Pidato Rahbar di Haul Imam Khomeini ra ke 25
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan pada hari Rabu (4/6) bahwa Republik Islam Iran adalah penentu menyangkut kebijakan-kebijakan regional.
Berpidato pada acara haul Imam Khomeini ra ke-25 yang dipusatkan di komplek makam beliau di Tehran, Ayatullah Khamenei menambahkan, Republik Islam bangkit sendirian melawan rezim Zionis Israel, yang didukung oleh kekuatan arogan dunia, memerangi penindasan dan membela kaum tertindas.Seraya menyinggung sosok Imam Khomeini ra, Rahbar menjelaskan dalam ajaran Imam Khomeini ra, kekuasaan yang diperoleh melalui perbuatan curang dan kekuatan, tidak akan diterima. Namun, kekuasaan yang dihasilkan dari pemilu akan bermakna.
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menandaskan, negara-negara Eropa terjebak dalam sebuah kesalahan besar strategis, di mana mengabdikan dirinya untuk Amerika Serikat.
Berbicara tentang upaya-upaya Amerika terhadap negara dan bangsa Iran, Rahbar mengatakan, “AS telah menempuh semua cara untuk melawan sistem pemerintahan kita yang Islami, tapi berkat anugerah Tuhan, semua aksi mereka gagal.”
“Menurut Amerika, saat ini serangan militer bukan sebuah prioritas. Mereka menyadari bahwa aksi militer sebagaimana berisiko bagi negara-negara yang diserang, terkadang juga memiliki risiko yang sama bagi negara agresor dan bahkan bahaya yang ditimbulkan bisa lebih besar,” jelas Rahbar.
Pada kesempatan itu, Ayatullah Khamenei juga menyinggung aksi kelompok Takfiri yang anti-Syiah di berbagai wilayah. Namun, mereka bukan musuh utama.
“Musuh utama adalah pihak yang memprovokasi mereka dan mendanai mereka. Ketika motivasi kelompok itu mulai melemah, mereka akan memotivasinya lagi lewat berbagai sarana dan menebarkan benih perpecahan di antara kelompok dungu tersebut dan masyarakat Iran,” ujar Rahbar.
Menurut Rahbar, kelompok-kelompok dengan nama Salafi dan Takfiri yang menyerang sistem Republik Islam atas nama Islam pada dasarnya mereka adalah orang-orang yang termakan tipuan.
“Jika musuh berpikir bahwa Kebangkitan Islam telah padam, ini adalah salah satu dari kesalahan lain mereka, sebab Kebangkitan Islam mungkin saja sudah ditumpas di beberapa titik, namun dengan yakin akarnya tidak bisa dicabut dan akan menyebar luas,” tegasnya.
Imam Khomeini ra adalah bapak pencetus Revolusi Islam Iran 1979, yang menyebabkan penggulingan rezim despotik Shah Pahlevi yang didukung AS di Iran. Imam Khomeini ra meninggal dunia pada tanggal 4 Juni 1989 di usia 87 tahun. (IRIB Indonesia/RM)