Kegiatan Alumni; Sekilas Kegiatan Akhawat di Bumi Kartini
Khadijah Alam
Saat ini komunitas Ahlulbait di Indonesia sudah tersebar di hampir semua wilayah, termasuk daerah kecamatan Bangsri, Jepara. Bahkan bisa dikatakan daerah ini memiliki penganut mazhab Ahlulbait terbanyak di Jawa Tengah.
Tersebarnya ajaran Ahlulbait Rasulullah di Bangsri karena jasa ulama besar ust. Abdul Qodir Bafagih. Saat ini perjuangan beliau diteruskan oleh para putra dan cucunya, yang rata–rata adalah alumni hauzah Qum Iran.Mengingat begitu banyaknya penganut mazhab Ahlulbait di Bangsri, maka para ustad dan aktivis terdorong untuk mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti majlis taklim, majlis doa tawasul, Fatimiyah, Zaenabiyah, dan sebagainya. Bahkan disini sudah berdiri sejumlah lembaga pendidikan seperti Madrasah Diniyah Al-Hasanain,TPQ Al-Khairat,dan TPQ Al-Husaini.
Di sini juga terdapat sejumlah organisasi sosial seperti BUMI (Bakti Umat Masjid Indonesia) dan HIKDMAT (Himpunan Komunitas Peduli Umat). Semua itu bertujuan untuk berkhidmat kepada masyarakat tanpa melihat golongan dan mazhab. Aktifitas yang dilakukan adalah dalam bentuk membersihkan masjid, bedah rumah,membantu korban bencana alam,memberi santunan kepada kalangan yang kurang mampu, memberi tunjangan pendidikan bagi anak yang kurang mampu, dan sebagainya. Motif utama dari semua aktifitas ini adalah sabda Rasulullah saw: “Sebaik–baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.” Alhamdulilah, masyarakat sangat mendukung kegiatan ini sehingga kerukunan antarmazhab bisa lebih kuat.
Mengingat banyaknya kegiatan yang ada di daerah Bangsri, saya tidak mungkin menjelaskan semuanya dalam satu kesempatan. Dalam kesempatan kali ini, saya ingin menjelaskan kegiatan akhwat, khususnya majlis taklim Fatimiyah yang berdiri pada tanggal 25 Oktober 1995 dan beranggotakan kurang lebih 200 akhwat.
I.VISI MISI FATIMIYAH
1. Meningkatkan SDM akhwat supaya menjadi manusia yang unggul dalam segala hal khususnya ilmu keagamaan.
2. Meningkatkan kebersamaan antar sesama.
3. Menyambung tali silaturahmi antarakhwat yang tersebar di berbagai daerah dan kota.
4. Berkhidmat untuk sesama.
II. PROGRAM-PROGRAM FATIMIYAH
1. Mengadakan majlis taklim yang diadakan 2 minggu sekali secara bergilir dari musholla di suatu ke musholla di daerah lain.
2. Mengadakan peringatan-peringatan wiladah dan syahadah para maksumin.
3. Mengadakan peringatan milad Sayyidah Fatimah as se-Jawa Tengah.
4. Mengadakan peringatan syahadah Imam Husain as (khusus akhwat) se-Jawa tengah.
5. Memberikan santunan untuk anak yatim, anggota Fatimiyah yang sakit, dan keluarga anggota Fatimiyah yang meninggal dunia.
6. Mengadakan Studi Tour ke berbagai yayasan Ahlulbait.
7. Mengadakan Sanlat dan Training untuk anak-anak serta remaja di bulan suci Ramadhan.
8. Mengadakan Safar Religi (berziarah ke makam para ulama.)
9. Mengadakan program Pelatihan Ketrampilan (menjahit, memasak, dan komputer.)
10. Mengadakan rapat pengurus Fatimiyah 1 bulan sekali.
Aktifitas Teraktual Fatimiyah di Ramadhan 1435 H
Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1435 H, Fatimiyah bekerjasama dengan para donatur menyelenggarakan Pesantren Kilat dengan tujuan membangun generasi yang cinta dengan Al-Quran dan Ahlulbait Rasulullah saw.
Kegiatan ini diikuti anak anak SD sampai SMA dari berbagai daerah di kecamatan Bangsri, seperti Guyangan, Slagi, Bangsri, Montro, Kedung Leper, dan Sendang Sari.
Adapun materi yang diberikan tahun ini adalah dasar-dasar ushuluddin. Di akhir Sanlat, peserta mengadakan kunjungan ke panti asuhan dengan membawa takjil dan sembako untuk anak-anak yatim.
Kegiatan sanlat yang merupakan program tahunan ini adalah kegiatan yang sangat digemari dan ditunggu–tunggu oleh anak-anak, karena dalam kegiatan tersebut para ustadz dan ustadzah dalam menyampaikan pelajaran lebih banyak menggunakan sistem multiple intelegence. Dengan demikian, materi lebih bisa dicerna oleh anak-anak serta bisa terjalin keakraban antara pengajar dan pelajar. Selain itu, suasana pembelajarannya juga lebih santai dan hidup.
Acap kali materi itu disampaikan di luar ruangan gedung yaitu di perkebunan atau di pematang sawah supaya anak-anak lebih bisa merasakan kebesaran Allah swt melalui ciptaan-Nya. Di sana para pemateri berusaha menjelaskan proses terciptanya tanaman-tanaman sehingga anak akan lebih banyak bersyukur kepada-Nya.
Selain materi pembelajaran, dalam kegiatan sanlat juga diadakan tadarusan bersama untuk lebih mengakrabkan dengan Al-Quran, sholat berjamaah, serta buka bersama supaya terjalin kebersamaan antara peserta sanlat yang datang dari berbagai daerah.
Tahun ini, acara sanlat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Para ustadzah di penutupan acara, di ruangan yang hanya disinari oleh lilin-lilin kecil sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina, khususnya anak-anak yang tak berdosa yang dibombardir tentara Israel, mengajak peserta sanlat untuk merenung dan berdoa. Supaya acara terebut lebih menggugah hati, salah satu ustadzah membacakan cerita salah satu anak Palestina yang syahid dan berani mengorbankan dirinya untuk melindungi ibu dan adiknya dari serangan keji tentara Israel. Subhanallah, ketika mendengar cerita itu, banyak anak yang menangis karena terharu, bahkan ada yang ingin menjadi relawan untuk membantu warga Palestina. Kami benar–benar berharap dengan acara seperti ini anak–anak peserta sanlat kelak bisa menjadi manusia yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kaum tertindas.
Acara sanlat akhirnya kami akhiri dengan membaca doa untuk Shahibuz Zaman Al-Mahdi af dan bersalam salaman. Semoga Allah swt dan para maksumin, khususnya Imam Mahdi af meridhai langkah- langkah kami ini, amin.