Ayatollah A’rafi: Persatuan Umat Islam dan Tugas Pelajar Agama
Ayatollah A’rafi: Persatuan Umat Islam dan Tugas Pelajar Agama
Ahad malam, 27 Oktober 2019, dalam momen “Haul Rasulullah saw” dan kunjungan Ayatollah DR.Ali Reza A’rafi di Jakarta, para tokoh dan aktivis komunitas pecinta Ahlulbait Nabi as menyempatkan waktu untuk jumpa dan bersilaturahmi dengan beliau.
Di forum silaturahmi ini, Ayatollah berkesempatan selama satu jam lebih menyampaikan materi dan pesannya yang diterjemahkan oleh panitia acara, mengenai hubungan seagama khususnya dan tugas di dalamnya di tengah masyarakat. Adalah dua tema besar yang selalu diserukan ulama muslimin, dan dikaji terkait kemaslahatan umat dan penerapan di dalamnya:
1-Persatuan Umat Islam.
2-Tugas Kita Sebagai Umat Nabi saw.
Mengenai tema pertama, berangkat dari soal: mengapa Persatuan Umat Islam? Apakah persatuan ini perkara subtansial ataukah lebih kepada sisi kemasalahatan? Beliau menjelaskan secara ringkas teori-teori persatuan:
Yang pertama, teori yang memandang persatuan umat Islam merupakan perkara sekunder, karena sulit diwujudkan.
Yang kedua, teori yang memandangnya sebagai perkara subtansial, karena persatuan ini mengakar di dalam ajaran Islam.
Yang ketiga, kontra dengan dua teori tersebut ialah teori yang memandang persatuan sebagai perkara yang mustahil, karena umat ini takkan bisa berhimpun dalam satu atap.
Lalu dengan tegas beliau mengatakan: “Kami percaya pada konsep persatuan umat Islam, dan memandangnya sebagai perkara yang subtansial..”
Macam-macam Teori Persatuan
Apakah Persatuan Umat Islam bisa diwujudkan, ataukah tidak? Terdapat sejumlah teori sebagai berikut:
1-Teori yang menolak semua kecondongan dan menerima hanya satu interpertasi saja dalam mewujudkan persatuan, akan tertolak di berbagai perbincangan dan diskusi.
2-Teori yang menghimpun semua wacana untuk mencapai satu pandangan yang disepakati, meniscayakan berkumpulnya perkara-perkara yang kontradiktif.
3-Islam tanpa mazhab niscaya menafikan semua penafsiran dan umat akan mempercayai satu interpretasi saja.
4-Pluralisme, yang mengatakan bahwa semua mazhab itu pada realitasnya benar.
5-Teori yang dapat dikukuhkan di tengah umat Islam, yaitu pluralisme dalam bentuk lain yang memiliki unsur-unsur berikut ini:
1-Sisi-sisi kesamaan umat Islam memiliki ruang yang amat luas dan banyak di ranah akhlak dan sejarah. Sebaliknya, sisi perbedaannya itu sedikit.
2-Porsi penting di dalam fikih Syiah banyak berkaitan dengan muslimin dan wanita. Ada ratusan syarat hubungan yang berporos pada Islam di antara muslimin. Sedangkan prinsip-prinsip yang mengikat yang ada di dalam mazhab tertentu tidaklah banyak.
3-Sempitnya ruang tuduhan keluar dari Islam, sebagaimana terbatasnya ruang tudingan bid’ah dan radikal.
4-Menerima pluralisme (yang khas) ini membawa keselamatan (kedamaian) bagi muslimin dan para pengikut mazhab-mazhab, jika berdasarkan perwujudan yang logis.
Di dunia Islam kita dapati pandangan-pandangan ekstrimis yang masa bodoh dengan semua sisi kesamaan tersebut. Sementara kita percaya pada Islam yang bersifat bijak, dan pemikiran yang terbangun atas teori persatuan ini mampu mengokohkan pilar-pilar peradaban Islam. Selain itu di dalam perbincangan kebangkitan Islam yang melawan kaum radikalis, menekankan toleransi dalam hubungan umat Islam.
Tugas Kita terhadap Rasulullah saw
1-Kita harus mengenal sirah beliau saw dalam mencapai tingkat-tingkat ma’rifat yang tinggi.
2-Cinta kepada beliau saw menjadi pengantar menuju kesempurnaan.
3-Meyakini Rasulullah di dalam hati kita, dan senantiasa dalam memuliakan beliau serta Ahlulbaitnya.
4-Menaati Rasulullah saw dengan memanifestasikan sirah beliau di dalam amal dan prilaku kita.
5-Menjaga kehormatan Rasulullah saw dan mengagungkan beliau.
6-Berziarah dan memberi kehormatan kepada beliau dan penghormatan atas dasar keyakinan bahwa beliau mempunyai kehidupan barzakhi, dan menyaksikan amal perbuatan kita.
7-Mengucapkan salam dan salawat kepada beliau; bahwa shalawat itu membawa dampak-dampak yang menakjubkan.
8-Menyelaraskan suka-duka kita dengan suka-duka Rasulullah saw. Menjadi tugas yang penting bagi kita dalam satu rasa dengan Sang Figur Agung saw.
9-Senantiasa dalam usaha mema’rifati Allah, Rasulullah dan Ahlulbaitnya. Hal ini harus terwujud terutama di dalam hauzah-hauzah ilmiah dan lembaga-lembaga ilmu Islam.
10-Terus berupaya menyampaikan dan menebarkan ma’rifat serta ajaran Rasulullah dan Ahlulbaitnya saw, sebagai tugas penting kita dengan berbagai bahasa.
Pesan kepada Para Guru dan Pelajar Agama
1-Kenali hauzah ilmiah dan sejarahnya; sampaikan ilmu pengetahuan agama dan didiklah generasi-generasi datang –mereka berpotensi menjadi orang-orang besar.
2-Lakukan diskusi untuk meningkatkan kualitas keilmuan.
3-Lakukan telaah dan diskusi sebelum masuk kelas.
4-Giatlah melontarkan soal, isykal dan ktirikan kepada guru. Kelas menjadi hidup dengan pertanyaan-pertanyaan.
5-Aktiflah menulis dan mengkaji pelajaran. Setidaknya seminggu sekali menulis dan mentahqiq beberapa materi pelajaran, kalau tidak bisa semuanya.
6-Peningkatan etika dan spiritual menjadi cirikhas kita. Karena itu berusahalah sekuat mungkin di jalan kematangan dan peningkatan akhlak. Akhlak yang baik itu memerlukan usaha.
Ketahuilah bahwa Anda berada di tengah penduduk yang padat. Karena itu, Anda harus mencapai tingkat-tingkat ilmu yang tinggi, hingga tercerahkan dengan cahaya ilmu di berbagai tempat.
Islam adalah agama yang -secara esensial- melahirkan dan membangun peradaban; menjawab segala persoalan hidup. Peradaban manusia kini yang pernah sampai di puncaknya, sayangnya menurun dan kita harus menghidupkan peradaban Islam dengan ajaran Islam. Muslimin telah mencapai lebih dari satu setengah milyar jiwa. Kejayaan SDM, aset-aset material dan spiritual dahulu yang pernah dicapai harus kita raih kembali.