Falsafah Gunung dalam Kaca Pandang Al-Quran dan Lontar Jawa
Gunung dalam Quran disebut sebagai pasak bagi bumi, dalam kacamata ilmu fisika keberadaan gunung menjadikan bumi menjadi imbang, baik untuk berputar pada porosnya maupun untuk berevolusi mengelilingi matahari. Ternyata hal ini juga searah dengan kisah mitos yang disebutkan dalam lontar tua karya tulis pertapa Kutritusan, dalam cerita-cerita hikmah yang ada di nusantara, lontar yang disebut sebagai tulisan di akhir-akhir pemerintahan kerajaan Majapahit. Karya pujangga yang tidak terikat oleh suatu kerajaan yang memerintah pada jamannya.
Dalam lontar yang merupakan warisan budaya nusantara tersebut disebutkan bahwa pulau jawa sebelum dihuni manusia selalu bergejolak, dewa Batara guru menyuruh para dewa untuk memindahkan Gunung Mahameru (gunung semeru) dari benua India ke pulau jawa, pemindahan ini dilakukan agar pulau jawa menjadi tenang dan tidak bergejolak lagi, dalam kisah ini dipahami bahwa gunung digunakan sebagai pasak yang menguatkan, sebagai penjaga agar bumi (dalam hal ini di contohkan sebagai pulau jawa) tidak mengalami goncangan, tidak bergejolak kembali. Penjelasan dalam lontar terkait gunung sebagai pasak yang mengokohkan bumi juga dijelaskan dalam Quran. Hal ini tergambarkan dengan jelas pada beberapa ayat dibawah ini.
An-Nahl – Ayat 15
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
An-Naba – Ayat 7
dan gunung-gunung sebagai pasak.
Al-Anbiyaa – Ayat 31
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk
An-Naazi’aat – Ayat 32
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh
Luqman – Ayat 10
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
Fussilat – Ayat 10
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya
Qaaf – Ayat 7
Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata
An-Naml – Ayat 61
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.
Gunung disebut-sebut sebagai pasak dan dalam ayat-ayat lain gunung disebutkan sebagai media yang kokoh dan mengokohkan, jelas bahwa pasak memang harus kokoh, tanpa ada pasak (dalam hal ini berupa gunung) maka bumi akan menjadi runtuh. Hal ini akan menjadi lebih jelas ketika kita melihat ayat-ayat yang membicarakan bagaimana permulaan terjadinya hari kiamat.
Ketika membicarakan Hari kiamat maka akan kita lihat kata gunung diungkapkan berulang-ulang dibeberapa surat dalam Al-Quran. Ketika gunung dihancurkan maka terjadilah kiamat, yakni ketika yang dijadikan sebagai pengokoh sudah dirusak maka bumi ini juga akan menjadi rusak. Dan terjadilah kiamat yang dijanjikan. Terkait hal ini maka ada beberapa ayat yang bisa kita jadikan sebagai contoh.
Al-Waaqiah – Ayat 5
dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,
Al-Haaqqa – Ayat 14
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
Al-Ma’aarij – Ayat 9
dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan)
Al-Muzzammil – Ayat 14
Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan
Al-Mursalaat – Ayat 10
dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,
Al-Qaari’a – Ayat 5
dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan
At-Takwir – Ayat 3
dan apabila gunung-gunung dihancurkan,
Ar-Ra’d – Ayat 3
Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Isyarat untuk menjaga kelestarian alam
Ibrahim – Ayat 46
Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap
Makar manusia bahkan bisa melenyapkan gunung, pada jaman sekarang sudah biasa ketika ada gunung dipindahkan ke tempat yang lebih rendah, digunakan untuk keperluan pembangunan menutupi area persawahan atau area rawa-rawa. Dalam kesimpulan sederhana gunung jika dipindah-pindahkan oleh manusia tanpa memperhitungkan keseimbangan alam, jelas hal ini akan merusak keseimbangan yang sebelumnya sudah ada. Perpindahan kerak bumi bisa jadi akan menimbulkan gempa.
Pada jaman dahulu tentu sangat sulit membayangkan bagaimana proses lenyapnya sebuah gunung. Namun di jaman abad 21 ini hal ini sangat mudah ditemui. Di tanah air banyak gunung dipenggal dan dipindahkan ke dataran rendah menjadi landasan jalan tol atau untuk keperluan yang lain.
Melenyapkan gunung bisa juga bermakna merusak fungsi asli dari gunung, gunung dengan pepohonan yang terjaga berfungsi menjadi penyimpan air, tempat hidup hewan-hewan serta menyediakan berbagai macam buah-buahan bagi penghuninya. Ketika manusia berulah, membakar hutan sembarangan, menebang kayu tanpa melakukan reboisasi, merubah hutan-hutan menjadi lahan sawit hanya demi mengumpulkan pundi-pundi uang, hal ini juga bermakna melenyapkan (fungsi) gunung. Ada tidaknya gunung menjadi tidak ada artinya.
Kesimpulan:
Wacana pentingnya gunung selain diungkapkan dalam Quran juga dijelaskan dalam naskah kuno jawa. Ini menunjukkan tingginya peradaban nenek moyang bangsa Indonesia, menjadi pemicu anak bangsa untuk lebih meniliti seputar peninggalan keilmuan yang masih ditemukan dari pendahulu bangsa ini. Selain itu gunung harus lebih dihargai lagi karena peranannya yang sangat fital.