Menelaah Tujuan Ayat kursi
Ayat kursi
لا اله الا هو
عن رسول اللَّه صلى اللَّه عليه و آله و سلم أنه قال : إن أعظم أية فى القرآن أية الكرسي
Dari Rasulullah SAW, beliau berkata, “Sesungguhnya ayat teragung dalam Alquran adalah ayat kursi [1]
عن علي عليه السلام قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه و اله و يقول يا علي سيد الكلام القران و سيد القران البقرة و سيد البقرة اية الكرسي يا علي ان فيها لخمسين كلمة في كل كلمة خمسون بركة [2]
Ali as berkata:” Aku mendengar Rasulullah SAW berkata, wahai Ali ucapan tertinggi adalah Alquran, bagian quran tertinggi adalah Albaqarah, bagian tertinggi albaqarah adalah ayat kursi. Wahai Ali sesungguhnya didalamnya terdapat lima puluh kata dan disetiap kata terdapat lima puluh keberkahan.”
Kita sebagai orang Indonesia memiliki budaya tahlilan, kegiatan mingguan atau pada saat memperingati haul orang-orang yang kita hormati, seperti orang besar, orang tua, kyai, habaib dll. Salah satu ayat Quran yang didawamkan dalam tahlilan adalah ayat Qursi, salah satu ayat dari surat albaqarah.
Ayat kursi adalah ayat yang istimewa. Penamaan ayat ini dengan ayat kursi bukan atas ide masyarakat. Pencetus nama ini adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Setelah itu para sahabat dan tabiin serta masyarakat turut serta menyebut ayat ini dengan ayat kursi.
Dalam ayat istimewa ini Allah robul alamin menyebutkan sifat tertunggi ketuhanan, sebagai Zat yang paling tepat disembah. Berikutnya disebutkan juga kehidupan, kiyamat, kepemilikan, ilmu, kuasa yang tak akan tergoyahkanNya.
Didalam ayat kursi enam belas kali dibahas tentang Allah SWT. Kadang dengan menyebut nama, sifat atau dengan kata ganti. Karena alasan ini ayat kursi disebut sebagai pembawa pesan tauhid bagi manusia. Hal ini sangat jarang bisa kita temui di dalam Alquran alkarim. Sebuah pelajaran tentang ketuhanan yang mendalam dan penuh makna. Petunjuk manusia dalam melewati jebakan syirik dan kekeliruan. Benar, ditempat lain ada kalimat berisi tauhid seperti
لا اله الا الله
Tiada tuhan kecuali Allah[3]
لا اله الا هو
Tiada tuhan kecuali Dia[4]
لا اله الا انتَ
Tiada tuhan kecuali Engkau[5]
لا اله الا أنا
Tiada tuhan kecuali Aku[6]
Tapi dari semua ayat-ayat ini tidak sebegitu dalam dan luas dalam memaparkan sifat-sifat Maha Esa Allah SWT sebagaimana terkandung dalam ayat kursi.
Dari sisi nilai maknawi ayat kursi. Hadis dari Imam Ali as bahwa ayat kursi adalah sayidul Al-Baqarah, menjelaskan bahwa ayat ini sangatlah penuh nilai. Beliau juga pernah berkata bahwa setelah mengetahui fadhilah membaca ayat kursi maka saya (imam Ali as) tidak pernah melewatkan malam kecuali sudah membaca ayat tersebut.[7]
Jumlah ayat Kursi
Ada yang berpendapat bahwa ayat kursi itu tiga ayat. Pendapat lain mengatakan bahwa ayat kursi itu hanya satu ayat saja.
Ayat kursi dimulai dengan
الله لا إله إلاّ هو
Dan diakhiri dengan
وهو العلي العظيم
اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضَ وَلاَ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allah, tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui segala yang berada di hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sedikit pun dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Disini kita tidak sedang meneliti perihal ini, jadi tidak bisa membahasnya secara lebih terperinci, insyaallah akan dibahas pada tulisan yang terpisah.
Ayat kursi memiliki tujuan
Tujuan asli dari ayat kursi adalah mengajak manusia mentuhidkan Allah SWT. Manusia menjadi penyembah utuh yang Maha Esa, tidak lagi meletakkan bentuk penghambaan kepada selainNya. Ayat ini ingin memperkenalkan bahwa Allah SWT adalah sembahan hakiki, mewujudkan dalam diri manusia ruh penyembahan kepada Tuhan yang Esa. Memurnikan diri dari segala kehinaan dan merubahnya menjadi nilai-nilai kemuliaan.
Kesimpulan
Mendawamkan ayat Kursi seyogyanya kita barengi dengan pemahaman, bahwa kita sedang diingatkan untuk secara maksimal mengesakan Tuhan, mengakui Keesaan Tuhan, dan lebih dari itu menyembahnya dengan kesempurnaan penyembahan.
[1] Tafsir Ruhul Ma’ani, Juz 3, hal 10.
[2] Tafsir Majmaul Bayan, juz 1, hal 360.
[3] Shaffat: 35
[4] Qs Albaqarah: 163
[5] Qs AlAnbiya: 87
[6] Qs Nahl: 2.
[7] Tafsir nemune, Juz 2, Hal 191.