Tragedi Kemanusiaan di Yaman
Dari sirah Nabi saw setelah bi’tsah, satu pelajaran yang dapat diangkat di sini, ialah bahwa umatnya sekarang ini sedang menghadapi jahiliyah modern. Ialah jahiliyah yang lebih berbahaya dari jahiliyah Arab dahulu, tercipta akibat arogansi yang dikawal oleh Amerika.
Pada jahiliyah dahulu yang dihadapi Rasulullah saw dan jahiliyah yang dihadapi umat beliau sekarang ini, terdapat dua unsur yang sama yaitu: Syahwat (ambisi) dan ghadhab (amarah). Namun jahiliyah modern yang dipersenjatai dan terorganisir, tentunya sangat berbahaya sekali.
Menurut Pemimpin Spiritual RII Sayed Ali Khamenei, umat Islam dengan memiliki kepekaan spiritual (bashirah) dan tekad yang kuat (‘azm) akan mampu melawan dan mengalahkan jahiliyah ini. Dengan dua syarat itu para pejuang Islam dalam menghadapi musuh manusia ini, memerlukan:
1-Kesiapan yang lebih.
2-Pemanfaatan berbagai sarana yang diperlukan.
3-Optimisme yang tinggi.
Klaim-klaim Bohong AS
Pembunuhan terhadap saudara seagama dan dominasi teroris di kawasan, selain merupakan fenomena nyata jahiliyah modern, juga adalah hasil dari bentuk kekuatan arogansi yang bermuara pada Amerika.
Untuk menjalankan rencana buruk dan mempertahankan kepentingannya, mereka juga memainkan propaganda-propaganda kepalsuan. Salah satunya ialah klaim anti terorisme. Pada saat yang sama mereka sendiri lah yang menciptakan kelompok-kelompok teroris seperti ISIS yang super bengis itu.
Slogan-slogan dan klaim-klaim mereka memang anti teroris, tetapi bohong yang nyata! Mereka justru menjadi pelindung bagi kaum teroris di Suriah, juga bagi rezim palsu zionis yang menindas bangsa Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Ketika Iran dituduh bekerjasama dengan para teroris, Imam Khamenei berseru kepada para petinggi Amerika: “Kalian lah teroris! Langkah-langkah teroris adalah kerjaan kalian. Kami penentang terorisme. Kami perangi terorisme, dan kami lindungi setiap orang yang tertindas… Yaman, Bahrain dan Palestina adalah bangsa-bangsa yang ditindas”.
Klaim dusta lainnya, bahwa apa yang sedang mereka lakukan adalah demi keamanan kawasan Teluk Persia untuk kepentingan bersama antar negara kawasan, bukan Amerika. Atas semua klaim palsu mereka ini, kini negara-negara bermuka Islam –yang faktor utamanya adalah Amerika- menjadi pembunuh anak-anak dan para wanita Yaman yang tak bersalah.
Kegagalan AS yang Berulang-ulang
Sarwis Khariji mengemukakan analisanya di surat kabar “Keyhan” atas pengumuman PBB terkait tragedi besar kemanusiaan yang menimpa Yaman, bahwa Saudi Arabia tanpa persenjataan Inggris dan Amerika, tak punya kemampuan melakukan pembunuhan masal terhadap penduduk Yaman. Dengan persenjataan canggih dari mereka, SA sukses merealisasikan tragedi terbesar kemanusiaan di sepanjang 50 tahun terakhir.
Sarwis meliput bahwa beberapa hari sebelum peristiwa itu, Ibnu Salman putra mahkota SA pergi ke London untuk membeli senjata yang banyak. Penandatangan sejumlah surat kontrak kerjasama senilai belasan milyar dolar telah dilakukan menyangkut perdagangan plus transaksi senjata. Maka tak heran jika tindakan buruk ini menuai protes dan demonstrasi yang meluas atas pembunuhan dan blokade terhadap Yaman serta peran SA dalam perang ini. Terlebih perdana menteri Inggris berusaha keras demi terwujudnya transaksi itu dengan pihak SA.
Jadi, invasi SA dan pasukan koalisi terhadap Yaman adalah demi kepentingan kekuasaan dan perdagangan, yang hal ini terkait dengan dua unsur jahiliyah tersebut; ambisi dan amarah. Untuk memenuhi tuntutan dua sifat kebinatangan yang ada pada diri mereka ini, mereka harus menindas manusia dan merampas hak-haknya tanpa pandang bulu. Tetapi sudah pasti Allah swt tak pernah lalai dan abai terhadap semua kekejaman yang dilakukan kaum serakah itu.
Imam Khamenei mengungkapkan bahwa di dalam Islam, bulan Rajab termasuk bulan-bulan suci yang pada masa awal Islam, kaum musyrik Arab pun melakukan gencatan senjata. Namun pada bulan Rajab yang lalu, penduduk Yaman yang tak berdosa itu dibombardir. Lalu beliau mengatakan: “Kami, dengan segenap kemampuan kami pasti membela yang tertindas dan melawan penindas.”
Beliau kemudian menjelaskan tentang politik jahiliyah modern, bahwa mereka (AS) berusaha mengalihkan perhatian dari dirinya dan zionis sebagai musuh utama muslimin, dengan membenturkan negara-negara Islam satu dengan lainnya. Sudah bertahun-tahun kekuatan arogansi itu berusaha menaklukkan kebangkitan dan perlawanan di Kawasan. Termasuk terhadap Republik Islam Iran, sudah 35 tahun mereka dengan segala usaha dalam melenyapkan kebangkitan Islam, selalu mengalami kegagalan.
Referensi:
-Surat Kabar “Syarq”, no.2031, kolom “Siyasat”.
-Surat Kabar “Keyhan”, no 21867, klom akhir.