting. Cukuplah eksistensi ulama yang dikaji sampai kini karya-karya ilmiah mereka itu, menjadi petunjuk tentang nilai hauzah dan pengetahuan tentangnya. Orang-orang besar abad ini seperti Imam Khomeini, Syahid Mutahari, Syahid Baqir Shadr adalah antara lain dari sekian banyak ulama besar yang lahir dari hauzah ilmiah. Pandangan-pandangan dan pemikiran-pemikiran mereka mematahkan argumen-argumen Barat dalam berbagai bidang ilmu.
Hauzah Sebuah Persembahan bagi Umat
Hauzah ilmiah tampak seperti lingkungan yang monoton. Aktifitas para pelajar ilmu agama di dalamnya, mengkaji ilmu-ilmu Islam, melakukan rutinitas ibadah dan mengadakan perayaan serta peringatan hari-hari bersejarah di dalam Islam. Namun, di dalam pusat keilmuan Islam ini, pun mereka juga melihat dunia luar, membaca politik dunia, mengkaji dan memberi komentar serta melontarkan kritikan terhadap sikap-sikap dan pandangan-pandangan para tokoh dunia, khususnya yang terkait dengan Islam dan muslimin.
Dengan demikian, hauzah menjadi pusat keilmuan, dan ulama di dalamnya menjadi tempat rujukan umat dalam berbagai masalah dan urusan, baik masalah keagamaan maupun masalah kehidupan, individual maupun sosial. Di sanalah tempat jihad para ahli ma’rifat dan hikmah, tempat mereka menghabiskan banyak waktu dalam keilmuan, seakan tak ada waktu untuk rehat, sibuk dengan kajian dan tinta ilmu.
Hauzah adalah persembahan para pejuang ilmu bagi umat Islam. Ia merupakan jejak-jejak keilmuan ulama pewaris Nabi saw. Jika ditelusuri sampai pada pangkalnya, tradisi keilmuan dan spritualitas keislaman di dalamnya telah dibangun oleh Rasulullah saw dan para imam sesudahnya.
Pengertian Hauzah Ilmiah
Penulis kitab “Tarikh al-Hauzat al-‘Ilmiah” mengungkapkan dari hasil penelitiannya, bahwa ia tidak menemukan istilah “hauzah” di dalam sejarah tarbiyah dan pendidikan Islam pada umumnya. Yang dia dapati adalah istilah “madrasah” dalam arti sebuah lembaga keilmuan dan ma’had Islam yang mencakup madrasah, masjid dan majlis-majlis kajian ilmu. Atau dalam arti madrasah dengan manajeman yang membina para pelajar agama dan menyusun program-program bagi mereka.
Dari keterangan sejumlah kamus Arab, satu kata yang mungkin merupakan makna bagi kata “hauzah”, yaitu artinya zona. Ialah sebuah tempat yang membatasi keseluruhannya yang memiliki batasan-batasan. Setiap kumpulan yang tergabung bagian-bagiannya satu dengan lain, dikatakan hauzah.
Setelah menyebutkan sejumlah definisi yang ia dapati, menurutnya definisi yang tepat bagi hauzah ilmiah ialah sebuah lembaga pendidikan agama dalam upaya mencetak seorang mujtahid (yang pakar) dalam syariat Islam. Menjadi seorang yang dilahirkan oleh hauzah ini, tugas yang dia pikul antara lain adalah mengistinbath hukum-hukum syar’i, lalu menyampaikannya kepada umat, bertablig dan membimbing mereka di masa kegaiban Imam.
Selain dalam upaya itu, hauzah mendidik dan mengajari para pelajar ilmu agama, yang kelak akan menjalankan tugas-tugas mereka. Yaitu, bertablig dan menyampaikan agama Islam di tengah umat.
Hauzah ilmiah adalah dunia keilmuan yang mengantarkan seorang hauzawi pada tingkatan ijtihad dalam ilmu pengetahuan syariat Islam, dan di dalamnya pelajar hauzah dididik untuk menjadi mubalig dan da`i yang membawa tugas tablig kepada umat.