Menimbang Kisah Imam Husain dengan Ahsanul Qashas dalam Al-Quran Bagian 2 Selesai
Beberapa Bentuk pertolongan Allah SWT kepada Imam Husain as.
Allah berfirman bahwa Allah hanya menolong siapa saja yang Allah kehendaki.[1] Apakah dalam kejadian Karbala Imam Husain as tidak ditolong Allah Swt?[2] Menurut hemat penulis, beliau didalam tragedi ini jelas juga ditolong Allah Swt. Ini dengan melihat janji Allah sendiri, Allah berfirman Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,[3]waktu itu Imam Husain as jelas beliau dan rombongan telah dianiaya oleh pasukan Yazid. Beliau bukan menyerang tapi beliau mempertahankan diri, perang untuk bertahan, karena mereka telah diperangi.
Seperti apakah pertolongan Allah untuk Imam Husain as. Pada waktu itu Imam Husain as dipertemukan dengan sekelompok orang yang benar-benar tulus tanpa ada sedikitpun keraguan akan kesetiaan mereka. Beliau memiliki seorang saudari dengan karakter khas yakni Sayidah Zainab. Wanita tegar, kuat, dan memiliki wawasan luas kedepan. Dengan perantara sayidah Zainab Imam-Imam selanjutnya bisa tertolong, Imam hingga yang ke-duabelas menjadi utuh terjaga dengan pertolongan Allah melalui perantara sayidah Zainab, dari sisi logika sangat mustahil terjadi karena orang-orang yang membantai Imam Husain as, keluarga dan sahabatnya adalah orang-orang yang rasa kemanusiaannya sudah sangat redup sekali, tertutupi sahwat harta dunia dan wanita, dengan perantara keberanian saudari Imam Husain ini berita dan semangat Asyuro bisa hidup hingga ratusan bahkan ribuan tahun. Sekarang dan sudah berlangsung beberapa puluh tahun, ribuan orang dan bahkan tahun-tahun terakhir ini 2016-2018 bahkan sampai 20 jutaan orang datang berziarah ke pusara Imam Husain as. Semakin lama, semangat asyuro semakin kuat, semakin meluas, benar-benar terus hidup didalam hati para mukmin. Apakah ada pertolongan Allah SWT yang melebihi pertolongan ini?.
Dengan pertolongan Allah ziarah Arbain sudah sangat membumi,[4] berbagai warga negara dan bahkan berbagai agama setiap tahun mendatangi pusara Imam Husain as, mengangkat semangat kemanusiaan dan pembelaan untuk orang-orang yang dizalimi yang dibawa dan dikobarkan Imam Husain as. Semakin lama akan semakin membumi lagi[5].
Pertolongan Allah pada kisah Imam Husain di Karbala membuahkan para penolong yang senantiasa setia menunggu para peziarah dengan berbagai bantuan tulus dipinggir-pinggir jalan, menyediakan makanan, tempat menginap, tempat salat, bahkan tempat pijat gratis. Orang-orang yang setiap tahun menabung untuk menjamu para peziarah arbain Imam Husain as.
Bantuan Allah untuk Imam Husain as, berbagai kata dusta, hoaks, tipuan dan celaan yang dilontarkan pembenci ahlul bait tidak mampu memadamkan api Imam Husain as yang dipercikan dari Karbala.
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.[6]
Untuk Imam Husain sangat disarankan untuk melakukan majlis aza. Sementara untuk Nabi Yusuf tidak ada anjuran untuk melakukan hal yang sama. Dengan majlis aza ini Allah telah menolong Imam Husain as sehingga umat manusia selalu mengingat apa yang beliau perjuangkan, mengingat perjuangan danpengorbanan beliau, terus tetap menghidupkan asyuro dari tahun ketahun. Untuk menjadikan agama Islam tetap terjaga. Lithalabi islah fi ummati jaddi bukan untuk jaman Imam Husain as saja tapi islah untuk sepanjang jaman, selama aza Imam Husain dijaga maka agama Islam akan tetap tertolong.
Orang-orang dengan berbagai kondisi datang ke pusara beliau, ada yang cacat kaki, ada yang hanya bisa merangkak, ada yang hanya bisa didorong oleh istri atau suami diatas kursi roda, namun mereka memiliki cinta kepada Imam Husain As yang luar biasa.
Pertolongan Allah kepada Imam Husain as adalah dengan menanamkan kecintaan kepada beliau didalam hati manusia yang paling dalam, manusia yang peduli dengan kemanusiaan, manusia yang menolak kezaliman, manusia yang rindu pada kemerdekaan, manusia yang menolak politik rasisme dan adu domba antar kelompok, dalam hati manusia yang memiliki toleransi yang tinggi. Orang yang mampu berkomukinasi lintas agama dan lintas mazhab tanpa ketakutan akan luntur imannya, sebab iman itu sudah menjadi diri mereka sendiri.
Allah menanamkan semangat Imam Husain as dalam hati orang-orang yang beriman. Orang beriman disini apakah dibatasi dengan syahadat secara lisan, tentu tidak, keimanan kepada Allah SWT tidak terbatas antara muslim dan non muslim yang diwujudkan dengan pernytaan lisan mengucapkan syahadatain. Siapa saja yang mengimani bahwa Tuhan hanya tunggal tanpa penyama, tanpa banding, dan merupakan sebab yang disebabkan oleh sebab lain, tempat bergantung segala yang bergantung tapi tidak bergantung kepada siapa pun. Keimanan yang membuahkan kepedulian kepada orang lain, menilai dari sisi kemanusiaan bukan dari sisi kebangsaan atau ras dan golongan.
Dengan semangat Imam Husain as, manusia dari berbagai agama, ras dan bangsa memiliki pemikiran yang jauh lebih dewasa dalam menghadapi perbedaan. Perbedaan yang ada tertutupi dengan kepedulian kepada pembelaan untuk yang dizalimi, untuk yang dizalimi dan tidak punya kuasa untuk menolak, untuk dizalimi dan sudah menolak tapi belum bisa keluar dari tekanan kezaliman itu (warga Gaza Palestina).
Dengan semangat Imam Husain as Hizbullah bisa bertahan hingga sekarang, Iran bisa bertahan hingga sekarang. Ini adalah bentuk nyata pertolongan Allah kepada Imam Husain as, tidak mungkin ada yang bisa menyangkal berbagai pertolongan Allah untuk Imam Husain as ini. Sungguh Allah berkenan untuk menolong Imam Husain[7]
Wallahu A’lam.
[1] Dia menolong siapa yang dikehendakiNya (QS Ar Rum :5)
[2] Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)Mukmin: 51
[3] (QS Haj: 39).
[4] Pidato Rahbar Sayid Ayatullah Ali Khamenei.
[5] Pidato Rahbar Sayid Ayatullah Ali Khamenei dihadapan para penjaga maukib dari Irak dan para ulama Irak.
[6] QS Ali Imron 160.
[7] Ar Rum: 5.