Bahasa Arab dan Persia Serta Pengenalan Filsafat Islam kepada Dunia
Selain semakin bertambahnya cabang ilmu yang dikaji di Universitas-universitas oleh para Akademisi baik oleh oleh kalangan Mahasiswa atau akademisi yang memiliki tingkat lebih tinggi, pembahasan-pembahasan akademis juga menjadi penyebab semakin besar kebutuhan agar para Mahasiswa mampu secara utuh menguasai bahasa kedua selain bahasa nasional yang sudah mereka kuasai. Kebutuhan ini sudah sangat jelas mengingat perkembangan keilmuan juga sangatlah cepat.
Terkait pengaruh dan posisi bahasa dalam sebuah keilmuan mengingat teknologi berikut berbagai perangkat pendukungnya ada yang mampu menerjemahkan bahasa yang hampir nyaris sempurna di waktu yang sama bahkan, tapi semua ini tetap tidak menutup kebutuhan krusial untuk mempelajari bahasa kedua selain bahasa nasional yang sudah dikuasai. Khususnya bagi pelajar tingkat S1 keatas dan juga bagi para peneliti dan orang-orang yang berkecimpung di dunia akademis. Keadaan diatas ternyata juga berlaku pada jurusan ilmu Ilmu Filsafat.
Ilmu Filsafat bukan ilmu baru dalam wacana Nasional, dalam beberapa tahun terakhir mulai dikembangkan juga konsep filsafat for children, filsafat untuk anak yang sebelumnya sudah dikembangkan di Jerman dan Negara-negara eropa lainnya, filsafat yang tidak melulu menggunakan kosakata asing dan sulit dipahami, lebih keranah praktis sesuai kehidupan sehari-hari anak, mengembangkan dan mempersiapkan cara berpikir yang benar, membiasakan teliti dan bersikap cerdas dalam segala keadaan dll.
Namun bagi kalangan akademisi setingkat sarjana, pasca sarjana dan jenjang yang lebih tinggi, penguasaan bahasa kedua, baik bahasa Inggris, Arab, dan bahkan bahasa Persia sangatlah penting, mengingat ilmu filsafat juga berkembang di barat, khususnya terkait filsafat barat dengan Bahasa Inggris, perkembangan filsafat timur sendiri diwakili oleh dua bahasa, bahasa Arab dan tidak kalah penting dalam ilmu filsafat adalah bahasa persia.
Penguasaan bahasa ini sangat penting sehingga para mahasiswa bisa menerobos masuk membaca informasi dan keilmuan dari sumber asli bukan lagi dari buku-buku terjemah, jelas kualitas keilmuan para akademisi akan semakin naik. Dari sini terlihat jelas bahwa bahasa benar-benar berpengaruh pada dunia akademisi dan akan merubah keadaan secara signifikan.
Hal ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang timur bahkan juga bagi akademisi barat. Penelitan di bidang Filsafat oleh orang timur, asia dan Timur Tengah juga sangat penting untuk dikaji, terbukti beberapa Filsuf Iran sempat diundang menjadi pembicara di berbagai pusat kajian Filsafat di barat, walau sayangnya semua itu harus dilakukan dengan mengandalkan seorang translater atau alat penerjemah modern, sebagaimana diketahui bahwa sebaik apapun terjemahan tetap tidak akan sama dengan bahasa aslinya, sebab semua bahasa memiliki kekhasan masing-masing, kaidah dan berbagai hal mempengaruhi nilai dan makna kata. Jadi tetap akan lebih baik dan lebih maksimal jika para akademisi barat yang ingin mendalami filsafat, khususnya filsafat Timur menguasai bahasa Persia dan juga bahasa Arab. Orang yang ingin menguasai filsafat barat juga harus menguasai bahasa Inggris.
Selain itu dengan penguasaan bahasa ini perlu juga ada penekanan pada penguasaan bahasa klasik, sebab buku-buku yang menjadi sumber telaah rata-rata adalah buku klasik, khususnya ketika ingin menelusur dari buku sumber pertama untuk Filsafat di Dunia timur.
Jelas bahwa penguasaan bahasa sangat penting dalam perkembangan dunia pemikiran khususnya ilmu filsafat. Bahkan ahli menilai pentingnya penguasaan bahasa kedua itu tidak kalah penting dari pentingya ilmu filsafat itu sendiri, tanpa bahasa maka tidak memiliki kunci untuk masuk kedalam sebuah ilmu yang ditulis dan dibahasakan dalam bahasa yang dimaksud.
Komunikasi dan seminar-seminar Internasional Filsafat sangat membantu untuk mempromokan pentingnya penguasaan multi bahasa ini.
Pemerintah Iran khususnya memiliki kesempatan besar untuk memaparkan filsafat Islam dengan berbagai nilai kelebihannya dibanding filsafat yang lain, pemaparan bukan untuk merendahkan tentunya.
Apalagi sekarang dengan media online, zoominar, webinar dan semacamnya dengan mudah digelar tanpa ada kesulitan akibat jarak antara Iran, Amerika, Meksiko atau berbagai belahan dunia lainnya. Kesempatan besar bagi Republik Islam Iran untuk membuka diri, membuka kelas-kelas bahasa persia, sembari menawarkan ilmu filsafat yang sangat digemari oleh kalangan pemuda pemikir di berbagai penjuru dunia.
Dunia barat mempercayai Filsafat hanya sampai Ibnu Rusyd. Padahal Filsafat Islam sangat luas, bahkan terus dikaji dan dikembangkan hingga tahun 2020. Mereka mengingkari Filsafat Islam setelah jaman Ibnu Rusyd. Ini adalah tanggungjawab Republik Islam Iran untuk membuka wacana bahwa Filsafat Islam tidak seperti apa yang diuraikan di barat.
Akan lebih besar manfaatnya ketika Seminar, Webinar atau Zoominar dikerjasamakan dengan pusat-pusat kajian di Negara-negara eropa baik Perancis, Jerman, Rusia, Inggris …, negara-negara Amerika, seperti Canada, Negara-negara Amerika latin seperti Meksiko, Venezuela dll. Benar-benar sampai ke pusat pemerhati filsafat di seluruh dunia.
Dengan bahasa dan filsafat mendamaikan dunia