Transkrip Short Course Mahdawiyat ke 14 bag 1 ; Raj’ah
Raj’ah bermakna kembalinya sekelompok orang yang sudah mati ke dunia ini di akhir zaman nanti.
- Pertama : hanya sekelompok atau sebagian, bukan semua orang yang sudah mati.
- Kedua, kembalinya ke dunia ini, dunia yang sekarang kita tinggali. Karena Raj’ah, berasal dari kata ruju’, yang berart kembali ke tempat semula, bukan ke tempat atau dunia lain. Dikatakan juga bahwa Raj’ah tidak hanya berlangsung selama masa zuhur Imam, melainkan terus berlanjut. Karena ada janji-janji yang harus ditepati dan tujuan- tujuan mereka yang belum tercapai.
- Ketiga, Raj’ah adalah salah satu pembahasan urgen dan penting di mazhab Syiah, jika ada Syiah yang menolak Raj’ah, maka ia dianggap bukan Pembahasan Raj’ah memiliki pondasi argumen yang banyak serta mendalam. Almarhum Syeikh Hurr Amuli, penulis kitab Wasail asy Syiah, beliau menulis buku berjudul Al Iqazh (الایقاظ) yang membahas tentang Raj’ah. Didalamnya tertuang lebih dari 600 dalil untuk pembuktian Raj’ah.
Keyakinan terhadap Raj’ah tidak hanya dimiliki oleh Syiah, tetapi juga agama samawi dan non samawi lainnya. Seperti Masihi dan Yahudi. Begitu juga agama non samawi lainnya. Yang ingin ditekankan adalah bahwa Raj’ah adalag mungkin terjadi. Dalil apa yang bisa diberikan untuk pembuktiannya?
Dalil pertama adalah Kuasa Ilahi. أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. Karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka Raj’ah tidak keluar dari Kuasa-Nya. Dalil kedua, bukti terkuat tentang keberadaan sesuatu adalah adanya sesuatu itu sendiri. Raj’ah di zaman dulu pernah terjadi. Sebagaimana di Al Quran kita punya kisah Nabi Isa as yang menghidupkan kembali orang mati. Atau kisah Nabi Uzair as, ketika melewati kota yang sudah hancur dan orang-orangnya sudah mati. Nabi bertanya pada Allah bagaimana orang-orang mati ini dihidupkan kembali. Nabi Uzair lalu istirahat sejenak, ternyata Nabi tertidur selama lebih dari 100 tahun. Tentu saja tidurnya sudah terhitung kematian. Ketika terbangun, Nabi hanya merasa tertidur untuk beberapa saat, namun kemudian terheran ketika melihat untanya sudah berubah menjadi tulang belulang tetapi apel dan makanan di dekatnya masih utuh dan bagus. kisah-kisah ini membuktikan adanya Raj’ah.
Pembahasan lain terkait Raj’ah adalah Raj’ah secara berkelompok. Di kisah-kisah sebelumnya, yang dibangkitkan hanya satu orang dan Raj’ah yang dimaksud oleh Syiah adalah sekelompok orang mati. Maka membuktikan kebenaran Raj’ah yang diyakini Syiah dengan Al Quran tidak bisa dibenarkan. Sebab objeknya berbeda. Pernyataan ini salah, karena ada juga ayat Al Quran yang menyebutkan dihidupkannya kembali sekelompok orang mati, yaitu di Surat Al Baqarah ayat 243
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ اُلُوْفٌ حَذَرَ الْمَوْتِۖ فَقَالَ لَهُمُ اللّٰهُ مُوْتُوْا ۗ ثُمَّ اَحْيَاهُمْ…
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya, sedang jumlahnya ribuan karena takut mati? Lalu Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu!” Kemudian Allah menghidupkan mereka.
Di ayat ini dikatakan yang mati itu ribuan orang, lalu dengan kehendak Allah dihidupkan kembali. Begitu juga kisah tentang orang-orang yang pergi bersama Nabi Musa as ke gunung Thursina. Lalu Allah memerintahkan mereka untuk mati, namun kemudian mereka dihidupkan kembali ثُمَّ بَعَثْنٰكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَوْتِكُمْ. Ada 63 ayat Al Quran yang membahas Raj’ah dan sangat membantu kita untuk menjawab skeptisisme akan kebenaran Raj’ah.
Lalu siapa yang akan mengalami Raj’ah? Tentu tidak semua orang merasakannya. Sebelumnya akan dibahas satu persoalan dimana kita sering berhadapan dengannya. Bahkan bisa dibilang, ini adalah pembuktian utama Raj’ah. Ayat-ayat diatas memang membuktikan adanya Raj’ah, tetapi itu berkaitan dengan masa lalu. Tidak ada di Al Quran yang menyebutkan bahwa Raj’ah akan terjadi di masa depan.
Jawaban pertama untuk pertanyaan ini ada di dalam Al Quran, yakni surat An-Naml ayat 83 :
وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ فَوْجًا…
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan dari semua umat…
Kata فَوْجًا mengandung arti waktu yang akan datang. Raj’ah di ayat ini buka yang terjadi di hari kiamat, karena di hari kiamat semua manusia akan dibangkitkan, bukan sekelompok orang saja. Bukan juga tentang Raj’ah setelah hari kiamat, karena itu hal yang sia-sia. Maka, Raj’ah ini terjadi sebelum hari kiamat.
Jawaban Kedua, Raj’ah di periode zuhur Imam juga disinggung di riwayat Nabi saw. Baik Ahlu Sunnah dan Syiah menukil hadits yang mengatakan : Nabi Muhammad saw berkata bahwa apa-apa yang terjadi pada Bani Israil juga akan terjadi pada umatku. Salah satu kejadian yang terjadi pada Bani Israil adalah Raj’ah.
Tidak semua orang mengalami Raj’ah di periode kezuhuran Imam, karena disebutkan di sebuah hadits الرجعة لیست بعامة, Raj’ah tidak untuk semua orang. Bisa disimpulkan ada dua kelompok yang akan kembali ke dunia ini. Kelompok pertama adalah mereka yang sudah sampai pada puncak keimanan, kelompok kedua adalah mereka yang berada di puncak kekufuran.
(lanjut ke bagian 2)