Sukses Rajab dan Syaban Demi Ramadan
Riwayat Seputar Bulan Rajab
کان رسول الله اذا جاء شهر رجب جمع المسلمون حوله و قام فیهم خطیبا فحمد الله و اثنی و ذکر من کان قبله من الانبیاء فصلی علیهم ثم قال ایها المسلمون قد اظلکم شهر عظیم مبارک و هو شهر الاصب یصب فیه الرحمه علی من عبده الا عبدا مشرکا او مظهر بدعه فی الاسلام، الا ان فی شهر رجب لیله من حرم النوم علی نفسه و قام فیها حرّم الله جسده علی النار، و صافحه سبعون الف ملک و یستغفرون له الی یوم مثله، فان عاد عادت الملئکه ثم قال من صام یوما واحدا من شهر رجب اومن من الفزع الاکبر و اجیر من النار.
Dinukil dari Abdullah bin Abbas; karena bulan rajab telah tiba, kaum muslimin berkumpul sekitar Nabi saw dan Nabi setelah menyampaikan pujian dan syukur kehadirat Allah swt dan mengenang para nabi terdahulu, dia bersabda:
“Wahai kaum muslimin! Bulan agung dan penuh berkah akan datang menyelimuti kalian dan bulan tersebut adalah curahan yang mana rahmat Allah akan tercurah dan meliputi siapa saja yang menyembah dan beribadah kepadanya kecuali dia adalah seorang yang musyrik atau seorang yang membuat bid’ah di dalam Islam. Sesunggguhnya dalam bulan Rajab ada sebuah amalan yang jika seseorang menghidupkan malam tersebut dan mendirikan salat pada malam tersebut, Allah swt akan mengharamkan jasadnya dari api neraka dan seribu malaikat akan menyalaminya dan seribu malaikat akan memintakan ampunan untuknya sampai kelak datang malam seperti itu. kemudian bersabda: Barang siapa yang berpuasa satu hari di Bulan Rajab, dia akan selamat dan aman dari ketakutan hari kiamat dan akan terselamatkan dari api neraka.[1]
Bulan Rajab kembali menyapa kita, membisikkan bahwa sebentar lagi bulan sya’ban dan ramadan pun akan datang. Bulan rajab bulan yang agung dimana makna dari rajab itu sendiri adalah keagungan dan kebesaran.
Bulan Rajab Adalah Bulan Penyiapan Diri
Bulan Rajab, syaban dan bulan Ramadan adalah sarana bagi umat manusia untuk merestart tubuh setelah berbulan-bulan diajak bekerja keras. Pada bulan-bulan ini kita diajarkan untuk memenuhi nutrisi ruhani kita. Dengan memperbanyak shalawat atau istighfar sembari melakukan berbagai kegiatan kita sehari-hari. Hal ini pun dilakukan secara perlahan sehingga ruhani manusia tidak kaget, pada bulan rajab disunahkan berpuasa, pada bulan sya’ban pun sama, itu semua adalah latihan sehingga ketika sampai pada bulan ramadan tubuh dan ruhani manusia sudah memiliki kesiapan lebih baik, waktu menjalani ibadah puasa dan ibadah lain dibulan ramadan pun menjadi lebih mudah dan bisa lebih maksimal.
Bulan Rajab bisa kita jadikan sebagai media untuk menyiapkan lahan batin kita, membersihkan kotoran yang mengotori kalbu kita, merubah kebiasaan buruk yang masih kita miliki, memperbaiki kerusakan jika ada kerusakan sehingga kita bisa menyambut bulan ramadan dengan lebih siap. Lahan yang sudah dipersiapkan dengan baik maka tanaman pun akan lebih aman dari hama dan penyakit, kondisi ruhani yang bersih pun saama itu akan menjadi lahan terbaik untuk menanam berbagai perbuatan baik amalan-amalan dibulan ramadan. Ramadan tidak akan berlalu begitu saja tapi akan membekas pada diri menjadi seorang hamba Allah yang taat.
Dzikir Tanpa Rasa Beban
Ibunda bisa memasak untuk keluarga sambil melantunkan istighfar yang disunahkan 70 kali sehari. Ibunda semakin banyak dzikirnya masakan pun akan lebih enak, karena makanan yang matang ada unsur ruhaninya juga yaitu iringan doa. Makanan yang ditiupkan doa akan memiliki kondisis lebih baik jika dibandingkan dengan makanan tanpa doa. Ayahanda pun sama bisa membaca dzikir sunah bulan rajab, syaban maupun ramadan itu ketika sedang sibuk bekerja di bengkel atau tempat kerja yang lain.
Dari Lisan ke Hati dari Hati Menggerakkan Lisan
Dalam kitab Arbain alHadis milik Imam Khomaini kita dapati penjelasan bahwa memang awalnya dzikir itu hanya dilisan saja, setelah dilakukan secara teratur dalam waktu yang cukup lama, dzikir itu akan terpatri didalam hati, setelah ini hati akan memandu manusia untuk terus berdzikir, dzikir yang penuh kesadaran karena bergerak dari hati dan muncul dalam lisan dan pikiran.
Dalam sebuah hadis dari Nabi saw disebutkan bahwa: “Bulan Rajab adalah bulan Allah, dan bulan Sya’ban adalah bulanku dan bulan suci Ramadhan adalah bulan untuk umatku.”
Memang disebutkan bulan rajab adalah bulan Allah, bulan syaban adalah bulan Rasulullah tapi pada kenyataanya semua kegiatan dan amal ibadah kita hanya kembali kepada kita. Karena jika kita sukses di bulan Rajab dan Syaban insyaAllah kita akan sukses di bulan Ramadan. Dan kesuksesan ini jelas tidak menguntungkan Allah dan Rasul-Nya tapi keuntungan itu seratus persen kembali kepada hamba-Nya.
[1] Bihar al-Anwar, jld.33, hlm.47