Muharam Awal Peradaban Islam
Tahun baru Hijriyah dihitung mulai terjadinya hijrah Rosulullah dari Mekah ke Yatsrib. Yatsrib setelah hijrahnya Nabi berubah menjadi Madinah. Madinah memiliki akar kata sama dengan tamadun. Madinah dapat diartikan kota sedangkan tamadun dapat diartikan peradaban. Jadi dapat dikatakan bahwa Madinah adalah tempat lahir, tumbuh dan berkembangnya peradaban. Peradaban dan budaya tumbuh karena ada interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya dan karena ada interaksi antar sesama manusia.
Individu yang baik, lahir dan tumbuh berkembang dari masyarakat yang baik. Sedangkan masyarakat yang baik, lahir dan tumbuh berkembang dari individu yang baik. Tapi kadang ada manusia yang lahir justru dari lingkungan dan masyarakat yang tidak kondusif. Salah satu contohnya adalah Nabi Muhammad SAW. Ia lahir pada tahun 571 M di kota Mekah di lingkungan masyarakat buta hurup dan masyarakat Jahiliyah.
Rosulullah berupaya memberi cara pandang yang berbeda tentang alam dan lingkungan kepada masyarakat Arab. Keberhasilan perjuangan beliau diawali dengan membangun masyarakat baru yang berbasis nilai-nilai Ilahiah. Bangsa Arab yang dikenal sebagai bangsa yang keras dan suka berperang, saling membunuh, merendahkan harkat perempuan, menyembah berhala atau dengan kata lain bangsa yang tidak beradab. Kemudian datang ajaran Islam yang mengajarkan bangsa Arab agar menjadi bangsa yang beradab. Mungkin ini salah satu alasan mengapa kota Yatsrib diganti namanya menjadi Madinah atau tempat yang beradab atau tempat tumbuh berkembangnya peradaban.
Peradaban Umat Islam
Sebagaimana yang dipaparkan pada materi terdahulu bahwa tatanan peradaban Islam dibangun lewat membangun Masjid, sebagai lembaga awal membangun peradaban Islam. Peradaban Islam lahir, tumbuh dan berkembang dari Masjid. Lembaga pendidikan dan rumah sakit merupakan produk turunan dari Masjid.
Peradaban merupakan salah satu tujuan diutusnya Nabi sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi “sesungguhnya tidak diutus aku kecuali untuk menyempurnakan akhlak”. Akhlaq merupakan bagian dari adab. Bahkan dengan adablah manusia dapat mengelola dirinya dan lingkungannya dengan baik dan benar.
Adab umat Islam yang paling utama adalah mengenal Tuhan dan berbuat segala sesuatunya bersandarkan pada Tuhan. Peradaban Islam dapat dikatakan peradaban yang menyemaikan nilai-nilai ke-Tuhan-an. Tuhan menjadi awal dan akhir perjalanan manusia.
Membangun Masyarakat Beradab
Masyarakat secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu “syaraka” yang berarti ikut serta atau saling bergaul. Sedangkan secara terminologi kata masyarakat dapat diartikan sebagai kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan suatu sistem adat istiadat tertentu dan terikat oleh rasa identitas komunitas (Koentjaraningrat).
Masyarakat madinah adalah masyarakat yang cukup heterogen yang mana sebelum kedatangan Rosulullah para penduduk Yatsrib saling berperang satu sama lain. Rakyat Madinah tentunya merasa tidak nyaman dan tidak tenang terhadap kondisi yang dihadapi. Oleh karena itu mereka berusaha mencari solusi dan upaya agar terjadi kedamaian dalam kehidupan mereka.
Mereka dipersatukan oleh pemimpin yang dikenal akan keadilannya, kejujurannya, serta ketinggian ilmunya. Pribadi seperti Rosulullah adalah pribadi yang dibutuhkan oleh masyarakat Madinah. Mereka meminta Rosulullah untuk datang ke Madinah. Masyarakat Islam ditegakkan atas kesukarelaan dan keinginan masyarakat. Oleh karena itu Islam tegak dan berdiri di Madinah dengan dukungan masyarakat Madinah yang ditopang oleh kaum Muhajirin sahabat setia Rosulullah.
Masyarakat Madinah dipersatukan dengan identitas Islam sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya baru dibangun mulai dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshor. Bagi yang berbeda keyakinan Rosulullah membangun hubungan saling toleran yang diawali dengan mengadakan perjanjian dengan kaum Nasrani dan Yahudi. Perjanjian tersebut disebut Piagam Madinah.
Kepemimpinan, Administrasi, dan Konsultasi
Dalam melaksanakan kepemimpinan nabi melakukan musyawarah dengan para sahabatnya. Kebijakkan dalam perang seperti perang Badar dan perang Uhud Nabi melakukan konsultasi dengan para sahabatnya. Sikap lemah lembut dan sifat pemaaf Nabi direkam al Qur’an dalam surat al Imran ayat 159 yang berbunyi “Maka disebabkan rahmat Allah lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…..”
Di Madinah Nabi mendirikan sekretariat khusus dalam rangka melaksanakan tugas-tugas administrasi baik pencatat wahyu, draft perjanjian,berbagai transaksi dan membuat surat-surat khusus. Tugas-tugas administrasi yang dijalankan pada masa kepemimpinan Rosulullah tercatat dalam buku sejarah “Tarikh Ibn Wajih, al Ya’qubi, at Tanbih wa Isyraf” karya Mas’udi, “Mu’jam al Buldan” karya al-Bilazari, dan “at-Thabaqot” karya Ibn Sa’ad.
Mendorong Pengetahuan
Lahirnya Islam di Madinah sebagai tatanan baru bagi masyarakat Arab didorong oleh semangat cinta ilmu pengetahuan. Rosulullah sangat menekankan umatnya untuk menuntut ilmu, belajar membaca, hingga belajar bahasa syiria kuno. Beberapa hadits terkenal seperti “Dimanapun kamu mendapati satu ilmu yang berguna, ambil lah! Tak masalah apakah ilmu itu ada pada orang kafir atau orang munafik.” Hadits lain berbunyi “tuntutlah ilmu sekalipun harus pergi ke negri China.” “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.” Dan lain-lain.
Dalam al Qur’an ayat pertama turun berkenaan dengan ilmu yaitu surat al alaq yaitu perintah iqro! Dalam surat al Mujadalah ayat 11 Allah mengangkat derajat orang-orang berilmu. Demikian juga dalam surat al Baqoroh ayat 30 Allah melebihkan Adam AS. Setelah Allah mengajarkan Ilmu kepada Adam AS. Banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan keutamaan ilmu dalam al Qur’an.