Mengenang Syahid Beheshti: Beberapa Karya dan Pemikirannya
7 Tir (Bulan ke-4 kalender Iran) bertepatan dengan 27 Juni 1981 merupakan hari bersejarah dan berduka bagi rakyat Iran. Di hari tersebut, Dr. Beheshti bersama 72 anggota Partai Jumhuri Islami menemui syahadah setelah kantor partai tersebut diledakkan. Tanggal 27 Juni diperingati sebagai Hari Kehakiman atau Peradilan di Republik Islam Iran.
Hari-hari ini menjadi kesempatan atau alasan yang baik untuk mengenang dan mengenal kepribadian, riwayat hidup, karya dan pemikiran salah seorang ideolog Revolusi Islam Iran dan leader di kancah sosial politik ini.
Mengenai sosoknya, Imam Khomeini pernah menyatakan, “Seorang Beheshti menyamai kekuatan sebuah umat.”
Dr. Beheshti menimba ilmu agama di Qom di bawah bimbingan ulama terkemuka, antara lain Allamah Thaba’thabai dan Murtadha Muthahhari. Pada masa rezim Syah, doctor dalam bidang filsafat teologi yang bernama lengkap Muhammad Husaini Beheshti ini terpaksa mengasingkan diri ke Hamburg, Jerman karena aktivitas politiknya
Pada periode ini pula, sosok yang bernasab kepada Nabi dan Sayid ini (tampak dari surban yang dipakai yaitu hitam) sempat bergabung dengan Imam Khomeini di Paris. Sepulangnya dari Paris, Dr. Beheshti memainkan perang penting dalam merancang atau mendesain Revolusi Islam Iran. Atas perintah Imam Khomeini, Syahid Beheshti membentuk dan memimpin Dewan Revolusi hingga Revolusi mencapai kemenangan. Pascarevolusi, Ayatullah Beheshti duduk di pemerintahan sebagai Menteri Kahakiman dan Ketua MA.
Karya dan ceramah-ceramahnya telah dicetak dalam bentuk berbagai buku dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Berikut ini beberapa karya yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:
1. Mencari Hakikat Agama: Panduan Rasional bagi Manusia Modern
Hidup tanpa agama adalah ibarat kapal tanpa nahkoda, tidak jelas arah dan tujuannya, mudah terombang-ambing oleh ombak, dan akhirnya karam. Manusia, siapa pun dia, membutuhkan kkehadiran agama sebagai pegangan, penuntun, dan pandangan hidup yang akan mengarahkannya kepada tujuan mulia. Menurut Syahid Beheshti, manusia yang tidak memiliki pendangan hidup selalu berada dalam kecemasan dan kebimbangan. Oleh karena itu, menjadikan Islam sebagai pandangan hidup adalah tindakan utama.
Buku ini berisi buah pikiran berharga dari Dr. Beheshti tentang Islam sebagai pendangan hidup manusia modern. Sebagian besar ditulis ketika dia diasingkan ke Jerman (1963 – 1970). Dalam buku ini, Beheshti mengurai kemunculan agama. Ada 3 teori tentang kemunculan agama:
- Agama adalah produk dari rasa takut,
- Agama diciptakan oleh kondisi ekonomi dan ikatan sosial,
- Agama diciptakan oleh semangat mencari keadilan.
Dengan gamblang, Beheshti menganalisis ketiga teori di atas, lalu mengakhirinya dengan menjelaskan kemunculan Islam.
Secara mendalam, Doktor di bidang filsafat agama ini juga menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
- Hubungan iman dan pandangan hidup manusia
- Proses pencarian dan pembentukan keyakinan beragama
- Masa depan agama dalam kehidupan manusia modern.
2. Metafisika Al-Quran: Menangkap Intisari Tauhid
Isu-isu metafisikan dalam Al-Quran merupakan dasar untuk memahami Islam karena segala sesuatu yang menyangkut keimanan dan akidah tidak bias dilepaskan dari isu-isu metafisika. Oleh karena itu, selama 14 abad terakhir sejarah Islam, sebagian ulama termasyhur bergumul dalam penelitian dan pengkajian metafisika Al-Quran dan mereka telah melahirkan banyak karya yang tak ternilai di bidang ini.
Dalam buku ini, Beheshti, ulama terkemuka Iran pada zamannya menawarkan pemaparan yang menurutnya lebih sistematis dan objektif tentang isu-isu metafisikan dalam Al-Quran.
Secara mendalam, penulis membahas hal-hal berikut dalam buku ini:
– Perkembangan ilmu alam ke metafisika
– Originologi dan eskatalogi
– Analisis bukti-bukti eksistensi Tuhan
– Bukti-buktu eksistensi Tuhan menurut filsafat Aristoteles, Ibnu Sina, dan Mulla Sadra
– Tauhid atau monoteisme
– Nama-nama dan sifat-sifat Tuhan dalam Al-Quran
3. Kepemilikan dalam Islam
Konsep kepemilikan berlaku umum di berbagai lingkungan kultural. Di berbagai sistem sosio-ekonomis, apakah itu feodalisme, kapitalisme, sosialisme dan non-sekularisme (religius), isu kepemilikan merupakan isu penting. Sifat dan cara pemilikan (individual atau umum), dan desentralisasi sarana kepemilikan kepada individu-individu atau sentralisasinya di tangan pemerintah serta lingkupnya masing-masing, merupakan aspek-aspek yang secara tak terhindarkan ditelaah dan diperbincangkan dalam sistem-sistem tersebut di atas.
Buku ini membahas secara tuntas isu tersebut, sekaligus mengajukan konsep Islam dalam hal kepemilikan. Pembahasan yang dipaparkan Dr. Beheshti, cendikiawan Muslim terkemuka yang mengambil spesialisasi masalah-masalah filsafat ekonomi, terasa mendalam, disertai contoh-contoh kongkret yang sangat membantu dalam memahami permasalahannya. Inilah buku yang sederhana dalam pembahasan, namun sarat dengan isi yang sangat mendalam dan akurat.
4. Intisari Islam: Kajian Komprehensif tentang Hikmah Ajaran Islam
Buku ini memaparkan –secara sangat luas cakupannya- tentang banyak dimensi kehidupan. Mulai dari manusia, filsafat atau sikap hidup dan tujuannya, iman, pengetahuan yang mendalam dan pasti, sumber eksistensi alam semesta, dunia sebagai sebuah realitas yang eksis karena sesuatu di luar dirinya, Tauhid menurut Al-Quran, sifat-sifat Allah swt, peran kosmologi atau pandangan Islam tentang kehidupan manusia, petunjuk bagi umat manusia, keadilan, manusia dan evolusi, konsep atau pandangan Islam tentang sejarah, kemenangan puncak menyusul kedatangan Penyelamat Dunia (Imam Zaman), sampai topik-topik keluarga: pernikahan, perceraian, poligami, juga konsep ekonomi Islam, sistem sosial yang adil, pemerintahan, arbitrasi dan jihad.
Semua topik tersebut diuraikan dengan sangat renyah dan mencerahkan oleh dua orang penulisnya: Dr. Beheshti (ulama, ilmuwan yang aktif dalam diskusi ilmiah, gerakan budaya Islam dan pembangunan serta pengembangan kualitas moral-spiritual kaum muda, pernah menjadi ketua MA Republik Islam Iran) dan Dr. Javad Bahonar (aktifis gerakan Islam, pernah menjabat menjadi Menteri Pendidikan di kabinet Presiden Raja’i, PM Iran pada 5 Agustus 1981).
“Tidaklah berlebihan bila dikatakan, membaca buku ini sama dengan menghabiskan beberapa pekan dalam sebuah perpustakaan besar.” (Dr. Muhsin Labib)
“Kemungkinan Islam yang kita pahami adalah Islam yang sepenggal-sepenggal. Buku ini menyuguhkan Islam secara menyeluruh.” (Muhammad Yahya, pengamat buku-buku Islam)
5. Dasar Pemikiran Filsafat Islam
Buku ini merupakan salah satu naskah fundamental pengkajian filsafat Islam sebagai dasar yang sangat berguna bagi para pemula yang ingin mengetahui sumber asli pemikiran filsafat Islam melalui kitab sucinya, Al-Quran.
Buku ini merupakan karya bersama dua orang tokoh terkemuka dan ulama besar Iran yang sangat ahli dalam studi Qurani pada masanya, yaitu Dr. Beheshti dan Dr. Bahonar dan merupakan buku pertama dari buku yang telah diterbitkan sebulumnya, Hikmah Sejarah, Wahyu, dan Kenabian.
Dalam buku ini, 2 penulisnya bermaksud menjelaskan dasar istinbath pengambilan filsafat Islam dari sudut pandang Al-Quran dan sesekali membandingkannya dengan dasar-dasar pemikiran filsafat Barat, yang mendominasi pemikiran dunia saat ini.
6. Hikmah Sejarah, Wahyu, dan Kenabian
Buku ini mencoba mengupas masalah-masalah mendasar Islam seputar Hikmah Sejarah, Wahyu, dan Kenabian. Dengan mempergunakan istilah-istilah Qurani dan Nabawi yang ditopang oleh pengalaman-pengalaman Islamiah yang tinggi, menjadikan analisa dan kajian-kajian buku ini sangat menarik untuk difahami isinya.
Hikmah wahyu Tuhan dan pemikiran filsafat kenabian dibahas dengan akurat sekali dan sangat praktis untuk difahami.
Dan yang lebih penting lagi, buku ini dapat dijadikan pijakan awal Muslimin dalam menyibak berbagai tabir pengkajian keislaman saat ini.
7. Tuhan Menurut Al-Quran
Buku ini merupakan sebuah kajian metafisika yang membahas pelbagai argumen filosofis ihwal keberadaan Tuhan dengan rujukan khusus kepada konsep ketuhanan dalam al-Quran. Penulis percaya bahwa ajaran metafisika al-Quran merupakan bagian pengetahuan yang terpenting. Studi ini didasarkan pada sumber-sumber orisinal. Penulis mengutip pelbagai teks untuk mempermudah pembaca membandingkan pandangan-pandangan yang berbeda.
Buku ini dibagi dalam lima bab di luar kata pengantar. Setelah menjelaskan tujuan utama risalahnya, Ayatullah Behesyti memulai diskusi mengenai istilah-istilah dan isu-isu metafisika dengan rujukan kepada berbagai argumen filosofis tentang eksistensi Tuhan. Selanjutnya ia menguraikan doktrin monoteisme (tauhid) dalam al-Quran. Ia membahas isu nama dan sifat Tuhan dalam al-Quran dan kitab-kitab suci lainnya.[IG]