Logika, Cara Berpikir Benar dan Kritis
Apa itu logika? Ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip umum untuk diterapkan dalam proses berpikir benar. Sebagai ilmu terapan, Logika tidak dimaksudkan untuk dipelajari dan dikuasai semata-mata, tetapi pada tahapan berikutnya semestinya digunakan dalam menjelaskan dan membuktikan berbagai masalah dalam ilmu lain. Oleh karena itu, Logika disebut juga sebagai ilmu pelayan (al-‘ilm al-khadim) atau ilmu alat (instrumental science).
Patut dicatat sejak awal bahwa kaidah-kaidah yang dipelajari dalam Logika bukanlah hasil konvensi, kesepakatan dan pengukuhan pihak tertentu. Populer dikenal bahwa Aristoteles adalah orang pertama yang menyusun Logika. Ia bapak Logika. Ini bukan berarti ia peletak kaidah-kaidah itu dari yang asalnya tidak ada menjadi ada. Setiap manusia dicipta dengan karakter berpikir. Tanpa berpikir, ia kehilangan esensi kemanusiaannya. Dan dalam berpikir, terdapat pola-pola yang menghasilkan pikiran yang benar. Aristoteles mempelajari perilaku berpikir dan berupaya mengamati pola-pola berpikir tersebut, kemudian merumuskannya dalam bentuk kaidah-kaidah berpikir dan mendisiplinkannya dalam satu bidang ilmu: Logika. Jadi, pada diri setiap orang sudah ada kaidah-kaidah itu, hanya Aristoteles membantu kita untuk lebih mudah menyadari kaidah-kaidah tersebut sebagai perilaku yang berkesadaran.
Lantas, apa subjek utama Logika? Ada tiga subjek yang dipelajari dalam Logika, yaitu definisi (penjelasan makna), inferensi (pembuktian pernyataan dan penyimpulan), metode penelitian. Untuk itu, Logika menyediakan prinsip-prinsip definisi, prinsip-prinsip penyimpulan, dan prinsip-prinsip metode penelitian ilmiah. Namun, secara umum, dari ketiga bidang ini, para logikawan mengamati lebih umum lagi subjek utama Logika, yaitu pengetahuan. Pengetahuan di sini bukan pengetahuan yang mempresentasikan objek di luar, karena ia akan menjadi subjek utama Epistemologi, bukan pula sebagai realitas yang ada dalam pikiran, karena ia akan menjadi subjek utama Ontologi, tetapi pengetahuan yang ada dalam pikiran sebagai alat untuk menjelaskan dan membuktikan pengetahuan lain.
Dalam kaitannya dengan definisi, Logika mengajarkan bagaimana mendefinisikan sesuatu dengan definisi yang menjelaskan hakikat sesuatu itu atau menerangkan maknanya. Dan dalam hubungannya dengan penyimpulan, Logika mengajarkan bagaimana pengetahuan kita menghasilkan kesimpulan yang benar, juga membuktikan benar atau salahnya suatu pikiran atau pendapat. Pada akhirnya, Logika menjelaskan bagaimana meneliti objek pengetahuan dengan penelitian yang sistematis sehingga penelitian tersebut terhindar dari kemandulan yang tidak menghasilkan kesimpulan atau terjerumus dalam kesalahan.
Untuk apa mempelajari Logika? Ada banyak manfaat mempelajari ilmu alat ini, di antaranya:
- Sudah jelas bahwa semua ilmu merupakan hasil pemikiran manusia. Tidak kalah jelasnya pula bahwa ketika manusia berpikir, kadang dia mendapatkan kesimpulan yang benar dan dapat diterima dan kadang juga berakhir pada kesimpulan yang salah dan tidak dapat diterima. Pemikiran manusia secara alami cenderung mengarah kepada kebenaran dan, dalam keadaan sekunder, cenderung keliru. Supaya pemikiran itu dapat selamat dari kesalahan dan supaya kesimpulannya benar, manusia memerlukan prinsip-prinsip umum yang menyediakan ladang berfikir yang benar baginya selama dia mengikuti petunjuk prinsip-prinsip tersebut. Ilmu yang berperan dalam menetapkan dan memberikan prinsip-prinsip umum supaya dapat berpikir benar adalah Logika. Dengan demikian, keperluan kita dalam mempelajari Logika merupakan sesuatu yang penting dan harus dipenuhi supaya pemikiran ilmiah kita bisa menjadi benar dan menghasilkan kesimpulan yang dapat diterima. Atas dasar ini, Logika dianggap sebagai satu-satunya dasar dan landasan awal bagi seluruh pengetahuan manusia.
- Di samping itu, dengan mempelajari prinsip-prinsip Logika, kita mampu melakukan kritik terhadap pemikiran dan teori-teori ilmiah hingga berbagai macam kesalahan yang terdapat pada pemikiran atau teori tersebut menjadi jelas pada kita dan kita bisa mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan mereka.
- Bukan hanya berguna dalam mengkritik, Logika juga amat membantu kita dalam mengidentifikasi kesalahan dalam berpikir. Layaknya seorang dokter, seorang yang berpikir logis juga akan memeriksa suatu pemikiran dengan mendiagnosa ‘penyakit’ apa saja yang merusak pemikiran tersebut, lalu meluruskannya dan mengajukan solusi yang benar. Maka itu, Logika bukan semata-mata ilmu yang mengajarkan bagaimana berpikir benar, tetapi juga mengajarkan bagaimana terhindar dari berpikir keliru. Dalam Logika, bagian yang mempelajari pola-pola berpikir keliru disebut dengan falasi (fallacy/al-mughalathah).
- Dengan adanya pengetahuan akan prinsip-prinsip Logika, kita juga mampu membedakan antara metode metode ilmiah yang benar atau menghasilkan kesimpulan yang benar dan metode-metode ilmiah yang salah atau menghasilkan kesimpulan yang salah.
- Melalui pemahaman akan prinsip-prinsip Logika, kita mampu membedakan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang beraneka ragam dan kita juga bisa membandingkan prinsip-prinsip tersebut dengan memperhatikan titik temu atau kesamaannya dan titik beda atau ketidaksamaannya.
Dengan demikian, nilai penting mempelajari Logika adalah peran ilmu ini dalam menunjang kemampuan berpikir yang benar dan mengidentifikasi kesalahan berpikir dalam berbagai aktivitas meneliti, mengkritik, meluruskan pandangan dan pemikiran, serta mampu bernalar di berbagai medan pemikiran.