Transkrip Short Course Mahdawiyat Ke -11: kepemimpinan Imam Mahdi as Dan Keistimewaanya
Salah satu cara agar manusia benar-benar mengharapkan dan rindu akan kemunculan Imam Mahdi as adalah dengan cara memperkenalkan kepada mereka apa yang akan terjadi pada masa kepemimpinan tersebut. Pada dasarnya manusia menyukai sesuatu yang istimewa dan luar biasa, mereka tidak akan terlalu menanggapi hal-hal biasa. Di antara alasan sebagian orang tidak terlalu berharap akan kemunculan Imam Mahdi adalah karena pemahaman terhadap kepemimpinan Imam as yang sangat minim. Sebagian memahami sebatas bahwa kepemimpinan Imam lebih baik dari sebelumnya.
Sebelum kita bahas tentang bagaimana kepemimpinan Imam dan keistimewaannya, terlebih dahulu mari kita bahas apa urgensi adanya kepemimpinan Sholihin di akhir zaman?
Ada beberapa alasan yang bisa disebutkan:
- Hukum-hukum ilahi harus terlaksana di alam ini. Ini adalah iradah / keinginan Allah Swt. sampai sekarang hukum-hukum ini sebagian besarnya masih belum terlaksana. Dan hukum-hukum ini secara keseluruhan akan terlaksana dan tidak ada yang tertutupi di kepemimpinan Imam Mahdi as. Bahkan masalah taqiyah sudah tidak berlaku lagi. Banyak sekali ayat dan riwayat yang menjelaskan tentang hal ini.
- Allah Swt adalah pencipta alam semesta dan pemiliknya. Karena itu Allah memiliki hak untuk memimpin dan mengatur alam ini. Hanya Dia yang memiliki wilayah / otoritas terhadap alam.
Wilayah / otoritas Allah terbagi menjadi 2:
- Takwini: Berkaitan dengan urusan-urusan yang tidak ada ikhtiyar manusia di dalamnya seperti penciptaan bumi dan langit. Keberadaan malaikat, hewan, surga neraka tidak ada andil iradah manusia. Semua dengan cara Kun Fayakun. Dalam wilayah ini saat Tuhan memerintahkan maka yang lain akan mentaatinya tanpa ada hambatan.
- Tasyri’i: Berkaitan dengan urusan-urusan yang ada andil ikhtiar manusia di dalamnya, shalat atau tidak, makan atau tidak dll.
Wilayah Allah baik secara takwini atau tasyri’i semuanya harus terlaksana secara sempurna. Dalam urusan-urusan takwini semua sudah terlaksana, lalu bagaimana dengan yang berkaitan dengan urusan-urusan tasyri’i? Hal ini sudah tersampaikan kepada manusia melalui para nabi. Mereka hanya punya kewajiban menyampaikan saja, namun manusianya masih banyak yang belum melaksanakannya.
Dalam pemerintahan Imam Mahdi as semua ini akan terlaksana. Sebagaimana ayat Al-Quran yang mengatakan, “Semua alam akan pasrah dan tunduk kepada Allah Swt baik karena kemauannya dan ikhtiarnya sendiri atau karena terpaksa.” Ayat ini ditafsirkan berkenaan dengan masa kemunculan Imam Mahdi as.
Tiga pendapat terkait Pemerintahan Imam Mahdi as
- kepemimpinan Imam Mahdi seperti pemerintahan nabi-nabi sebelumnya. kepemimpinan beliau diumpamakan seperti pemerintahan Nabi Sulaiman as. Di sini ingin menunjukkan bahwa kepemimpinannya sangat luas, meliputi hewan, jin, angin. Semua berada dalam kuasa kendali beliau.
- Pendapat kedua mengkritik pendapat pertama dan mengatakan jika semacam itu maka pemerintahan Imam mengelami kemunduran. Mengapa harus kembali ke tahap yang pernah dilalui. Sedangkan seharusnya dan tuntutan hikmah ilahiyah alam menuju kesempurnaan. Seperti seorang mahasiswa terbaik jurusan kedokteran yang sudah melalui beberapa jenjang pendidikan, kemudian kita katakan mulailah lagi ke Sekolah Dasar, SMP, SMA. Jika sudah lulus duduklah kembali di universitasmu yang sekarang. Ini adalah pekerjaan yang sia-sia.
Menurut pendapat kedua kepemimpinan Imam Mahdi as seperti pemerintahan Nabi Sulaiman as tapi jauh lebih baik dari segala sisinya. Agar tidak terjadi kesia-siaan karena kembali ke masa terdahulu.
- Pendapat ketiga juga mengkritik pendapat kedua, saat membandingkan pemerintahan Nabi Sulaiman dan Imam Mahdi as. Perbandingan ini salah. Karena perbandingan itu dibenarkan jika ada keterkaitan antara keduanya. Seperti kelas yang satu dengan kelas yang lain mana yang lebih besar? Tapi membandingkan dua hal yang berdebda adalah qiyas yang tercela. Seperti membandingkan antara cincin dengan planet bumi misalnya, cahaya lilin dengan cahaya matahari. Perbandingan seperti menggelikan.
Menurut pandangan yang ketiga ini jenis kepemimpinan Imam Mahdi as sangatlah berbeda. Pemerintahan Nabi Sulaiman tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kepemimpinan Imam Mahdi as. Nabi Sulaiman sendiri sangat menginginkan untuk hadir dan bisa menjadi prajurit kecil dalam kepemimpinan Imam Mahdi as.
Imam Shadiq as saja pernah bersabda, jika aku ada pada masa kepemimpinan Imam Mahdi maka aku akan berkhidmat kepadanya sepanjang waktu.
Sebuah poin penting yang perlu untuk diingat, Siapa saja yang berada dalam kendali pemerintahan Nabi Sulaiman as? Jin, hewan dan lain-lain. Sedangkan yang membantu kepemimpinan Imam Mahdi as adalah Malaikat Jibril dan Mikail. Dalam doa iftitah disebutkan, Dukunglah dia dengan ruh qudus dan para malaikat muqarrab. Jelas bahwa tidak dapat dibandingkan antara dua masa kepemimpinan ini.
Pada dasarnya pemahaman kita terhadap masa kepemimpinan Imam Mahdi as sangat minim dan tidak ada seorang pun yang bisa memahaminya. Sama seperti pemahaman kita terhadap surga dan neraka.
Benar ayat al-Quran menjelaskan tentang surga dan neraka namun bayangan kita dengan api misalnya kita bayangkan seperti api yang ada di dunia. Begitu juga dengan bayangan kita tentang surga seperti kenikmatan-kenikmatan dunia. Padahal kenikmatan dan keindahan surga tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas di benak manusia. Masa kepemimpinan Imam Mahdi juga demikian, mustahil kita bisa menyifatinya. Karena kita tidak pernah melihat sebelumnya.
Ciri-ciri Pemerintahan Imam Mahdi as
Ciri kepemimpinan Imam Mahdi as yang pertama adalah pemerintahan khalifatullah, yakni Allah sendiri yang benar-benar akan memerintah. Di masa pemerintahan para nabi adalah pemerintahan para hamba-hamba salehnya. Sekarang kita bisa bayangkan bagaimana pemerintahan yang “dipimpin” oleh hamba-hamba Allah dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Allah sendiri. Para nabi juga khalifatullah tapi mereka masih belum bisa merealisasikan semua hukum-hukum Allah seratus persen.
Dalam surat Az-Zumar disebutkan bahwa Bumi akan dipenuhi dengan cahaya rabbnya bumi” kata rabbiha (ardh) adalah imam / pemimpin bumi. Kapan itu terjadi saat kemunculan imam. Yakni dalam pemerintahan Imam Mahdi as semua sifat-sifat Allah akan memenuhi alam ini.
Lalu apa efek yang dirasakan dari pemerintahan semacam ini? Jawabnya banyak efeknya di antaranya sosial. Saat pemerintahan itu tolok ukur hukum dan pemerintahan beliau berdasarkan hakikat aslinya bukan yang tampak di luar.
Dahulu para nabi tidak berhak untuk menghakimi umatnya sesuai dengan ilmu gaib yang mereka miliki, mereka hanya menghakimi sesuai dengan kondisi lahiriyah yang mereka tunjukkan. Walaupun mereka tahu bahwa umatnya berbohong misalnya, para nabi atau para imam sebelumnya tidak bisa menghakim sesuai dengan ilmu gaib yang mereka miliki.
Dalam kepemimpinan ini Imam Mahdi as sudah diizinkan untuk menghakimi sesuai dengan ilmu gaib yang dimilikinya. Jika ada orang yang bermaksud menipu, Imam tidak akan mengizinkannya. Imam Mahdi as bisa menggunakan ilmu gaibnya secara menyeluruh. Seperti Nabi Hidzir yang menggunakan ilmu gaibnya ketika membunuh seseorang anak muda yang dia tahu dengan ilmu gaibnya anak tersebut akan berbuat durjana, sebelum dia melakukannya sudah di qisos oleh nabi Hidzir. Nabi Musa as yang menghakimi dengan yang dzahir protes dengan apa yang telah dilakukan, karena menurutnya setelah orang tersebut melakukan kesalahan saat itu dia berhak untuk disiksa.
Pada Masa kepemimpinan Imam Mahdi as beliau akan menghakimi dan memimpin dengan ilmu gaib yang dimiliki sehingga tidak akan terjadi kezaliman lagi.
(Div Perempuan Ikmal bekerjasama dengan bagian short coures Jamiah Al Musthafa mengadakan Short Ccourese Mahdawiyat)