Validitas Sejarah Alquran dan Hubungannya dengan Shirathal Mustaqim
Ketika kita membuka lembaran sejarah, dalam lembar sejarah Islam, akan kita dapati sejarah penting yaitu sejarah alQuran, Sejarah kitab suci yang menjadi dasar pemikiran ilmuwan muslim sejak pertama kali turun. Kitab agung kumpulan ucapan dan wejangan Tuhan kepada umat manusia dan jin.
Teks-teks suci ini diyakini suci tanpa cacat, karena kesadaran keilmuan pada hal ini maka ada upaya menciderai kitab suci dari sisi sejarahnya, bahkan isi kandungannya. Upaya untuk mengurangi, membuat hambar cara pandang umat Islam kepada kitabnya sendiri. Tujuannya jelas, yakni membuat orang Islam menjadi asing dari Alquran.
Ada pesan dari orang-orang besar Indonesia, para wali dan ulama, kegiatan membaca Quran secara turun temurun disebut dengan mengaji, mengaji berasal dari kata kaji, bermakna meneliti, mengkaji, membuka dan mengurai isi kandungan yang masih tertutup oleh tabir-tabir penutup. Istilah ini juga dipakai oleh tetangga kita Malaysia, Brunai, Singapura, dengan makna yang tidak jauh berbeda.
Mengaji Alquran mungkin sudah mengalami penurunan makna dibandingkan dengan mengkaji, mengkaji Alquran memiliki makna yang luas, selain mempelajari cara baca, bahasa Quran, tata bahasa Quran, balaghah Quran, tafsir Quran, asbabun nuzul Quran, tidak kalah penting dari semua itu adalah kajian dan penelitian mendalam seputar sejarah Quran itu sendiri. Ketika sejarah Quran cacat maka ada peluang bagi musuh Islam untuk meragukan Quran, mengatakan bahwa Quran adalah hasil karya ilmiah Muhammad saw, Quran juga sempat dimasuki ayat-ayat setan dll.
Selain mengajarkan cara baca, penting kiranya jika dimulai dari surau-surau kecil, anak-anak TPQ, TPA, dll diperkenalkan mengenai sejarah Quran, hal ini bisa menangkal pandangan awam yang menilai bahwa Quran hanya sebatas buku untuk dibaca untuk mencari pahala. Mengajak masyarakat lebih dewasa dalam menghargai Quran, lebih tinggi dari sekedar buku untuk mengumpulkan pahala tanpa memperhatikan maksud dan maknanya.
Meperkenalkan sejarah Quran adalah langkah awal menuju pengenalan Quran secara lebih luas lagi nantinya. Memperkenalkan sejarah Quran tidak jauh beda dengan memperkenalkan islam itu sendiri, keunggulan Quran dimana kitab ini ditulis pada masa-masa diturunkannya menjadi nilai tersendiri dibanding Kitab-kitab langit lainya, kitab Zabur dan Injil ditulis, beberapa tahun selepas kepergian nabinya, ketika sang Nabi sudah tidak lagi berada disekitar mereka, sedang Quran, sejak awal sudah ditulis dalam berbagai media yang ada dimasanya, baik dipelepah kurma, kain, kulit atau yang lain.
Sejarah penulisan Quran juga sangat penting, akan banyak muncul tuduhan miring kepada Nabi Muhammad saw ketika sejarah Quran tidak diungkap sesuai fakta yang ada, bahkan validitas kebenaran ajaran suci islam pun akan dipertanyakan.
Beberapa kelompok melemparkan permasalahan, bahwa Quran itu buatan manusia, buatan Nabi Muhammad saw, Quran itu tidak murni sebab Nabi Muhammad saw pernah kesurupan, Quran itu saling bertentangan satu dengan yang lain dengan bukti banyak ayat Quran yang saling bertentangan dll.
Ketika umat Islam semakin menjauhi Quran maka banyak pihak yang akan diuntungkan, para kapitalis maupun sosialis memiliki cara pandang bertentangan dengan nilai-nilai Quran, ini sangat penting mengingat kini dunia semakin agamis, semakin banyak orang yang berbondong-bondong beragama, tidak hanya dikawasan timur bumi bahkan Amerika, Eropa, ataupun Unisoviet.
Beberapa tahun lalu, upaya menjauhkan orang Islam dari ajaran utama Islam sangat marak di media sosial. Program pengajaran Islam sadis, Islam teroris, Islam merusak untuk mencitrakan Islam sebagai agama yang sangar, berbahaya, mengerikan, dan selanjutnya diikuti blacklist dan propaganda untuk menjauhi ajaran Islam, akibatnya Islam phobia berkembang pesat dibeberapa Negara.
Tidak bisa dipungkiri ini akan menjadi sejarah dikemudian hari, kejadian satu jam yang lalu, adalah sebuah sejarah, kejadian yang tidak lagi bisa diubah, kejadian yang pasti berdampak pada masa depan.
Demikian juga Quran, sejarah Quran tidak bisa dirubah, manusia akan mencari kebenaran Quran tidak hanya melalui isi kandungannya, manusia akan meneliti keotentikan Quran dengan meneliti sejarahnya, atau sebaliknya, manusia akan merusak sejarah Quran, membukukannya secara salah sehingga umat manusia dikemudian hari akan kebingungan untuk mencari kebenaran sejarah Quran, yakni intisari dari sejarah Islam.
Sejarah adalah jatidiri, jasmerah, jangan melupakan sejarah adalah konsep kuno namun sangat kita butuhkan dizaman ini. Sejarah perlu ditangani secara serius, sejarah adalah media menguak kebenaran, dengan sejarah umat Islam tidak akan kebingungan melihat adanya banyak madzhab dalam Islam, madzhab yang sangat beragam dan bahkan kadang saling bertentangan satu dengan yang lain, dalam satu kasus suatu madzhab mengharamkan dan dikasus yang sama madzhab yang lain mengharamkan.
Dalam kondisi tertentu, sejarah bisa berperang menjadi shirathal mustaqim, mempertemukan manusia kepada kebenaran. Dengan catatan, sejarah itu adalah sejarah yang benar-benar terjadi dimasa lalu, bukan sejarah gubahan dan rekaan, ketika pencatatan sejarah dirubah, bukan lagi menjadi shirothal mustaqim, sebaliknya akan menjadi jalan kesesatan yang menjerumuskan.
Karena alasan ini situs-situs sejarah terkait alquran perlu dan penting sekali dilestarikan dan dijaga sehingga tidak rusak seiring berjalannya waktu, quran terbitan lawas, tafsir terbitan lawas, catatan-catatan pembesar tentang Quran, sejarah penulis Quran, sejarah ahli tafsir Quran, dll
Jadi sejarah Quran sangatlah penting karena merupakan bagian dari jati diri agama Islam. Perlu ada pihak-pihak yang berwenang berupaya menjaga sejarah Islam, sehingga sejarah Islam bisa menjadi sumber rujukan untuk mengukur validasi kebenaran Quran maupun kebenaran Islam.
Lebak Bulus 14/3/2018