Mindset Kaya Nabi Muhammad Saw
Suparno, MA____ Sebelum kita menelisik mindset orang kaya dari Nabi Muhammad Saw. Pertama kita uraikan apakah Nabi Muhammad Saw adalah orang kaya atau orang miskin. Ada kelompok yang menilai bahwa Nabi Muhammad SAW itu orang miskin sehingga pada akhir hayat beliau tidak mewariskan apa-apa. Wasiat yang beliau berikan hanya shalat, shalat, dan shalat. Jadi Fatimah as disebut-sebut tidak mendapatkan warisan harta sepeser pun dari Nabi Muhammad Saw. Satu-satunya warisan Nabi hanyalah akhlak mulia dan ilmu agama. Khususnya bagi kelompok yang menilai bahwa politik, teknologi, ilmu data analisis, ekonomi, industri dan semacamnya bukan bagian dari ilmu agama.
Menurut kelompok ini Nabi Muhammad hidup sederhana ’miskin’ dan mengutamakan kehidupan sederhana dan hanya fokus mendekatkan diri kepada Allah. Padahal sederhana bukan berarti miskin. Namun disisi lain mereka juga berkata bahwa Beliau sering memberikan harta dan waktu untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Mereka juga menilai bahwa pada masa hidupnya, Nabi Muhammad dan keluarganya sering mengalami kesulitan ekonomi, terutama selama masa awal misi kenabiannya di Mekah, ketika mereka menghadapi penindasan dan penganiayaan oleh kaum Quraisy. Namun, setelah berhijrah ke Madinah dan dengan berkembangnya umat Islam, situasi ekonomi mereka membaik, tetapi Nabi Muhammad tetap hidup sederhana dan tidak mengumpulkan kekayaan untuk dirinya sendiri.
Mereka juga menilai kalau kekayaan Nabi Muhammad lebih kepada kekayaan spiritual, ilmu, dan moral daripada kekayaan materi. Beliau dikenal sebagai teladan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam hal-hal seperti keadilan, kemurahan hati, kerendahan hati, dan ibadah kepada Allah.
Merusak Islam dengan Merusak Citra Nabi Muhammad Saw
Untuk merusak citra Islam hal pertama dan utama adalah merusak citra pembawa agama Islam yaitu Nabi Muhammad SAW. Hal ini juga tidak bisa dilakukan dengan mengatakan bahwa beliau itu bodoh, itu tidak modern, atau berbagai celaan fulgar yang lain.
Tindakan nyata yang disadari atau tidak adalah dengan merusak sejarah beliau, merusak citra beliau ditengah-tengah umat Islam. Termasuk pernyataan yang mengatakan bahwa beliau itu miskin, adalah bagian dari upaya merubah sejarah demi merusak citra Nabi Muhammad SAW. Ditulisnya The Satanic Verses adalah bagian dari upaya ini.
Mari Kita Analisa
Nabi Muhammad SAW disebut selalu sering memberikan harta, beliau setiap hari bersedekah membantu orang fakir maupun miskin, beliau menjadi penyokong ekonomi bagi para janda yang ditinggalkan suami karena syahid di medan perang. Kalau beliau orang miskin, orang yang tidak bisa mencari uang, tidak paham pengelolaan ekonomi, beliau tidak bisa membantu setiap hari. Beliau tidak pernah dalam catatan sejarah membuka “rekening” sehingga umat islam mengirimkan uang ke beliau agar beliau bisa berbuat baik membantu fakir, miskin, janda dan anak-anak yatim. Beliau membantu sesuai kemampuan yang beliau miliki.
Nabi Muhammad SAW mengkonsumi daging kambing setidaknya 40 hari sekali. Apakah Nabi memakan daging itu sendiri atau juga bersama keluarga dan orang sekitar? Tentu beliau tidak memakannya sendirian. Mengkonsumsi daging kambing 40 hari sekali tidak bisa dilakukan jika Nabi orang miskin. Beliau memang tidak menumpuk kekayaan tapi beliau tidaklah miskin. Rizki beliau juga berlimpah ruah, buktinya bisa membantu banyak orang, setiap hari bersedekah dan membantu ekonomi orang lain.
Nabi Muhammad SAW dan mindset orang kaya
Jelas Nabi adalah sosok dengan mindset orang kaya, beliau adalah orang yang rajin, tidak pernah mau membebani orang lain misalnya dengan berhutang kepada orang lain. Beliau adalah orang yang ibadahnya tidak ada yang bisa mengalahkan. Banyak dari ibadah adalah jalan yang membuat rizki menjadi lancar.
Seperti apakah Mindset orang kaya itu. Coba disini kita urai beberapa ciri umum yang dapat ditemukan dalam mindset mereka. Setelah itu kita lihat apakah nabi Muhammad SAW memiliki semua ciri-ciri tersebut atau sebagian darinya.
Orang kaya itu berorientasi pada kesempatan. Orang kaya cenderung melihat peluang dalam setiap situasi dan siap mengambil risiko untuk mencapai tujuan mereka. Mereka memiliki pandangan optimis terhadap masa depan dan percaya bahwa mereka memiliki kontrol penuh atas kehidupan mereka.
Mereka adalah sosok yang fokus pada pembelajaran. Orang kaya memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan selalu mencari kesempatan untuk belajar dan berkembang. Mereka melihat kegagalan sebagai pelajaran berharga dan kesempatan untuk tumbuh menjadi lebih baik.
Memiliki mentalitas pengusaha. Mentalitas pengusaha mengacu pada pola pikir, sikap, dan karakteristik khusus yang dimiliki oleh para pengusaha dan wirausahawan. Mentalitas ini memainkan peran penting dalam membantu individu mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis.
Secara mental mereka memiliki pola pikir yang proaktif dan inovatif. Mereka tidak takut mencoba hal-hal baru dan selalu berusaha menciptakan nilai tambah dalam segala yang mereka lakukan. Mereka melihat uang sebagai alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan akhir itu sendiri.
Orang kaya adalah orang yang memiliki ketahanan yang tinggi. Orang kaya mampu menghadapi tantangan dan mengatasi rintangan dengan mental yang kuat. Mereka memiliki tekad yang tidak goyah dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan.
Memiliki pemikiran jangka panjang. Memiliki pemikiran jangka panjang adalah kemampuan untuk melihat gambaran besar dan berfokus pada tujuan, rencana, dan hasil yang akan tercapai dalam jangka waktu yang lebih lama. Ini melibatkan pengakuan bahwa tindakan dan keputusan saat ini dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada kehidupan dan tujuan di masa depan.
Orang kaya memiliki visi jangka panjang dan berfokus pada tujuan jangka panjang yang lebih besar daripada kesenangan instan. Mereka melakukan perencanaan yang baik dan memiliki strategi yang terarah untuk mencapai tujuan mereka.
Orang kaya memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengelola keuangan mereka dengan bijak. Mereka membentuk kebiasaan menghemat, berinvestasi, dan memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana menghasilkan pendapatan pasif. Kesadaran keuangan adalah pemahaman dan kesadaran individu tentang keuangan pribadi mereka, termasuk pendapatan, pengeluaran, tabungan, investasi, hutang, dan perencanaan keuangan. Kesadaran keuangan mencakup pemahaman tentang bagaimana mengelola uang secara bijak, membuat keputusan keuangan yang tepat, dan merencanakan masa depan keuangan.
Mereka memiliki pandangan positif terhadap kesejahteraan dan kekayaan, serta menghargai kebahagiaan, kesehatan, dan hubungan yang seimbang dengan orang lain. Mentalitas kesejahteraan bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.
Mentalitas kesejahteraan menekankan pentingnya mencari kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa mencakup berinvestasi waktu dalam aktivitas yang disukai, berhubungan dengan orang yang menciptakan perasaan positif, dan menghindari perilaku yang merugikan kesejahteraan.
Dari mindset umum yang biasa dimiliki orang kaya jelas sekali bahwa Nabi Muhammad SAW termasuk orang yang memiliki mindset kaya. Beliau kaya tapi sederhana dan tidak menumpuk kekayaan.