Membimbing Anak Menuju Usia Balig dan Taklif
Usia balig anak perempuan secara fikih lebih cepat dari pada anak laki-laki. Tentu hal tersebut cukup berat bagi anak perempuan juga orang tuanya, jika tidak ada pengetahuan dalam hal tersebut. karena itu, banyak orang tua yang kebingungan dalam membimbing mereka agar tepat memasuki usia balig, putrinya sudah siap menjalankan tugas dan kewajiban agamanya. Artikel ini mungkin dapat membantu orang tua dalam membimbing putrinya agar saat telah masuk usia balig, dapat menjalankan kewajibannya dengan enjoy.
Satu hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua, bahwa hendaknya tidak mengajarkan ajaran agama kepada anaknya secara doktrinal semata, tanpa memberikan pemahaman yang benar. Karena itu akan menjadikan ajaran agama kering tanpa makna, dan tidak masuk ke dalam jiwa anak kita. Berikan penjelasan-penjelasan ringan dan mudah difahami tentang hikmah dan tujuan dibalik perintah-perintah agama yang telah diberikan Allah Swt. Dalam hal ini, orang tua dituntut untuk rajin membaca atau bertanya kepada orang-orang yang memiliki pemahaman cukup dalam hal ini.
Untuk langkah pertama, mari kita lihat hadis Imam Shadiq as yang telah menjelaskan tahapan-tahapan dalam mengajarkan ajaran agama, khususnya solat,
“Ketika anakmu berusia tiga tahun, ajarkan kepadanya untuk mengucapkan, ‘Laa ilaha illallah’ sebanyak tujuh kali. Ketika berusia tiga tahun tujuh bulan 20 hari, ajarkan kepadanya untuk mengucapkan, ‘Muhammad Rasulullah’ sebanyak tujuh kali. Ketika berusia empat tahun, ajarkan kepadanya untuk mengatakan ‘Allohumma shalli a’la Muhammad wa ali Muhammad’ sebanyak tujuh kali. Ketika berusia lima tahun tanyakan kepadanya, “Mana tangan kiri dan mana tangan kanan?”.
Apabila menjawab dengan benar, maka hadapkan ke arah kiblat dan perintahkan untuk bersujud. Ketika berusia enam tahun, ajarkan ruku’ dan sujud dan ajaklah untuk melakukan solat. Ketika memasuki usia tujuh tahun perintahkan untuk berwudu hanya mencuci wajah dan tangan, lalu setelah itu perintahkan solat. Kemudian setelah itu ajarkan wudhu dan solat secara sempurna hingga usia sembilan tahun. Apabila ia telah mempelajari wudhu dan solat maka Allah Swt akan memberikan rahmat kepada orang tuanya.”[Wasail, jil 21, hal 474]
Berdasarkan hadis tersebut, berikut ini tahapan-tahapan mengajarkan ajaran agama pada anak;
TAHAPAN PERSIAPAN
Pada tahapan ini, pertama orang tua mengenalkan terus dan mentalkinkan tentang keesaan Allah Swt dan kerasulan Nabi Muhammad saw.
TAHAPAN PERMULAAN PADA USIA 5 TAHUN
Ketika anak sedikit demi sedikit dapat memahami solat, maka hadapkanlah ke arah kiblat dan ajarkan sujud. Pada tahapan ini, anak diajarkan untuk mengenal puncak tujuan solat yaitu penyerahan diri sepenuhnya pada Allah Swt.
TAHAPAN PENGENALAN TENTANG HIKMAH DAN TUJUAN AJARAN ISLAM
Agar ajaran agama melekat pada jiwa anak, maka sejak dini kenalkan tentang tujuan dari setiap ajaran agama. Seperti kenapa kita harus solat?
Solat untuk mengingat Allah Swt. Solat untuk berterima kasih kepada Allah Swt. Kenapa kita harus ingat Allah? Karena Allah sayang kita. Bukti Allah sayang kita, ialah Dia telah menumbuhkan buah-buahan untuk kita makan. Dia telah memberikan udara hingga kita bisa bernafas, dan nikmat lainnya yang bisa kita nikmati dengan gratis.
Atau, kita katakan bahwa solat ialah seperti kita sedang bercerita dengan Allah. Kenapa kita harus puasa? Kenapa harus berhijab bagi perempuan dan lainnya? Pada tahapan ini, di samping memberikan pemahaman tentng tujuan serta hikmah perintah-perintah agama, juga bisa disampaikan dengan menceritakan kisah orang-orang yang bahagia karena mentaati perintah Allah, dan sengsara karena melanggarnya. Hal ini berguna agar anak dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut.
TAHAPAN LATIHAN DAN PEMBIASAAN
Tidak mungkin seseorang akan melaksanakan suatu perbuatan secara kontinyu jika sebelumnya tidak dilatih dan dibiasakan. Begitupula tidak mungkin anak kita pada usia taklif langsung terbiasa solat, berpuasa, berhijab tanpa dilatih dan dibiasakan sebelumnya. Anak kita akan siap menjalankan tugas agamanya ketika berusia taklif jika sebelumnya secara bertahap sudah dilatih. Pada tahapan ini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
- Buatlah tabel dan jadwal untuk solat harian. Biarkan anak sendiri yang memberikan tanda bila ia melakukan solat, dan berikan hadiah bila melakukannya walaupun hanya dengan sebuah ucapan ‘hebat’ atau ciuman sayang. Ketika pada usia 7 tahun mulai biasakan ada salah satu solat yang tidak ditinggalkan. Misal mulai usia 7 tahun dilatih solat magrib dan Isya secara kontinyu hingga usia 8 tahun. Setelah usia 8 tahun tambah membiasakan solat Duhur dan Ashar. Ketika mendekati usia 9 tahun maka latihlah untuk bangun solat subuh. Jadi ketika tepat menginjak usia taklif anak sudah siap secara mental untuk menjalankan kewajibannya. Begitupula dengan kewajiban berjilbab bagi anak perempuan, hendaknya dilatih secara bertahap.
- Jangan memaksa anak untuk melakukan solat ketika anak tidak mood, atau dilihat kalau solat akan mengganggu kesenangannya. Karena hal itu akan menjadikan anak membenci solat, tapi ajaklah dengan sukarela.
- Mengadakan solat berjamaah, doa bersama, atau baca al-Quran bersama akan memberikan dampak baik untuk tahapan ini.
. Bukan sekedar tahapan pembiasaan semata, tapi juga tetap dibarengi dengan memberikan pemahaman dari hikmah dan tujuan dari setiap ajaran agama yang lebih dalam dari tahapan sebelumnya hingga lebih melekat dalam jiwa anak.
TAHAPAN PENGAWASAN
Ketika anak sudah menginjak usia taklif maka pada saat itu orang tua hendaknya memberikan pengawasan yang benar dan tidak terkesan berlebihan. Ingatkan anak-anak akan kewajibannya dengan lemah lembut dan jauh dari kekerasan. Contoh bangunkan anak untuk melakukan solat subuh dengan lemah lembut seperti, “Anakku sayang, bangun udah subuh loh…”, atau bangunkan dengan mencium keningnya. Atau, “Nak sudah solat? Nak, walaupun kamu main di rumah teman jangan lupa solat kalau sudah waktunya. Ingat sayang, mamah nggak lihat kamu solat atau tidak, tapi Allah ngga bisa dibohongi loh!”
Dan ungkapan-ungkapan manis lainnya. Mudah-mudahan tuntunan ini bisa memudahkan kita dalam menanamkan ajaran agama pada anak. Tuntunan tersebut jika dipraktekkan kepada anak laki-laki juga akan sangat baik, mereka lebih siap dan lebih mantap saat memasuki usia balig.
[Euis Daryati MA]