Imam Muhammad Al-Mahdi ajf
a. Biografi Singkat Imam Muhammad Al-Mahdi a.s.
Imam Mahdi a.s. dilahirkan di Samirrapada tanggal 15 Sya’ban 255 H. Ibunya bernama Narjis. Ia sempat mengalami hidup bersama ayahnya selama lima tahun. Pada saat memegang tampuk imamah, ada dua tugas yang harus dilakukan oleh Imam Hasan Askari a.s.: pertama, ia harus bertindak esktra hati-hati terhadap pemerintahan yang berkuasa saat itu, dan kedua, memperkenalkan Imam Mahdi a.s. kepada para pengikutnya yang setia.Imam Mahdi a.s. sudah harus memegang tampuk imamah pada tahun 260 H. dalam usianya yang ke-5 tahun. Kemudaan usia Imam Mahdi a.s. (ketika memegang tampuk imamah) bukanlah suatu hal yang layak untuk diherankan. Karena Nabi Yahya a.s. pada usia kanak-kanak sudah mendapat mandat kenabian. Allah berfirman: “Wahai Yahya, ambillah (dan peganglah) kitab ini dengan erat. Dan Kami telah menganugerahkan kitab kepadanya ketika ia masih kecil”. (Maryam : 12)
Beberapa hari sebelum wafat, di sebuah pertemuan yang dihadiri oleh empat puluh orang sahabatnya yang setia yang antara lain adalah Muhammad bin Ustman, Mua’wiyah bin Hakim dan Muhammad bin Ayyub, Imam Hasan Askari a.s. berkata: “Ia adalah pemimpin dan khalifah kalian setelah aku wafat. Ia adalah Al-Qaaim yang ditunggu-tunggu oleh para makhluk. Ketika bumi sudah dipenuhi oleh kezaliman, ia akan muncul demi memenuhinya dengan keadilan”.
b. Empat Wakil Imam Mahdi a.s.
Ghaibah Shughra (kecil) Imam Mahdi a.s. dimulai dari tahun 260-329 H. Pada periode ini Imam Mahdi a.s. menjawab segala pertanyaan dan problema yang dihadapi oleh masyarakat Syi’ah melalui wakil-wakilnya yang telah ditunjuk oleh dia sendiri. Mereka berjumlah empat orang, antara lain: Utsman bin Sa’id Al-’Amri (ia menjadi wakil Imam Mahdi a.s. selama lima tahun), Muhammad bin Utsman al-’Amri (ia menjadi wakilnya selama empat tahun), Husein bin Ruh An-Naubakhti (ia menjadi wakil Imam a.s. selama dua puluh satu tahun) dan Ali bin Muhammad As-Samuri (ia menjadi wakil Imam a.s. selama tiga tahun). Tugas-tugas mereka yang terpenting adalah menyelesaikan seluruh problema yang sedang menimpa masyarakat Syi’ah tanpa sepengetahuan pemerintah kala itu.
Dengan wafatnya keempat wakil di atas, Ghaibah Kubra (besar) dimulai. Hal ini terjadi pada tahun 329 H. dan usia Imam Mahdi a.s. pada saat itu adalah 74 tahun. Pada periode ini Imam Mahdi a.s. tidak menentukan para wakil secara khusus. Wakil-wakilnya pada periode ini ditunjuk secara umum melalui hadis-hadis yang datang dari mereka. Mereka adalah fuqaha yang memenuhi syarat-syarat perwakilan.
c. Imam Mahdi a.s. dalam Pandangan Ulama Ahlisunnah
Keyakinan berkenaan dengan Imam Mahdi a.s. tidak didominasi oleh pemeluk Syi’ah saja. Para pengikut Ahlussunnah juga meyakini hal tersebut. Hanya saja, sebagian dari mereka mengingkari bahwa ia telah lahir.
Syabrawi Asy-Syafi’i dalam kitabnya Al-Ithaaf menulis: “Syi’ah meyakini bahwa Imam Mahdi yang telah dijanjikan dalam hadis-hadis yang sahih adalah putra Hasan Askari yang akan muncul di akhir zaman. Akan tetapi, pendapat yang benar adalah ia hingga sekarang belum dilahirkan dan akan dilahirkan di masa mendatang. Ia termasuk anggota Ahlul Bayt yang mulia”.
Ibnu Abil Hadid dalam Syarah Nahjul Balaghah khotbah ke-16 menulis: “Mayoritas ahli hadis berkeyakinan bahwa Imam Mahdi a.s. adalah dari keturunan Fathimah a.s. Para pengikut Mu’tazilah tidak mengingkari hal itu. Mereka menyebutkan namanya dalam buku-buku mereka dan para guru kami pun mengakui hal itu. Akan tetapi, –menurut keyakinan kami– ia belum dilahirkan hingga sekarang dan akan dilahirkan di masa mendatang”.
Meskipun demikian, mayoritas sejarawan dan ahli hadis Ahlissunnah meyakini bahwa ia sudah dilahirkan. Mereka antara lain:
a. ’Izzuddin bin Atsir (wafat 630 H.) ketika menulis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 260 H. menulis: “Abu Muhammad Al-Askari (Imam Hasan) lahir pada tahun 232 H. dan wafat pada tahun 260 H. Ia adalah ayah Muhammad yang dinamai oleh Syi’ah dengan “al-muntazhar”.
b. ’Imaduddin Abul Fida Ismail bin Nuruddin Asy-Syafi’i (wafat 732 H.) menulis: “Ali Al-Hadi wafat pada tahun 254 di Samirra. Ia adalah ayah Hasan Al-Askari dan imam kesebelas dari dua belas imam serta ayah Muhammad Al-Muntazhar yang menghilang di sirdab (ruang bawah tanah yang dimiliki oleh mayoritas rumah-rumah di Timur Tengah–pen.) dan lahir pada tahun 255 H.”.
c. Ibnu Hajar Al-Haitsami Al-Makki Asy-Syafi’i (wafat 974 H.) dalam kitab Ash-Shawaa’iqul Muhriqah.
d. Nuruddin Ali bin Muhammad bin Shabbagh Al-Maliki (wafat 855 H.).
e. Abul Abbas Ahmad bin Yusuf Ad-Dimasyqi (wafat 1019 H.) dalam kitab Akhbaarud Duwal wa Atsaaru Uwal.
f. Hafizh Abu Abdillah Muhammad bin Yusud Al-Ganji Asy-Syafi’i (wafat 658 H.) dalam buku Kifaayatut Thaalib.
g. Khojah Parsa Al-Hanafi dalam kitab Pashlul Khithaab.
h. Ibnu Thalhah Kamaluddin Asy-Syafi’i (wafat 654 H.) dalam kitab Mathaalibus Sauul fi Manaaqib Aalir Rasuul.
i. Syamsuddin Abul Muzhaffar Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi (wafat 654 H.) dalam kitab Tadzkiratul Khawwaash.
j. Abdul Wahhab Asy-Sya’rani Asy-Syafi’i Al-Mishri (wafat 973 H.) dalam kitab Al-Yawaaqiit wal Jawahiir.
Pada kesempatan ini kami haturkan kepada para pembaca yang budiman ucapan-ucapan suci yang pernah diucapkan oleh Imam Mahdi a.s. dengan harapan semoga ucapan-ucapan tersebut dapat menjadi penunjuk jalan bagi kehidupan kita.
1. Imam Mahdi a.s. memperhatikan kita
“Kami tidak akan lupa untuk menjaga kalian, dan tidak akan lalai untuk mengingat kalian. Jika tidak karena hal itu, segala kesulitan akan menimpa kalian dan para musuh akan melahap kalian. Oleh karena itu, takutlah kepada Allah dan bantulah kami”.
2. Kebenaran pasti menang
Allah tidak menghendaki dari kebenaran kecuali Ia akan menyempurnakannya dan dari kebatilan kecuali kehancurannya. Ia bersaksi terhadap apa yang saya katakan ini”.
3. Munculnya kebenaran
“Jika Allah mengizinkan kami untuk berbicara, niscaya kebenaran pasti akan muncul, kebatilan akan sirna dan segala kesulitan akan terangkat dari kalian”.
4. Rahasia bersin
Nasim, salah seorang pembantu Imam Mahdi a.s. bercerita: Imam berkata kepadaku: “Apakah kuberitahukan kepadamu tentang rahasia bersin?”
“Ya”, jawabku singkat.
“Bersin adalah pengaman dari kematian selama tiga hari”, jawabnya.
5. Izin pemilik
“Tidak diperbolehkan bagi seseorang untuk menggunakan milik orang tanpa seizinnya”.
6. Pengaman penduduk bumi
“Aku adalah pengaman bagi penduduk bumi sebagaimana bintang-bintang di langit adalah pengaman bagi penduduk langit”.
7. Merujuk kepada para “perawi” hadis
“Ada pun peristiwa dan problema-problema yang terjadi di tengah-tengah kalian, merujuklah kepada para “perawi” hadis kami (untuk menyelesaikannya). Karena mereka adalah hujjahku atas kalian dan aku adalah hujjah Allah atas mereka”.
8. Bak matahari di balik awan
“Mereka dapat mengambil manfaat dari keberadaanku meskipun aku ghaib sebagaimana mereka dapat mengambil manfaat dari matahari ketika tertutup awan”.
9. Imam a.s. mengetahui kita
Ilmu kami meliputi seluruh berita berkenaan dengan kalian dan tidak satu pun darinya yang terlewatkan dari ilmu kami”.
10. Perbanyaklah doa untuk kemunculanku
“Perbanyaklah doa supaya kemunculanku cepat. Karena kemuncunlanku adalah sebuah kejembaran bagi kalian”.