Salat Jumat: Hikmah dan Keutamaannya
Ali Za,Lc______ Salat Jumat adalah salat dua rakaat yang dilaksanakan oleh umat Muslim setiap hari Jumat saat waktu Zuhur, menggantikan salat Zuhur. Salat ini tidak dapat dilaksanakan secara individu, melainkan harus dilakukan secara berjamaah. Untuk pelaksanaan Salat Jumat, minimal harus ada lima orang yang hadir, di mana salah satunya bertindak sebagai imam Jumat, dan yang lainnya sebagai makmum.
Dalil Salat Jumat
Dalil dalam Al-Qur’an
Pentingnya Salat Jumat terlihat dari adanya satu surah dalam Al-Qur’an bernama Surah Al-Jumu’ah, yang secara khusus mengajak umat Islam untuk menegakkan Salat Jumat. Dalam surah ini, orang-orang beriman secara tegas diajak meninggalkan aktivitas sehari-hari, termasuk perdagangan, untuk hadir dalam Salat Jumat :
- “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS Al-Jumu’ah: 9)
- “Tetapi apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju ke sana dan meninggalkan engkau yang sedang berdiri (memberi khutbah). Katakanlah: ‘Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan’, dan Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS Al-Jumu’ah: 11)
Dalil dalam Hadis dan Riwayat
Banyak hadis dari Rasulullah SAW dan para imam maksum yang menekankan pentingnya Salat Jumat sebagai kewajiban ibadah yang bersifat religius sekaligus politis. Di antaranya:
Imam Ali AS bersabda: “Aku menjamin surga untuk enam golongan di hadapan Allah, salah satunya adalah orang yang meninggal di jalan menuju Salat Jumat.”[1]
Di manakah Salat Jumat pertama kali dilaksanakan?
Salat Jumat yang pertama kemungkinan besar dilaksanakan oleh As’ad bin Zurarah, seorang kepala suku Aus yang juga termasuk salah satu pionir Islam. Ia adalah salah seorang yang telah beriman kepada Nabi Muhammad sebelum peristiwa hijrah. Ketika rombongan Nabi sampai di Quba, dekat Madinah, mereka tinggal di sana beberapa hari. Selama di Quba, As’ad bin Zurarah memimpin Salat Jumat pertama.
Pada Jumat berikutnya, Rasulullah tiba di Madinah dan memimpin Salat Jumat di sana. Ini juga merupakan salah satu riwayat yang populer. Ada pandangan bahwa Salat Jumat yang dilakukan oleh As’ad bin Zurarah di Quba bukanlah Salat Jumat sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, melainkan salat zuhur pada hari Jumat. Oleh karena itu, ada pendapat bahwa Salat Jumat pertama kali dimulai oleh Rasulullah setelah beliau tiba di Madinah.
Pada hari-hari awal hijrah, baik Rasulullah SAW maupun sahabat dekatnya, termasuk As’ad bin Zurarah dari kaum Ansar, melaksanakan Salat Jumat. Sejak saat itu, Salat Jumat resmi menjadi tradisi yang dilakukan secara rutin oleh umat Islam.
Ada juga sebuah hadis yang menceritakan bahwa kaum Ansar pernah berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, kaum Yahudi memiliki satu hari khusus, yaitu hari Sabtu, dan kaum Nasrani memiliki hari Minggu untuk beribadah. Kami juga ingin memiliki hari khusus seperti itu.” Rasulullah kemudian menetapkan hari Jumat sebagai hari istimewa bagi umat Islam.[2]
Alasan Penekanan Terhadap Perintah Untuk Bertakwa dalam Khutbah Salat Jumat.
Bahwa taqwa adalah jaminan untuk semuanya; dan taqwa adalah yang membuat kita mencapai semua kebaikan, dan taqwa adalah yang menunjukkan dirinya dalam setiap hal. Jadi, jika kita ingin bersabar, taqwa membuat kita bersabar, jika kita tidak ingin berkhianat, taqwa membuat kita tidak berkhianat; jika kita tidak ingin menjadi penipu, taqwa membuat kita tidak menjadi penipu; intinya, taqwa adalah jaminan untuk melakukan semua hal.
Manfaat Sosial Salat Jumat
Salat Jumat sebagai salah satu pertemuan besar umat Islam memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan aspek sosial dalam Islam. Manfaat sosial yang disebutkan antara lain:
- Meningkatkan Dimensi Sosial dalam Agama Islam
Salat Jumat memperkuat kesadaran kolektif umat Islam akan pentingnya hidup bermasyarakat. - Memperkuat Persatuan dan Solidaritas Umat Islam
Berkumpulnya umat Muslim dari berbagai latar belakang dalam satu tempat salat menciptakan suasana persaudaraan dan kesetaraan. - Meningkatkan Keakraban dan Persahabatan di Antara Muslimin
Pertemuan rutin ini menjadi sarana untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dan harmonis antar sesama. - Kesadaran terhadap Isu-Isu Terkini
Khutbah Jumat menjadi media untuk memberikan informasi, edukasi, dan panduan terkait permasalahan sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. - Mengatasi Masalah Kolektif
Salat Jumat menjadi ruang untuk mengenali, mendiskusikan, dan mencari solusi bersama atas masalah sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi umat.
Manfaat Individu Salat Jumat
Selain manfaat sosial, Salat Jumat juga memiliki dampak besar pada perkembangan pribadi seorang Muslim. Beberapa manfaat individu tersebut adalah:
- Pengampunan Dosa
Salat Jumat menjadi salah satu momen di mana dosa-dosa kecil seorang Muslim diampuni. - Doa yang Mustajab
Sesuai riwayat, waktu sebelum pelaksanaan Salat Jumat hingga khatib selesai khutbah adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. - Janji Surga bagi Pelaksana Salat Jumat
Bagi mereka yang secara konsisten melaksanakan Salat Jumat, Allah menjanjikan surga sebagai balasan atas keikhlasan dan kepatuhan mereka. - Peningkatan Kualitas Spiritual
Dengan mendengar nasihat dan mengingat Allah dalam Salat Jumat, seorang Muslim dapat memperkuat hubungan spiritualnya dengan Sang Pencipta.
Salat Jumat adalah salah satu ibadah yang tidak hanya memperkuat hubungan manusia dengan Allah tetapi juga membawa manfaat besar bagi individu dan masyarakat. Keistimewaannya menjadikan salat ini sebagai sarana untuk memperbaiki moral, mempererat persaudaraan, dan mengatasi tantangan bersama dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, menjaga konsistensi dalam melaksanakan Salat Jumat adalah bagian dari upaya untuk menjadi Muslim yang lebih baik, baik secara pribadi maupun kolektif.
[1] Kitab Wasail Syiah Jil 5, hal 11
[2] Kitab Majma Albayan Juz 10 Hal 10