Pembangunan Peradaban Utama dalam Untaian Munajat Ahlul bait
Semua agama dengan keberadaan Tuhan sebagai sembahan memiliki ritual khusus untuk mengakrabkan diri kepada-Nya. Mereka berdoa khususnya ketika dalam kondisi terdesak dan tidak memiliki penolong lagi kecuali Zat Yang Maha Segalanya. Sebagian bahkan berdoa secara rutin baik beberapa jam sekali, harian, mingguan atau pada beberapa jarak waktu tertentu sesuai ajaran yang diyakini.
Islam sendiri sangat menekankan masalah doa, salat lima waktu yang wajib dilakukan secara rutin oleh masing-masing muslim adalah rangkaian doa. Semua merupakan keluh kesah kepada sang kinasih sejati.
Nabi-nabi terdahulu juga sangat akrab dengan doa
“Berdoalah kalian kepada-Ku, maka Aku kabulkan permohonanmu”( Ghafir ayat 60.)
Para hamba saleh benar benar yakin bahwa ketika berdoa maka akan mendapat ijabah, mereka yakin bahwa Zat yang dituju adalah Zat yang tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, tidak terkekang oleh dimensi apapun. Maha Kuasa atas semua kuasa-kuasa yang ada. Semua Kekuasaan adalah kekuasaan-Nya dan dari-Nya.
Sebuah solusi cerdas bagi hamba-hamba yang sering kali terdesak oleh masalah-masalah ragawi, hal-hal yang berbau duniawi dan terbatasi oleh ruang dan waktu.
Manusia adalah ciptaan-Nya dan ketika ada masalah atau kesulitan apapun tentang manusia maka solusinya ada pada Penciptanya. Tuhanlah yang mengetahui kadar kebutuhan, tahap-tahap pendidikan, tata cara terbaik dan terampuh bagi manusia. Karena itu sungguh pas ketika hamba yang terbatas mengadu dan memohon kepada Zat yang tidak terbatas.
Keteraturan
Salah satu unsur penting dalam berdoa adalah dilakukan secara teratur. Alam semesta adalah bangunan megah dan unsur terpenting darinya adalah keteraturan. Jika keteraturan dari alam semesta ini rusak satu titik saja maka akan hancur lebur dan musnah. Hukum Tuhan terhadap alam semesta tidak ada unsur penangguhan, pendidikan, taubat, atau pemberian maaf, untuk alam semesta berlaku konsep rububiyah jabbariyah. (Tafsir yek jildi mubin, hal 1, tafsir ayat 2 surat Al-Fatihah).
Dalam konsep rububiyah ini jika jarak bumi dari matahari lebih jauh sedikit saja, bumi akan menjadi dingin dan tidak bisa lagi dihuni oleh makhluk hidup. Jika jarak bumi ke matahari lebih dekat sedikit saja maka bumi akan terbakar menjadi maghma sehingga makhluk hidup juga tidak sanggup tinggal disana kecuali makhluk yang tahan panas tingkat tinggi saja. Bumi taat untuk berada pada orbitnya. Jika bumi tidak taat maka bumi akan hancur musnah. Itulah ketetapan pada rububiyah jabbariyah.
Alam semesta adalah ciptaan yang tidak lain memang diperuntukkan bagi manusia. (“Dialah yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu” Al-Baqarah ayat 29). Mungkin sekarang hanya bumi, bulan, dan matahari saja yang tampak nyata kemanfaatannya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Seiring berjalannya waktu. Alam-alam yang lain pun bisa jadi akan dimanfaatkan langsung. Ketika ilmu manusia sudah jauh lebih maju dan berkembang, dunia lain bisa jadi juga akan dijangkau dan dimanfaatkan manusia.
Doa dan pembentukan peradaban
Doa dengan konsep keteraturannya. Dilakukan secara teratur pada waktu-waktu tertentu juga memberikan dampak kepada diri seorang hamba. Ruhani seorang hamba akan terbentuk dengannya. Ketika ruhani manusia terbentuk dengan doa-doa yang secara teratur dibaca. Hal ini akan menjadi modal besar untuk membangun dunia. Modal besar untuk sebuah peradaban yang menjadi harapan besar manusia.
Doa-Doa Ahlul Bait
Ahlul Bait adalah mazhab yang sangat kaya dengan doa. Salah satu kumpulan doa fenomenal yang ada di ahlul bait adalah doa shahifah sajjadiyah. Kumpulan doa yang diriwayatkan dari Imam Ali Zainal Abidin as. Kurang lebih ada 83 doa terkumpul jadi satu. 83 doa bukanlah jumlah yang sedikit, masing masing doa juga bukan doa yang pendek.
Masing-masing doa memiliki kekhususan, Imam Ali Zainal Abidin as sebagai wakil Allah di muka bumi secara cerdas mengajarkan berbagai doa untuk berbagai keadaan. Beliau mengajarkan bagaimana memuji Allah yang seharusnya, bagaimana mensifati Allah Swt. Manusia biasa yang terbatas ilmu tentu akan kesulitan untuk memuji-Nya secara tepat. Doa-doa itu pun diawali dengan proposal dan rayuan kepada Allah swt. Memuji Allah yang beliau ajarkan adalah gambaran tauhid kepada sifat-sifat Allah, beliau mengajarkan berdoa namun didalamnya juga menyampaikan tauhid sifat dalam rangkaian bait-bait doa yang sangat menawan.
Dapat kita simak bagaimana potongan doa beliau untuk menyambut datangnya bulan ramadhan.
اللهم صلى على محمد و اله وقفنا فيه على مواقيت الصلاوات الخمس بحدودها التي حددت فرضت ووظائفها التي وظفت واوقاتها التي وقّتَّ
Ya Allah sampaikan salawat kepada Muhammad dan keluarganya. Bantulah kami di bulan ramadhan ini untuk memperhatikan waktu-waktu salat yang lima. Dengan hukum-hukumnya yang Engkau tentukan. Fardhu-fardhunya yang Engkau fardukan, tugas-tugasnya yang Engkau tugaskan, dan waktu-waktunya yang Engkau tetapkan.
(doa baris ke delapan dari doa yang Imam Ali Zainal Abidin as. ajarkan ketika memasuki bulan ramadhan)
Dengan doa ini umat diingatkan betapa pentingnya waktu-waktu salat. Keteraturan dalam melaksanakan salat, penekanan agar melakukan salat diawal waktu mendukung asumsi ini. Dengan batasan ini maka waktu salat seseorang akan semakin teratur.
Kita juga diingatkan untuk memperhatikan segala kewajiban yang Allah tetapkan. Kewajiban sehari-hari bagi seseorang adalah kunci kesuksesan baginya. Walau hanya memperhatikan yang wajib-wajib saja tanpa menyertakan yang sunnah. Memperhatikan tugas wajib yang telah Allah tetapkan karena sebenarnya itu untuk mencukupi kebutuhan manusia bukan sebagai beban bagi mereka.
Ahlul bait memiliki beberapa kumpulan doa, bahkan ada doa yang cukup panjang mencakup 1000 asma Allah, doa yang dikenal dengan doa jaushan kabir, rangkaian pujian dan pensucian asma Allah sesuai yang tertera dalam Al-Quran.
Semua doa ini adalah media untuk membangun diri-diri manusia. Ketika diri-diri manusia menjadi sosok sempurna. Efek yang akan keluar dari mereka adalah hanya sebuah hikmah, hanya sebuah kemanfaatan.
Belajar menjadi manusia beradab dengan menapaki doa-doa yang diajarkan oleh Ahlul Bait as.